11

1.2K 83 1
                                    

"semua keputusan ada di ashel"

.

.

.

.

.







Kring
Kring

"pagi kedua sama keluarga baru" ucap aldo mengumpulkan nyawanya

"apa gue cerita tentang ashel ke papa ya? nanti deh"

Aldo pun beranjak dari ranjang nya dan berjalan menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan segera turun ke bawah untuk menyapa keluarga baru nya dan sarapan bersama mereka

"pagi ma pa, oh iya pa, nanti ada yang mau aku ceritain ya" ucap aldo berjalan mendekati meja makan

"mama ga di kasi tau banget ni?" ucap chika

"urusan laki-laki ma" ucap aldo tertawa karir

"makan apa kita pagi ini" ucap aldo

"udang saus padang, oh iya do, what do u like food?" tanya chika

"hmm.. aku apa aja suka ma, tapi dulu aku waktu masih ada yang masakin suka banget sama pecel lele, kentang, martabak" ucap aldo

"now.. u will feel it again" ucap chika tersenyum lebar

"teman teman mu jadi dateng kesini do?" tanya arash

"jadi pa, jam 3 an kaya nya"

"apa yang mau kamu ceritain sama papa do?" tanya arash sembari membuka lembaran koran

"gini pa" aldo berjalan menghampiri arash dan duduk tepat samping nya.

"waktu itu aldo punya pacar nama nya ashel, tapi ada kejadian yang buat papa nya ashel ga setuju sama hubungan kita berdua jadi ......" ujar aldo panjang lebar

"hmm... jadi kamu mau dapetin cewe itu lagi?"

"iya pa, kalau bisa si.."

"besok kita dateng ke rumah nya, sekalian lamaran"

"apa ga terlalu cepet pa? aldo mau lebih deket dulu sama ashel, ngertiin satu sama lain"

"ga lah, lagian kamu pacaran sama dia udah lama kan? malah ini waktu yang tepat"

  * * * * *

"kaciw euy, besok gue sekeluarga dateng ke rumah ashel buat ngobrol ngobrol lamaran" ucap aldo

"njir lah, sat set bat lu" ucap sean

"papa gue yang minta"

"gas lah do, kesempatan ga datang dua kali" ucap daniel

"iya nil, oh iya, lu sama indah gimana? gue liat liat makin deket aja nih"

"indah suka sama gue, terus ya kita nyoba buat pacaran" ucap daniel

"anjay, ondah ondah" ucap ollan

"kacila kapan berlayar breks" ucap gaby

"bacot lu, cella juga belum tentu berlayar"
ucap ollan

"cella mah udah tentu, callie aja udah mulai suka sama gue, wlee" ucap gaby dengan nada meledek

"greshan, zeesha, gitkath mah udah ga perlu di tanyain, kacila, frefio tuh wajib di tanyain" ucap daniel

"gue diem aja kena" lesuh freya

"fiony suka lu tu fre, kata marsha dia suka curhat tentang lu, gas ga sih fre.." ucap zeean menoel punggung freyan

"yang bener anjir lu zee, gue sama fiony bagaikan langit dan bumi, ga mungkin banget fio suka sama gue" ucap freyan tidak percaya

"yang udah ngomong sahabat nya sendiri lu masih ga percaya?" ucap gito memukul pelan lengan freyan

"awss.. sakit anjir, lu main pukul pukul aja" rintih freyan

"kalau bukan fiony yang ngomong sendiri gue ga bisa percaya" ucap freyan memukul balik lengan gito

"kapan kapan kek lu ajak fiony dinner bareng, siapa tau fiony makin lengket sama lu" ucap zeean

"iya tuh, lu emang ga pro banget sama percintaan fre, harus berguru tuh sama zeean" ucap sean

*

*

*

"do bangun kan kita mau ke rumah nya siapa itu.. ashel iya ashel" ucap arash

"oh iya pa, aldo lupa" ucap aldo melompat dari kasur nya dan berjalan menuju kamar mandi

"asik ketemu ashel lagi" batin aldo

"aldo, lama banget si kamu ganti baju" ucap chika mengetuk pintu kamar aldo

"sebentar ma, ke rumah camer harus rapih"

Tok
Tok

"ashel, tolong bukain pintu itu ada yang ngetok" ucap anin

Ashel sudah kembali pulang kerumah nya sejak dua hari yang lalu..

"iya ma, ada ap-" ucap ashel terhenti saat melihat orang yang ada di hadapan nya saat ini

"aldo.." ucap ashel yang mata nya sudah berkaca kaca

"apa kabar adzana ashel? di rumah ada papa kamu shel?" tanya aldo mengusap air mata ashel yang sudah jatuh sedari tadi

"ada.. bentar aku panggilin ya"

"mau apa kamu kesini lagi! saya bilang kamu kembali saat su-" ucap aran terhenti

"ekhemm" batuk arash

"bos..?" ucap aran menyalimi tangan bos nya itu

"saya papa nya aldo, dan jangan anggap saya atasan disini, anggap saja besan" ucap arash dengan senyum lebar

"b-baik bos, mari masuk" ucap aran mempersilakan arash masuk

"tujuan anak saya datang kesini, untuk melamar anak anda" ucap arash yang baru saja duduk di sofa

"iya om.. tujuan saya datang kesini ingin  ke jenjang hubungan lebih serius yang dalam arti melamar untuk menikah"

Obrol mereka panjang lebar

"jadi bagaimana, apakah lamaran anak saya diterima?" ucap arash penuh harapan

"semua keputusan ada di ashel" ucap anin

"kalau kamu terima lamaran ini, pasang cicin ini di jari manis kamu, kalau kamu tolak lamaran ini, lempar cicin ini sejauh mungkin" ucap aldo menyerah kan cicin dan menatap ashel penuh ketulusan









-Bersambung
.
.
.
.
.

JANGAN LUPA VOTE

Penantian Panjang (Delshel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang