9. Monday Morning

64 5 2
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Pukul enam pagi kurang lima belas menit, Maudy sudah keluar dari kamarnya dan turun menuju dapur dimana terlihat Clarissa yang sibuk menata makanan di atas piring.

"Pagi, Kak Ica," sapa Maudy ketika sampai di dapur.

"Pagi, tumben udah turun lo?" Tanya Clarissa yang masih sibuk dengan masakannya itu.

"Gue kan udah ga sekamar lagi sama tiga curut itu, jadi bisa bangun dengan tenang," jawab Maudy senang.

"Iya deh, boleh bantuin gue bawain ini ke meja makan ga?" Ujar Clarissa yang langsung diangguki oleh sang adik.

Clarissa yang dibantu dengan Maudy pun menata makanan di atas meja makan, dimana dua belas bersauda itu biasa sarapan bersama.

"Kak, lo bangun jam berapa dah? Nyiapin makanan sebanyak ini," tanya Maudy ketika melihat banyaknya jenis makanan yang dibuat oleh sang kakak serta dua belas paper bag yang berisi makanan.

"Jam setengah lima lebih kayaknya, ini aja gue belum mandi," ujar Clarissa yang sedang mencuci tangannya.

"Yaudah lo mandi dulu kak, biar gue yang beresin bekas masak lo," kata Maudy yang membuat Clarissa tersenyum lembut.

"Emang baik banget lo, makasih ya, gue mau siap-siap dulu," ujar Clarissa lalu menepuk pundak adiknya sebelum pergi ke kamarnya untuk bersiap.

Dengan cekatan, Maudy mencuci peralatan masak serta mengelap kompor serta dapur agar bersih.

Hana merupakan orang kedua yang keluar dari kamarnya. Gadis berpipi bulat itu segera berjalan menuju dapur dan mengharapkan Clarissa disana. Namun ia malah melihat kakak kembarnya yang sedang sibuk bersih-bersih.

"Loh kok lo yang disini? Kak Ica mana?" Tanya Hana heran.

"Lagi siap-siap, ini gue lagi bantuin beres-beres," ujar Maudy.

"Oh, semangat ya," ujar Hana lalu pergi menuju meja makan menunggu saudarinya yang lain.

Maudy menatap kepergian kembarannya dengan datar, memang ketiga kembarannya itu hobi sekali membuat dirinya kesal.

Tak berapa lama, Clara turun sembari memijat pundak lalu lehernya sendiri.

"Kenapa kak?" Tanya Hana.

"Pegal semua badan gue, gara-gara satu kasur sama Kak Yerin," jawab Clara lalu duduk di samping adiknya itu.

"Kok?" Ujar Hana heran, perasaan Clara sangat anti dengan anak keempat dari dua belas bersaudari itu.

"Gara-gara Kak Yerin cerita horor tadi malem, terus lampunya mati sendiri, mau gamau tidur satu kasur sama dia karena takut," jawab Clara yang masih memijat pundaknya.

"Lampu di kamar itu kan emang rusak kak, lo lupa?" Ujar Hana.

"Lah iya juga, anjir lah," ujar Clara kesal. Hana yang melihat itu pun tertawa kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Iz SistersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang