"Auch! pelan-pelan bisa ngga sih La?" Carakha memegang lengannya yang tergores. Vanila sedang mengobatinya.
"Jangan cengeng! lagian kenapa bisa kena Tuan Carakha yang hebat!" omel Vanilla kesal. Tangannya tetap bergerak mengobati luka CArakha. Untung hanya goresan yang tak begitu dalam.
Lelaki itu mengangkat tangannya lalu.
Ctak
"Salah siapa coba gue kayak gini?" ucap Carakha sambil menyentil pelan dahi partner kerjanya itu.
"Salah ... elo!"
"Diih" Carakha menggigit bibir bawahnya . Mencoba menahan emosi. "Gue kan sudah bilang lo di dalam mobil saja! Ngga usah ikut duel!"
"Kan gue cuma pengen bantu!"
"Tapi buktinya, mereka malah kabur kan ... arrghhh" Carakha berteriak kesal.
Vanilla menggaruk rambutnya yang tak gatal. Dia tak tahu, tindakannya malah hanya mengacaukan rencana Carakha.
"Salah siapa ngajak gue? padahal ada Rayan juga bukan?!" Gerutu Vanilla. " Ini hari pertama gue datang bulan. Perut gue sempat kram tadi, jadi gue kehilangan konsentrasi.""gumamnya lirih. Tapi masih bisa didengar Carakha.
Carakha merasa bersalah. Dia melirik ke arah Vanilla iba. Sebenarnya bukan salah gadis itu juga, dia hanya berniat membantu. Lagian, dia marah juga karena khawatir pada VAnillla.
"Ya udah lupain aja!" CArakha menyalakan mesin mobilnya.
"Apa gue aja yang nyetir Rakh? tangan lo?"
"Cuma luka kecil!"
Carakha melajukan kendaraannya menuju ke suatu tempat. Butik Emily.
Sambutan hangat diperoleh Vanilla dari Emily. "Apakabar gadis cantik? LAma kita tidak berjumpa!"
"Tan.. eh Emily apa kabar?"
"Kabar baik sayang?" Emily menggandeng tangan Vanilla mengajaknya untuk duduk. Dia bahkan tak menghiraukan Carakha sama sekali. Atau sekedar menyapanya.
"Huh!" CArkha menjatuhkan tubuhnya di sofa di ujung ruangan. Emily hanya meliriknya saja. Namun saat melihat lengan Carakha. Dia bergegas berlari mengambil sesuatu.
"Apa yang terjadi dengan tangamu Rakh?"
"Hanya tergores pisau!"
"Oh My God! kamu tidak pernah berubah! selalu datang ke sini penuh luka!" Emily menyerahkan kotak P3K pada CArakha. "Obati sendiri, seperti biasa!"
Perempuan itu kembali menghampiri Vanila. "Maafkan keponakanku yang sedikt ceroboh itu! Dia memang sering terluka dalam tugasnya"
Vanilla menatap Carakha dengan pandangan yang sulit diartikan. Dia merebahkan tubuhnya sambil terpejam.
"Maaf!" kata itu keluar dari bibir Vanila tanpa disadarinya.
"Maaf untuk apa sayang?"
"Carakha seperti itu karena melindungiku Mill" Vanila menunduk. Merasa bersalah. Emily yang melihat itu hanya tersenyum, sejurus kemudian terdengar suara tawa yang keluar dari bibirnya.
Hahaha
"Tidak usah merasa seperti itu, dia memang sering terluka!"
"Haa?"
"Dia anak yang ceroboh! jadi jangan merasa tak enak!" Emily menggandeng tangan Vanila untuk ikut bersamanya. "Apakah kamu tahu apa tujuan Carakha membawamu ke sini?" bisiknya. Vanilla menggeleng.
"Apa ini berhubungan dengan penyamaran berikutnya?" tebak gadis berambut panjang sepunggung itu.
"Kurang lebih begitu! tapi ada satu hal lagi! diluar itu!" Emily mengerlingkan mata. Lalu membawa Vanila menuju ke ruangan lain. Tak jauh berbeda, di dalam ruangan itu juga penuh dengan pakian. Hanya saja pakaian di sini terlihat lebih berkelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Detective I love You
Roman pour AdolescentsCarakha NAreshwara, seorang detectiva arogan yang selalu dikelilingi wanita, harus bertekuk lutut di hadapan mahasiswa magang, jurusan hukum yang menjadi partnernya, Vanilla Agysta. Dia mengklaim si gadis sebagai miliknya di hari pertama mereka bert...