Bab 12. Trauma

1.4K 223 46
                                    

Carakha memijit pelipisnya. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Bahkan kaos yang dipakainya pun terlihat basah oleh keringatnya.
"Mimpi itu lagi!" Gumamnya. Kepalnya terasa pening. Dia meraih ponsel di samping ia duduk. Pukul 22.00.

Lelaki itu berjalan ke arah balkon. Langit tampak gelap. Kerlip lampu menghiasi. Pikirannya menerawang.

---

"Rakh, mau ke mana?" Seorang wanita paruh baya mencekal tangannya.

"Carakha mau pindah ke apartemen" Dia bersikukuh. 

"Bukan begitu caranya!"  Salma sang ibunda mencoba mencegahnya.

Tapi sia-sia."Maafkan Carakha bun, ijinkan Carakha menenangkan diri sementara waktu!"

"Tapi keputusanmu untuk mengundurkan diri itu tak beralasan! Ayahmu tak akan setuju Rakh" suara Salma mulai meninggi.

"Ini pilihan Carakha, maaf!" Carakha melangkah pergi meninggalkan rumah megahnya, Dia hanya membawa sebuah tas ransel di punggungnya. 

"Percuma dilarang, anak itu mempunyai ego yang tinggi" suara bariton seorang pria terdengar. Matanya menatap kepergian sang putra .

"Tapi yah!"  Salma menatap mata suaminya. Miko.

"Kejadian itu telah merubah hidupnya!" Mata Miko menerawang.

Mata Salma mulai berkaca-kaca. "Tapi itu bukan kesalahannya!"

"Kejadian itu berhubungan dengannya, dia pasti measa menyesal"

"Kasihan Carakha! kenapa semua jadi seperti ini!" Ucap Salma lirih. Miko melirik singkat ke arah Salma.

Dia merangkul bahu sang istri. "Aku akan terus mengawasi kasus ini !"

---

"Arrghh!"  Carakha menyambar kunci motornya. Lalu bergegas pergi dari apartemennya. Hanya satu tempat yang bisa membuatnya melupakan semuanya. Termasuk kejadian yang membuatnya menyesal dulu.

Suara musik riuh terdengar. Lampu kelap kelip menghiasi ruangan sebuah club. Tempat carakha biasa menghabiskan waktu di barnya.

"Rakh!" Galih menepuk punggung Carakha yang duduk dikelilingi wanita.

"Katanya udah tobat!" ucapnya sambil terkekeh.

"Gue cuma butuh refreshing!"

"Lo lagi ada masalah?" tanya GAlih. Pria itu duduk di samping Carakha. "Apa gadis itu nolak lo hahaha?"

"Enak saja! mana ada wanita yang nolak gue! ngga ada dalam kamus gue!" Galih hanya mengangguk-angguk. Tapi dia tahu, gadis itu berbeda.
Carakha tak pernah mempunyai rekan kerja. Selama ini dia selelu menolak , dia lebih suka bekerja sendiri. Tapi saat itu dengan bangganya dia menyebut gadis itu sebagai rekan kerjanya.

Dia tahu apa yang membawa Carakha ke sini. Pasti memoribinsiden dua tahun lalu memenuhi pikirannya. Insiden yang merubah sebagian besar sifat Carakha.

"Rakh berhenti! lo sudah habis berapa botol!" Galih mencoba menghentikan Carakha saat dia memesan 1 botol alkohol lagi. Sudah ada beberapa botol kosong dihadapannya saat ini. 

"Gue masih kuat! jangan berani lo larang gue!" Rakha mendorong tubuh Galih. Dan menarik satu gadis di sampingnya. "Temeni gue minum smapai pagi ya cantik!"

Galih menggelengkan kepalanya. Dia mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikan pada gadis-gadis itu, dia meminta mereka untuk pergi. 

"Lo udah mabuk, ayo gue antar pulang!"

Mr. Detective I love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang