Tanggal 12 Januari 2017
Pagi yang kehilangan sinar dari sang surya, dan awan gelap menenuhi langit pertanda akan turun hujan. Seorang gadis baru saja bersiap menuju sekolah menegah atasnya untuk belajar. Dia sangat tidak bersemangat karena dia masih kurang enak banda, tapi memaksakan diri untuk bersekolah.
Clara Lexa Vivian atau lebih akrab dipanggil Clara oleh teman temannya atau keluarganya. Sekarang dia duduk di kelas 12. Hari ini, dia sangat tidak ingin sekolah, akan tatapi tetap memaksakan untuk berangkat karena sang ayah yang menyuruhnya tetap berangkat sekolah.
Apakah ayahnya tidak tahu jika sang anak sedang sakit?. Pastinya tahu, tapi ayahnya tidak peduli.
Penyakit demam bagi sang ayah adalah penyakit yang di anggap remeh, Clara dengan terpaksa berangkat sendiri tanpa di antar sang ayah.
Apakah tidak ada supir dirumah?. Jawabannya "ada", tetapi itu hanya untuk sang adik, fasilitas lengkap hanya untuk anak bungsu keluarga Hammami Akbar saja, sedangkan putri pertamanya hanya diberi uang 50 ribu untuk satu minggu sekolah.
Clara berangkat menggunakan bis, dia duduk didekat jendela untuk merasakan angin pagi yang sedikit menusuk ke tulang, karena tidak ada sinar matahari yang menyinari bumi bagian kota Magelang ini. Awan gelap menutupi sinar yang hangat itu.
Dari rumah ke sekolah butuh waktu sekitar 10 menit jika tidak ramai jalannya, karena sudah jam 06:35 jalanpun sangat ramai.
Dari orang yang berangkat bekerja, sekolah ataupun orang yang menuju luar kota. Jalan pantura atau lebih tepatnya jalan provinsi yang sangat sibuk di setiap jamnya.
Sesampainya di sekolah, Clara langsung menuju ke kelasnya. Namun sebelum sampai kelas, Clara di panggil oleh beberapa siswa sebelah kelasnya.
"CLARAAA" teriak seorang siswa dari belakang Clara
Clara langsung menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke sumber suara, dan ada beberapa siswa berjalan mendekati Clara.
"Hei masih pagi muka sudah lusuh" ucap salah satu siswa yang berjalan menuju ke Clara
"Clara jangan lupa setelah istirahat ikut kita" sahut temannya yang lain
"Iya" Setelah menjawab, Clara melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya.
🪐
Jam 07:00, bel berbunyi yang menandakan pelajaran pertama akan di mulai. Clara berusaha menahan rasa sakit dikepalanya dan pandangan yang mulai kabur, namun Clara menahan semua itu dan memutuskan untuk tetap ikut kelas.
Clara duduk disamping sang sahabat yaitu Jelita.
"Clara kamu baik baik saja?" Tanya Jelita yang baru menyadari wajah Clara yang terlihat pucat.
"Aku baik baik saja Jel" jawab Clara dengan suara yang lemah
Guru datang, semua siswa mengucapkan salam untuk sang guru yang baru memasuki kelas.
"Selamat pagi pak"
Guru dengan wajah tegas dan guru tersebut langsung mengucapkan kata yang ditakuti oleh siswa, yaitu "Pagi semua, oh iya bapak ingat kalau kalian memiliki pr, sekarang kumpulkan semua buku kalian ke depan!"
"Baik pak" jawab satu kelas dengan kompak
Clara memberikan bukunya ke Jelita dengan sigap Jelita menerima buku milik Clara. Sekilas Jelita melihat nama pelajaran yang berada di sampul milik Clara.
"Clar.. ini kamu tidak salah buku?" Tanya Jelita
"Hah? Benarkah? Sebentar aku ambil buku yang benar" dengan cepat Clara mencari buku di dalam tasnya, namun sayangnya buku pelajaran yang ada pr tersebut tidak ada di dalam tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara dan kesabarannya
Dla nastolatkówSeorang gadis berusaha mendapatkan kasih sayang dari ayahnya sendiri. Dia telah kehilangan kasih sayang itu sejak usia 10 tahun, sang ayah sangat membenci dirinya. Gadis itu sekarang telah berusia 18 tahun, dan gadis itu sudah memasuki era berakhirn...