Chapter 12

220 22 0
                                    

𝘽𝙧𝙖𝙠

"Arghh!! Bisa-bisanya rencanaku gagal!" geram Hanasta dengan menggebrak keras meja rias yang ada didepannya.

Saat ini gadis itu tenggah duduk menghadap kaca besar yang tergantung di atas meja riasnya, dapat terlihat dari kaca, bayangan Hanasta yang wajahnya penuh kemarahan dengan kedua tangan terkepal erat diatas meja. Penampilan Hanasta saat ini sangat berbanding terbalik dengan sikap yang ia tunjukan di sekolahnya tadi, tidak ada raut polos dan lemah di wajahnya, melainkan tatapan licik dan beracun yang penuh dengan kemarahan serta dendam.

Hanasta merasa sangat marah karena kegagalan rencana untuk mempermalukan Kala, "Kenapa berbeda? Jika menurut plotnya, seharusnya Kala yang bertabrakan denganku bukan gadis miskin itu." gumamnya lagi mencoba mengingat-ingat sesuatu.

Rupanya sehari sebelum sekolah dimulai, Hanasta bermimpi bahwa sebenarnya dunia yang ia tempati saat ini adalah novel yang mana dirinyalah protagonis utamanya. Tentu saja hal itu membuatnya senang bukan main apalagi di novelnya ia berpasangan dengan Arsen,bahkan ia semakin bahagia saat tahu bahwa antagonisnya adalah Kala yang memang sejak awal ia sangat membenci gadis itu.

"Lalu siapa laki-laki yang terlihat asing tadi? Kurasa di novel tidak ada informasi tentangnya, apa karena hanya bab awal saja yang ada di mimpiku sehingga aku tidak tahu tentangnya." ujarnya saat teringat tentang Natha yang menghentikan kedua kakaknya tadi.

"Yah.. Tidak peduli siapa laki-laki itu, yang penting aku adalah protagonisnya." ucap Hanasta dengan menghela napas lega, "Protagonis pasti 𝘩𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘦𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨 bukan." lanjutnya dengan kilatan kelicikan dimatanya serta senyum yang penuh makna.

𝙋𝙡𝙖𝙠

Suara tamparan yang keras menggema di sebuah kamar yang didominasi oleh warna biru toska, Amara sang pemilik kamar terlihat tengah tertegun dengan tangan memegang pipi kanannya yang terasa perih akibat tamparan dari ibunya.

Awalnya Amara tengah bertukar pesan dengan ayahnya yang tengah melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri, sebelum sang ibu menerobos masuk ke kamarnya dengan raut wajah penuh amarah.

Sebelum dirinya sempat bertanya, sang ibu sudah lebih dulu melayangkan tamparan kepadanya dengan keras tanpa ia tahu apa kesalahan yang telah diperbuatnya.

"Mommy kenapa nampar Ara?" tanya gadis itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Setelah mendapati sang kakak dengan wajah penuh sarkasme tengah berdiri tidak jauh di belakang ibunya, Amara seketika tahu alasan sang ibu marah dan bahkan hingga menamparnya.

"Apa kau berpura-pura tidak tahu alasannya?!!" bentak Kalya penuh amarah sembari menatap putrinya sinis.

𝙆𝙖𝙡𝙮𝙖 𝘽𝙖𝙨𝙠𝙖𝙧𝙖 adalah seorang ibu yang sangat lembut dan hangat didepan sang suami 𝙁𝙖𝙧𝙯𝙖𝙣 𝙂𝙞𝙤𝙫𝙖𝙣𝙣𝙞, namun nyatanya dibelakang ia sangat membenci Amara yang notabene nya anak kandungnya sendiri dan tidak segan-segan berlaku kasar padanya, berbeda lagi jika dengan putra sulungnya, Arzan.

Sebenarnya Arzan awalnya tidak sama seperti ibunya yang membenci sang adik, akan tetapi setelah kembalinya Hanasta ke keluarga Giovanni, ia mulai membencinya karena hasutan dari Hanasta dan juga sang ibu yang juga menyukai gadis tersebut.

"Jika mommy marah sama Ara karena hal yang diceritakan oleh bang Arzan, itu semua nggak bener mom!" ujar Amara mencoba membela dirinya, karena ia yakin bahwa sang kakak mengadukan kepada sang ibu akan dirinya dengan buruk.

TRANSMIGRASI: KalpasastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang