Penyebab ayah benci Clara

36 2 0
                                    

Jelita dan keempat teman Dimas keluar ruangan, kecuali Dimas yang memaksa untuk tetap berada ruangan. Di dalam Dimas menunggu gorden dibuka dan dokter Devon keluar, perasaan takut menyelimuti hatinya.

"Clara.. akankah kamu sadar? Tuhan, aku berjanji akan menjaga Clara, tolong jangan bawa dia dulu, aku ingin membahagiakan dia, Tolong... jangan bawa Clara"

Tidak lama terdengar suara yang tidak asing bagi Dimas.

"Akh..."

Dengan cepat dan tanpa persetujuan dari dokter, Dimas membuka gorden dan langsung memegang tangan Clara.

"Claraa.....kamu sudah sadar? Ada yang sakit?" Pertanyaan dari Dimas mendapat senyum dari Clara

"ahem... apakah saya sudah mengizinkan kamu langsung masuk tanpa seizin saya?" Tanya dokter Devon ke Dimas

"Maaf dok.. saya khawatir dengan Clara, jadi saya langsung masuk... maaf dok.." penjelasan Dimas

"Baiklah.. karena Clara masih lemas.. bantu dia kalau dia butuh bantuan!" Perintah dokter Devon langsung dijawab Dimas dengan lantang "SIAP DOK"

Setelah dokter Devon dan Tim keluar dari ruangan inap Clara, Jelita segera masuk dan memeluk Clara sambil menangis. Sementara itu Dimas hanya bisa pergi menuju teman - temannya yang sudah duduk kembali disofa.

Dimas ikut merasakan apa yang dirasakan Jelita, tidak tahu kenapa hatina ikut sedih saat Jelita menangis, setelah melihat Clara sadar dari komanya.

Dimas juga merasa ingin menghajar ayahnya Clara, karena sampai detik ini. Daffa atau ayahnya Clara belum datang ke rumah sakit, Jelita sudah memberitahu ke Dimas jika alasan ayahnya Clara belum ke rumah sakit.

Dimas merasa Daffa memang tidak peduli anaknya. Jika orang tua yang sayang dengan anaknya maka, mereka rela meninggalkan pekerjaan demi kesahatan sang anak.

Kalau ditanya ibu atau bundanya Clara berada dimana?, yaitu disurga. Citra Lexa adalah ibu yang meninggal karena melahirkan putranya. Yaitu adiknya Clara yang bernama Dayyan Hammami Akbar.

Dayyan sekarang berusia 10 th. Dayyan sangat di jaga oleh Daffa. Sedangkan Clara, Daffa tidak pernah memperdulikannya. Alasannya karena wajah Clara sangat mirip dengan Citra istrinya yang membuat Daffa selalu teringat dengan Citra.

🪐

Jam menunjukkan pukul 20:00, Dimas belum pulang, ia memilih menjaga Clara. Sebenarnya Dimas sudah pulang sebentar untuk mandi dan membawa beberapa pakaian miliknya dan seragam untuk sekolah, kalau dia niat untuk berangkat sekolah besok.

"Dimas..." panggil Clara dengan suara lemah

"Iya? Mau minum?" Tanya Dimas sambil merapikan sofa yang akan ia pakai tidur

"Tidak.. lo... kenapa... ke... sini... lagi?... Lo.... kagak.... di....cari.... nyokap.... lo?... Atau... bokap... lo?...." Tanya Clara dengan terbata - bata dan yang membuat Dimas langsung menatap Clara

"Oh.. mereka pergi, santai gue udah ijin ke mereka, lo jangan merasa jadi beban, lo harus sembuh, kata ingin jadi dokter. Calon dokter harus bisa bangkit dari sakit demam! Clar.. gue mau tanya sama lo.. tapi kalau lo kagak mau jawab gak apa apa"

"Tanya apa?"

"Bokap lo.."

"Oh.. biarin.. gue kagak mau mikirin dia, kalau lo tanya masalah gue sama bokap.. yaitu masalah sejak nyokap meninggal karena telat ke rumah sakit"

Dimas teringat dimana Clara pernah menceritakan tentang keluarganya, saat itu Clara berusia 10 th, sang bunda yaitu Citra sedang mengandung adiknya. Dan kebetulan Daffa sedang berada diluar kota.

Clara dan kesabarannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang