22

8 0 0
                                    


Aku mungkin akan mati malam ini. Kepalaku menengadah menatap langit malam. Bulan bersinar redup di langit malam yang kelabu. Aku memikirkan deadline pekerjaan, juga tugas kuliah yang lama kuabaikan. Satu persatu hal-hal terlintas di kepalaku. Cerita yang kutulis yang tak satupun rampung, hasil jepretan ku yang tak pernah laku terjual.

Aku menerka, kenapa cerita yang kutulis tidak pernah rampung. Mungkin karena aku tidak cukup berbakat, itu pikir ku dari sejak lama. Namun sekarang ada pemikiran baru yang terlintas di kepalaku. Mungkin itu, karena aku tidak pernah jujur. Aku tidak pernah jujur akan diriku. Karena itu, semua karakter yang kutulis terasa palsu. Karena aku sendiri menjalani kehidupan ku dengan banyak hal-hal palsu.

Jika hidupku berakhir malam ini, di usia dua puluh dua tahun. Apakah aku akan pulang dengan banyak penyesalan?

Aku menyukai bumi, tempat yang katanya untuk singgah sebentar. Namun ini satu-satunya tempat yang ku kenal dengan baik. Aku merasa risau untuk pulang.

Aku sering terganggu dengan banyak hal, aku juga membenci banyak hal. Jika keesokan pagi aku masih terbangun. Aku ingin menuliskan beberapa hal. Mungkin itu tentang cinta pertama, hubungan yang buruk dengan keluarga. Atau mungkin juga tentang kesepian.

Aku memikirkan terakhir kali aku pergi ke pantai. Aku tidak suka laut. Angin laut membuat badan ku sakit. Aku datang untuk melihat matahari tenggelam, di pantai matahari terlihat jelas. Disana terkadang aku menangis. Kesedihan terkadang tidak bisa didefinisikan. Sebab dari air mata yang jatuh saja, aku tak begitu tahu.

Dunia tidak akan selama itu, namun omong kosong tidak lagi bisa memuaskan otakku. Sepanjang usia remaja, banyak hal menemukan persimpangan bercabang. Makna ganda yang memuakkan.

Langit malam semakin gelap. Tidak ada bintang. Dan aku mungkin hanya ingin pulang.

KROKUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang