Chapter 15

217 19 0
                                    

Begitu waktu istirahat tiba, Natha lantas segera pergi ke kantin bersama dengan Kala, Aria serta Hasna yang tentunya dengan Reza dan Rega mengikuti keempatnya.

Sesampainya di kantin, seperti biasa, disana sudah ada Amara dan Gavriel yang menunggu kedatangan Kala beserta teman-teman yang dibawanya.

"Untung gue milih meja yang ini" gumam Amara begitu melihat Kala dan yang lainnya mendekat.

"Ini ngapain dua curut ikut?!" tanya Amara dengan ketus saat Reza dan Rega ikut duduk duduk bersama mereka.

"Ck! Kabut amarah mah gitu, nggak ada manis-manisnya jadi cewek." ucap Reza dengan mengerucutkan bibirnya yang di angguki kepala oleh Rega yang memasang wajah tabah, membuat Amara yang lainnya bergidik geli.

"Nggak usah gitu, anjing! Kita semua jijik liatnya!" kesal Amara seraya menampar mulut Reza dengan dongkol.

"Udah-udah, kalian berdua mending pesen sana!" potong Kala dan menyuruh keduanya untuk memesan makanan, yang segera mereka berdua turuti setelah bertanya apa yang Kala dan yang lainnya inginkan.

Sedangkan Natha, sedari tadi pemuda itu mengamati seluruh kantin untuk mencari keberadaan Hanasta. Begitu melihat orang yang dicarinya tengan sibuk mencari tempat duduk bersama temannya, Natha lantas beranjak dari duduknya yang membuat Kala dan yang lain menatapnya heran.

"Gue angkat telpon bentar" ucap Natha dengan alasan yang sekenanya.

Pemuda itu lantas berjalan menjauh dari teman-temannya, dan melangkah mendekati Hanasta, sembari berpura-pura tengah berbicara lewat telpon dengan seseorang.

𝘽𝙧𝙪𝙠

"Akh!!"

Dengan segaja Natha menubrukkan bahunya kepada Hanasta dan membuat gadis itu terjatuh, pemuda itu lantas berpura-pura tidak sengaja dan membantu Hanasta untuk berdiri.

"Duh.. Sorry ya, gue nggak sengaja! Lo baik-baik aja, kan? Ada yang luka nggak?" ujar Natha dengan wajah yang seolah-olah tengah panik.

Sembari membantu Hanasta, dengan sigap pemuda itu mengambil ponsel gadis tersebut yang telah terjatuh, tanpa diketahui oleh sang pemilik maupun orang-orang disekitar mereka.

"Shh.. Aku baik-baik aja, kok. lagian aku juga salah, karena nggak hati-hati." Ucap Hanasta dengan senyum manis di wajahnya, begitu melihat bahwa Natha yang telah menabraknya.

"Lo yakin nggak ada yang sakit, Han?" tanya Zafira, temannya, dengan sedikit khawatir.

"Gue baik-baik aja, udahlah!" sahut Hanasta dengan meyakinkan sembari terus menatap Natha dengan intens.

Natha yang sadar dirinya ditatap sedemikian rupa oleh Hanasta, merasa bergidik ngeri dan ingin segera pergi dari hadapan gadis tersebut.

"Ihh.. Gantengnyaaa.. Murid baru, ya? Kelas berapa?" kagum Febiola yang sedari tadi terdiam karena terpaku oleh ketampanan Natha.

Zafira yang berada disamping Febiola, lantas mencubit lengan temannya tersebut dengan gemas, membuat Febiola lantas meringis sakit karena ulah temannya itu.

"Aww!! Kok gue dicubit sih, Zaf? Sakit loh!" ringis Febiola dengan memasang muka masam.

"Diem! Nada bicara lo itu kaya tante-tante pedofil tahu nggak?! Bikin merinding dengernya" bisik Zafira penuh penekanan dan lantas tersenyum tidak enak kearah Natha yang terlihat mengerutkan keningnya.

"Maaf ya, temen aku emang suka ceplas-ceplos orangnya." ucap Hanasta dengan senyum minta maaf tergambar diwajahnya.

Natha yang mendengar hal itu segera menetralkan wajahnya, dan Hanasta dengan senyum kecil tersungging di bibirnya, "Iya, yaudah kalau gitu gue permisi, selali lagi sorry ya." ucapnya seraya beranjak pergi setelah mendapat anggukan dari Hanasta.

TRANSMIGRASI: KalpasastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang