secret!

11 0 0
                                    

Seperti biasa Lisa menyiram tanaman yang ada di depan rumah nya, ia biasa melakukan nya di sore hari setiap hari.

Ia melihat ada sebuah taxi berhenti di depan nya, terlihat putrinya turun dari mobil itu, tapi kali ini dia bersama laki-laki.

Melihat anak nya memapah laki-laki itu Lisa segera membuka pagar rumah nya.

"Makasih, ma."

Ruby membantu Jihoon jalan masuk kerumahnya.

"Ini bukan nya temen kamu yang waktu itu kita bawa ke rumah sakit ya?" Tanya Lisa yang mengikuti Ruby.

Ruby segera membantu Jihoon duduk di sofa. "Kamu duduk disini dulu ya, aku ambilin minum."

Ruby segera menarik Lisa untuk menuju ke dapur.

"Sayang itu temen kamu, nanti kalo orang tuanya nyariin gimana?" Tanya Lisa kembali setelah berada di dapur.

"Jihoon tadi jalan sendiri ma keluar dari apartemen nya, dia lagi ada masalah sama keluarga nya, Jihoon bilang dia sengaja keluar apartemen." Jelas Ruby.

Lisa menghela nafasnya. "Gitu ya, kasihan sekali."

"Makanya itu ma, Ruby bawa dia ke rumah, apalagi lukanya kan belum sembuh." Ujar Ruby mengambil teh.

Lisa mengangguk. "Gapapa sayang, niat kamu baik kok, tapi setelah ini kamu bujuk dia ya agar dia pulang, pasti orang tua nya khawatir."

"Iya ma, nanti Ruby telfon sepupunya Jihoon dia juga temen aku disekolah." Ujarnya.

"Sini biar mama yang buatin, kamu temenin Jihoon aja ya."

"Makasih ma."

Ruby pergi meninggalkan dapur lalu mengambil kotak P3K, lalu duduk di sebelah Jihoon.

"Lukanya masih sakit?" Tanya Ruby.

"Dikit."

"Aku ganti perban yang ada di tangan kamu ya."

Jihoon melirik. "Gak usah."

"Ini udah waktunya diganti ji, kalo gak di ganti nanti kotor."

Tanpa menunggu jawaban dari Jihoon dia segera mengambil tangan Jihoon lalu membuka pelan perban nya. Jihoon hanya menghela nafas nya, dia kali ini hanya bisa menurut dengan seorang wanita walaupun belum kenal lama.

"Ini teh nya." Ujar Lisa menaruh teh nya.

"Makasih tan, maaf ya tadi saya gak ngasih salam sebelum masuk." Ujar Jihoon.

"Iya gapapa, Tante ambilkan baju dulu ya buat kamu."

"Ehh nggak usah tan, saya gak enak, udah ngerepotin."

"Gapapa Jihoon, baju kamu kotor, Tante ambilkan baju dulu ya, kamu pake baju kakak nya Ruby dia juga cowok kok."

Jihoon merasa tidak enak lalu mengangguk. "Makasih tan, maaf kalo ngerepotin."

"Enggak kok, Ruby nanti suruh Jihoon tidur di kamar tamu ya." Ujar Lisa sebelum pergi.

Ruby yang masih mengobati luka Jihoon hanya bergumam.

"Perih gak?" Tanya Ruby.

Jihoon tersenyum tipis. "Nggak."

Selesai itu Ruby segera membalut tangan Jihoon kembali menggunakan perban baru, lalu beralih ke perban yang ada di dahi Jihoon.

"Luka yang ada di dahi kamu udah kering, aku paketin plaster aja ya."

Jihoon hanya mengangguk melihat gadis sedekat ini membuat jantung nya berdegup kencang, gadis ini tidak hanya cantik diluar tapi hati nya juga.

"Lo cantik banget by." Ucap Jihoon.

Ruby terperanjat dia merasa kikuk sekarang. "Emm, luka nya udah selesai ji."

"Makasih, by."

"Kalo luka diperut kamu aku belum bisa ganti ji, karna aku gak ada salepnya, nanti aku beli deh." Ujarnya kini.

"Enggak usah, ini udah di ganti kok."

"Sama siapa?"

"Gue."

Ruby mengangguk. "Oh gitu."

Jihoon terkekeh.

"Oh iya aku anter kamu ke kamar tamu, kamu butuh istirahat."

Jihoon mengangguk dan berdiri, Ruby membantunya.

"By?"

"Iya?"

"Sorry gue minta ini, jangan bilang ke siapa pun kalo gue ada disini." Ujar Jihoon.

Ruby menatap Jihoon dia membantu Jihoon untuk duduk di kasur.

"Kenapa?"

"Please setidaknya sampe orang tua gue balik ke new york." Ujar nya.

"Junkyu juga jangan?" Tanya Ruby.

"Justru dia jangan sampe tau by."

Ruby duduk di tepi kasur. "aku gak tau masalah kamu apa ji, tapi aku bakal turutin itu."

Jihoon tersenyum. "Makasih by."

"Permisi non?"

"Iya masuk aja bi."

"Ini baju nya dari nyonya, maaf tadi bibi habis belanja jadi gak tau kalo ada tamu." Ujar bi asih.

"Iya gapapa bi, ini temen aku Jihoon dia lagi sakit, bibi bisa kan masakin makanan sehat buat dia?"

"Siap non, mas nya ganteng banget saya kira pacarnya nona Ruby." Ujar bi asih tertawa kecil.

"Ihh, bibi."

Jihoon tertawa.

"Permisi nona, mas, saya keluar dulu ya." Ujar bi asih segera keluar dari kamar.

"Emm, maaf ya bibi emang suka gitu." Ujar Ruby merasa tidak enak.

Jihoon tersenyum. "Santai aja by."

"Oh iya ini baju punya kak asa kamu bisa ganti dulu, nanti yang kamu pake biar di cuci."

"Makasih by."

"Yaudah aku keluar dulu ya, kalo ada perlu apa-apa kamu bisa minta bi asih ya."

Jihoon mengangguk, Ruby tersenyum lalu pergi dari kamar Jihoon.

Jihoon seperti nya memang benar-benar jatuh cinta dengan gadis itu, sedari tadi dekat dengan Ruby jantung nya tidak bisa di kontrol.

*****

Junkyu menutup telfon nya dari Yoshi, sebenarnya Jihoon kemana? Kalo saja dia bawa hp dan dompet mungkin dia tidak akan terlalu khawatir.

"Lo dimana sih ji." Ujar nya sambil menatap kendaraan yang lalu lalang disekitar jembatan.

Junkyu segera mengecek Instagram miliknya dia juga mencari tahu dari sana, tapi saat di beranda muncul postingan terbaru milik Ruby dengan caption awan.

Junkyu tersenyum melihat wajah cantik milik Ruby dia mengetuk dua kali dan muncul lah sebuah hati yang pertanda dia menyukai postingan itu.

Sebuah pesan masuk membuat senyum Junkyu pudar, lalu dia segera menaiki motor nya dan meninggalkan penyebrangan itu.

*****

Jihoon terbangun dari mimpinya seperti nya dia habis mengalami mimpi buruk karna nafas nya terengah-engah.

"Haus banget." Ujar Jihoon mengambil gelas kosong, saat keluar dari kamarnya rumah nya Ruby sepi karna jam menunjukkan pukul 1 malam.

Jihoon hampir menjatuhkan gelasnya karna melihat siluet wanita dari dapur dan isakan yang membuat nya merinding seketika.

"Tunggu itu kan Ruby?"

Kenapa gadis itu menangis di dapur? Apa yang membuat gadis itu menangis seperti ini? Apa memang Ruby mempunyai masalah berat yang di pendam nya sendiri?

Setelah cukup tenang Ruby mengelap air matanya lalu segera pergi dari sana. Jihoon yang melihat segera bersembunyi di balik tembok dan melihat gadis itu menaiki tangga dengan pandangan tertunduk.

"Apa yang gue gak tau dari Lo by?"

To be continue...

First Love | Jihoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang