11.🗿

96 8 0
                                    

Tanggal 19 Maret, tepat pada ulang tahunnya Shaka, acara pernikahan mereka diadakan.

Suasana di hotel itu ramai dengan para tamu undangan ketika Shaka selesai mengucapkan ijab kabul pada ayah Alana.

"Sahh" sorak orang-orang disana ketika penghulu bertanya.

"Alhamdulilah.." berdoa pun dipimpin oleh penghulu disana. Sampai akhirnya ayah Alana meninggalkan tempat akad untuk membawa Alana.

Shaka menunggu kehadiran Alana seraya berdiri berjarak 5 meter dari tirai.

Tak lama, Alana keluar dengan digandeng oleh ayahnya dan Sakyan, Shaka tersenyum melihat istrinya, begitu cantik batinnya.

Ayah mengambil tangan Shaka dan memberikan tangan Alana pada Shaka.

"Ayah titip Alana ya nak, tuntun Alana ke jalan yang benar. Maaf anak ayah masih banyak kurangnya" ucap ayah pada Shaka. Alana menatap ayahnya dalam seraya menahan tangisnya, sementara Sakyan sudah menangis tanpa suara.

"Baik ayah, terimakasih banyak sudah membesarkan Alana. Sekarang giliran Shaka yang jagain Alana sampai akhir hayat Shaka" ucap Shaka.

"Ayah percaya sama kamu nak. Ayah harap, kalian berdua bahagia ya" ucap Ayah seraya menepuk pundak Shaka dan turun bersama Sakyan.

Shaka menatap hangat Alana yang menunduk, Shaka menangkupkan kedua tangannya ke pipi Alana, membuat Alana menatap Shaka. Membuat para tamu heboh nya bukan main.

"Jangan nundukin kepala kamu, sayang. Ayo" ucap Shaka seraya menggandeng tangan Alana menuju pelaminan.

Sorak para tamu ketika mereka berdua melewati tamu-tamu di sana. Shaka dan Alana hanya tersenyum sesekali melambaikan tangannya.

"Dek" panggil Shaka. Alana menatap Shaka, Shaka tiba-tiba berjongkok di depan Alana seraya mengambil sesuatu dari kantong jas nya. Keadaan disana tiba-tiba hening.

"Ini cincin nikah bapak sama ibu. Sebelum ibu pergi, ibu pesan sama mas buat kasih ini sama istri mas nanti. Sekarang kamu udah jadi istrinya mas. Izinin mas buat pake cincin ibu ya" ucap Shaka seraya memasangkan cincin itu pada Alana. Alana terkejut seraya menutup mulutnya, tamu kembali bersorak.

Shaka berdiri dan memberikan satu cincin itu pada Alana, Alana mengambil cincin itu dan memakaikannya pada jari Shaka. Selesai memakaikan cincin itu, Alana memeluk Shaka, Shaka membalas pelukan itu seraya terkekeh gemas karena Alana menangis.

"Udah jangan nangis, nanti make up kamu luntur. Ayo jalan lagi" ucap Shaka seraya melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Alana menggunakan tangannya.

Dan acara pernikahan itu berjalan dengan sempurna tanpa kendala apapun. Semua orang disana sangat bahagia, terkecuali satu orang, yaitu Sadewa.

Sadewa datang ke pernikahan mereka dengan mata sembabnya. Dirinya benar-benar tidak ada kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Alana, Sadewa menyesal, sangat-sangat menyesal. Jika ia tidak menjadikan Alana sebagai taruhan, mungkin akhirnya tidak akan seperti ini.

___

Selesai acara, Shaka membawa Alana pulang ke rumahnya yang selama ini ia tempati setelah pindah dari mang Mahmud.

Keduanya kini selesai bersih-bersih dan bersiap untuk tidur.

"Mau makan dulu ga dek? Bunda tadi bawain tahu bakso, sayur sop, sama nasi" tanya Shaka.

"Mas sendiri mau makan?" Tanya balik Alana.

"Kalo kamu mau makan, mas juga mau" jawab Shaka.

[4] Bajigur || Song Eunseok ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang