Jam 06:00, Clara masuk ke mobil Dimas dengan muka juteknya. Dimas mengusap ujung kepala Clara, sang pemilik rambut langsung memukul tangan yang merusak tatanan rambutnya. Dimas sangat gemas dengan wajah Clara yang cemberut.
Sejak kenal Clara, Dimas merasa dia tidak sendirian, karena sejak usia 5 tahun, orang tuanya sibuk dengan kerjaan mereka, sedangkan kakaknya sudah masuk sd kelas 3 dan belum lagi kalau kakaknya les, biasanya pulang jam 3 sore.
Dimas kecil sangatlah kesepian, dia hanya bisa bermain dengan pengasuhnya atau dengan tukang kebun dirumahnya. Dimas kecil terbilang cukup aktif tapi dia sering menyendiri.
Saat Dimas sedang bermain ditaman sendirian datanglah anak kecil yang sumuran dengan dia. Anak perempuan dengan dress berwarna pink dengan pola bunga - bunga kecil dan rambut yang di ikat dua di kanan dan kirinya, membuat anak perempuan itu sangat lucu dan cantik.
Anak perempuan itu duduk disamping Dimas dan melihat ke arah Dimas, senyuman anak itu membuat Dimas ikut tersenyum.
"Hai.. nama kamu siapa? Dan disini dengan siapa?" Tanya anak perempuan itu
"Aku.. Dimas dan aku sendiri disini" ucap Dimas dengan malu malu
"Aku Clara.. aku tinggal disana (menunjuk rumah) kalau kamu tinggal dimana?" Clara bertanya kembali ke Dimas
"Rumahku didepan kamu" ucap Dimas sambil melihat ke arah bunga.
Clara mengagukkan kepalanya, lalu ia berdiri dan mulai berlari mengejar kupu - kupu. Dimas hanya memperhatikan tingkah Clara yang asik mengejar kupu - kupu itu.
Tidak lama yang dipikirkan Dimas terjadi. Clara terjatuh, tapi dia tidak menangis malah tersenyum dan melanjutkan mengejar kupu - kupu.
Clara kecil sudah lelah dan ia baru merasakan rasa sakit dilututnya, ia mulai meneteskan air matanya.
Dimas datang dan langsung menarik tangan Clara kecil untuk berdiri dan untuk menyuruh Clara kecil naik ke punggungnya.
Dimas membawa Clara ke rumahnya, Dimas meminta tolong bibi untuk mengobati luka dilutut Clara.
"Non.. kalau sakit bilang iya? Bibi akan obati lutut non"
Clara hanya mengangukkan kepalanya. Rasa perih terasa saat obat betadine di teteskan diluka lututnya, Clara menangis cukup kecang, dengan cepat Dimas kecil mengusap - usap kepala Clara dan bibi meniup lutut Clara.
Gadis kecil itu mulai nyaman, rasa perih sudah reda. Clara kecil sudah menujukkan senyuman cantiknya lagi. Dimas ikut tersenyum, tidak lama ada yang mengetuk pintu.
Bibi membukakan pintu dan sepasang suami - istri mencari anak perempuan mereka.
"Clara.." panggil wanita yang baru masuk rumah
"Bundaaaa" teriak Clara sambil berlari, Dimas kecil sedikit khawatir karena luka Clara belum kering.
"Clara harus bilang apa ke orang yang telah membantu kamu?" Tanya Citra ke putrinya yang memeluknya dengan erat
"Terima kasih... bibi dan Dimas... Clara pulang dulu iyaaaa, Dimas besok main ke rumah Clara iyaaa" mengucap terima kasih sambil tersenyum membuat Dimas ikut tersenyum dan mengangukan kepala sebagai jawaban
Kenangan itu membuat Dimas tidak berhenti tersenyum sambil mengemudikan mobilnya, sedangkan Clara masih cemberut.
🪐
Sesampainya di sekolah, Clara langsung turun dari mobil dan meninggalkan Dimas. Beberapa pria kompak bertepuk tangan ke Dimas.
"Wah... ada kemajuan nih... keren bro.." ucap Ali sambil menepuk bahu kanan Dimas
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara dan kesabarannya
Teen FictionSeorang gadis berusaha mendapatkan kasih sayang dari ayahnya sendiri. Dia telah kehilangan kasih sayang itu sejak usia 10 tahun, sang ayah sangat membenci dirinya. Gadis itu sekarang telah berusia 18 tahun, dan gadis itu sudah memasuki era berakhirn...