Chapter 13

197 21 0
                                    

Takalar jingga perlahan berubah menjadi biru langit yang cerah. Langit biru cerah yang tak terbatas, sebagai kanvas yang menanti diisi oleh impian dan harapan. Seperti cermin keindahan, menjelaskan bahwa pagi ini adalah permulaan yang baru, membebaskan kita untuk meraih mimpi-mimpi kita.

Namun sayangnya hal itu tidak dirasakan oleh seorang Nathaniel, yang saat ini tengah menjalankan hukuman dari Devan sang kakak karena ulahnya semalam.

Rupanya saat pemuda itu masih tertidur, tiba-tiba Devan dengan  tega menyiramnya menggunakan air dingin untuk membangunkannya. Sebelum Natha pulih dari rasa terkejutnya karena dibangunkan dengan cara yang tidak biasa, kakaknya itu  langsung menyeretnya entah kemana dan membuatnya dengan linglung menuruti sang kakak tanpa bertanya maupun protes sama sekali.

Sekitas satu sam perjalanan mengunakan mobil, Devan lantas menghentikan kendaraan setelah tiba di sebuah vila yang cukup besar.

"Dimana kita?" tanya Natha dengan heran setelah turun dari mobil mengikuti Devan sang kakak.

"Bogor, Villa." singkat Devan seraya berjalan menghampiri seorang pria paruh baya yang merupakan salah satu bawahannya.

"Tuan muda" sapa pria itu dengan menundukkan kepalanya hormat kearah Devan.

Setelah mendengar deheman dari atasannya tersebut, pria yang bernama Danar itu lantas lanjut berbicara dengan panjang lebar. "Saya sudah memesan penuh satu villa ini untuk anda gunakan, semua hal yang anda butuhkan juga sudah saya siapkan dan saya taruh di dalam." jelasnya.

Natha yang sedari tadi menyimak dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi segera berjalan ke arah keduanya, "Tunggu! Untuk apa semua ini? Tidak, itu tidak penting sekarang! Kakak aku harus bersekolah hari ini, kenapa kau membawaku kemari?" tanya Natha dengan bingung.

Devan yang mendengar pertanyaan beruntun dari sang adik hanya diam dan menatapnya datar, "Jangan khawatir, aku sudah meminta izin pada Mr. Evans untuk 3 hari kedepan." jawabnya yang membuat Natha terdiam.

Devandra lantas berjalan memasuki villa yang telah dirinya sewa dengan tenang, dibelakangnya terlihat Natha mengikuti dengan mulut yang mencibir protes.

"Lalu untuk apa kita disini?" bingung anak itu sembari memandang sekeliling dengan penuh tanda tanya dikepalanya.

"Hiking" singkat Devan yang membuat Natha langsung menatap horor kakaknya tersebut. Satu fakta yang harus kalian ketahui, bahwa Aksa yang saat ini menjadi Natha merupakan orang yang sangat tidak menyukai segala jenis kegiatan yang ada kaitannya dengan menguras banyak tenaga.

"TIDAK!!!" teriak pemuda itu tiba-tiba yang membuat Devan menghentikan langkahnya dan menatap Natha dengan mengangkat sebelah alisnya heran.

"Kenapa?! Aku tidak mau!" seru Natha lagi yang membuat sang kakak memandangnya datar.

"Kau harus dihukum, ingat?" ujar devan dingin yang membuat Natha tercengang. Dirinya kira ucapan kakaknya semalam hanya bualan semata untuk menakutinya, ia tidak menyangka laki-laki itu serius dengan ucapannya.

"Tidak.. Tidak.. Kakak, kau tidak bisa melakukan itu padaku! Kau harus tahu bahwa saat ini pendidikan itu hal yang sangat penting, jadi bagaimana bisa kau membuatku membolos padahal baru satu hari aku masuk sekolah." ujar Natha panjang lebar dan berusaha terlihat tenang dan meyakinkan, membuat Devan yang melihatnya lantas menatap pemuda itu dengan senyum mengejek.

"𝘚𝘰 𝘴𝘪𝘭𝘭𝘺" singkat Devan melangkah masuk ke dalam salah satu kamar yang ada di vila tersebut dan meninggalkan Natha yang tengah dibuat terdiam membeku olehnya.

𝙏𝙤𝙠..

𝙏𝙤𝙠..

𝙏𝙤𝙠..

"Kakak!! Apa maksudnya perkataanmu barusan? Dengar, apa yang aku katakan itu benar adanya! Jadi lebih baik kita pulang saja, dan biarkan adikmu ini belajar dengan giat!" oceh Natha sembari mengetuk pintu kamar kakaknya berulang kali.

TRANSMIGRASI: KalpasastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang