"gue beneran jatuh cinta sama Ruby."
Junkyu yang sedang makan camilan langsung terdiam dan menatap Jihoon.
"Lo kenal sama Ruby belum sebulan, Lo yakin sama perasaan Lo?" Tanya Junkyu.
Jihoon mengangguk. "Yakin."
"Jangan sampe itu cuman obsesi buat ngalahin Haruto." Ujar Junkyu.
"Kalo gue nembak Ruby, pasti terlalu cepet ya?"
Junkyu mengangguk.
"Gue gak mau Haruto duluan yang nembak Ruby."
"Baru juga gue bilang ke Lo, soal obsesi ke haruto."
"Oke, gue emang mau ngalahin Haruto, tapi kalo soal Ruby gue beneran cinta sama dia."
Junkyu bersandar.
"Tapi kalo misalnya Haruto duluan yang nembak Ruby gimana? Terus kalo misalnya di terima Ruby gimana?"
"Yakin Haruto diterima?" Tanya Junkyu.
"Gue gak tau."
"Gue sih yakin Ruby bakal nolak saat Haruto nyatain perasaan nya, buat Ruby, Haruto itu cuman sahabat nya." Ujar Junkyu.
"Jangan-jangan Ruby juga anggep gue cuman temen lagi?" Tanya Jihoon.
"Maybe." Junkyu meninggalkan Jihoon yang masih diam berfikir.
Berry menghampiri Junkyu yang membuka pintu kamarnya, dia mengelus kucing itu lembut.
Junkyu melihat Jihoon dan Ruby saat di kantin, dia ingin sekali dekat dengan Ruby namun saingan nya adalah sepupunya sendiri, apakah dia harus mundur?
*****
Ruby baru saja keluar dari perpustakaan sekolah dia baru saja mengembalikan kamus bahasa inggris, dia berhenti saat melihat tangga menuju ke rooftop selama dia sekolah disana dia belum pernah ke atas sana.
Saat di atas rooftop Ruby takjub dengan pemandangan dari atas, disana ada taman dan tempat duduk disana banyak bunga bermekaran.
"Bagus juga." Gumamnya.
Cekrek!
Ruby menoleh, ternyata adalah Junkyu.
"Hai." Sapa Ruby.
"Lo sendiri?" Tanya Junkyu duduk di sebelah Ruby.
Ruby mengangguk. "Kamu ngapain disini?"
"Gue mau nyantai." Junkyu melihat hasil fotonya yang tadi memotret Ruby, dia tersenyum tipis.
"Liat dong hasil fotonya."
Junkyu menunjukkan hasil potretnya.
"Bagus banget, bisa kirim ke aku?"
"Nanti gue kirim."
Ruby mengangguk. "Aku juga punya kamera polaroid tapi gak pernah aku pake."
"Kenapa?"
"Aku gak pinter ambil gambar, hasilnya nggak pernah bagus." Ujarnya cemberut.
"Gue bisa ajarin Lo."
"Oh ya?"
"Besok bawa kameranya."
"Oh iya, Jihoon masih tinggal di rumah kamu?"
"Tau dari mana, kalo Jihoon tinggal dirumah gue?"
"Kemarin dia yang bilang."
"Oh, iya dia emang masih tinggal sama gue, kayak nya Lo mulai deket sama Jihoon."
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love | Jihoon
Teen Fictionmenceritakan seorang remaja yang mendapatkan cinta pertamanya.