Jangan lupa vote dan komen biar author semangat updatenya
😉•|Crazy Couple|•
Congenital insensitivity to pain with Anhydrosia atau CIPA merupakan penyakit yang sangat langka, di mana penderitanya mengalami ketidakpekaan terhadap rasa sakit.Penyakit ini sangat berbahaya,
penderita penyakit CIPA terkadang tidak sadar ketika melakukan sesuatu yang berbahaya, seperti menggosok mata sampai terluka, menggigit lidah sampai berdarah, serta tangan dan kaki yang berkali-kali mengalami cedera dan cacat. Meskipun kornea mata rusak atau kehilangan bagian lidahnya, penderita CIPA tidak merasakan sakit sama sekali.Kehidupan penderita CIPA dapat disebut sebagai kehidupan yang "mati rasa", karena sistem saraf tidak mampu merasakan rangsangan dari luar. Selain tidak dapat merasakan sakit, penderita CIPA juga tidak bisa merasakan temperatur seperti panas dan dingin, sehingga penderita tidak bisa mengetahui hangatnya pelukan orang tua, dinginnya ice cream, bahkan tidak bisa menikmati panasnya kopi. Sehingga, hal terpenting yang harus diperhatikan yakni tidak boleh ada infeksi yang terjadi di dalam tubuhnya. Penderita CIPA harus ekstra berhati-hati dan rutin untuk mengecek kondisi tubuhnya.
Sayangnya, hingga saat ini belum ditemukan obat untuk penderita CIPA
(Ini author ambil dari salah satu artikel yang ada di google)
Disini lah Haechan dan Jaemin berada, di perpustakaan sekolah. Jaemin mengamati Haechan yang sedang sesegukan, seumur hidupnya baru pertama kali Jaemin melihat Haechan menangis.
Seingatnya Haechan tidak pernah menangis, Haechan bahkan selalu menjadi panutannya agar ia tidak cengeng dan lemah. Ya tapi itu dulu sebelum ia mengetahui bahwa sang sahabat adalah pengidap CIPA, pantas saja ia tidak pernah melihat Haechan merasa kesakitan dalam hal apapun.
Pernah saat mereka masih kecil ketika ia dan Haechan memasak bersama. saat Haechan tengah memotong sayuran, jarinya terkena pisau yang sangat tajam hingga jarinya berdarah. Disaat Jaemin sudah panik setengah mati apalagi karena melihat jadi Haechan yang terluka. Tapi respon Haechan hanya cuek, ia hanya membasuh tangannya dan kembali memotong sayuran tersebut.
Apa-apaan ini? Kenapa Haechan tidak menangis ataupun hanya sekedar meringis kesakitan?
Kembali ke awal, Jaemin menghela nafas pelan, "udah?" Tanyanya dan diangguki oleh Haechan, "abis ngeliat kejadian tadi, terus sekarang lo mau mutusin Mark?" Haechan menggeleng sebagai jawaban, dirinya masih sedikit sesegukan.
Jaemin berdiri memijat pelipisnya, baiklah sekarang Jaemin yakin kalau Haechan di Pelet oleh Mark.
"Pelet apa yang Mark pake sampe Mark begitu aja lo masih gamau lepasin."
"Pelet ikan?"
"Bukan gitu ya anj-"
"juayyy!!" Lanjut Haechan yang semakin membuat Jaemin kesal, sepertinya sahabatnya ini sudah mulai tena- larat, tantrum maksudnya.
"Terserah lu aja!"
Memang ya, mau sesedih apapun Haechan pasti ujung-ujungnya seperti ini. Entahlah, tiba-tiba perasaan Haechan membaik seusai menangis tadi, mungkin ia terlalu senang karena akhirnya ia bisa menangis.
Ini adalah kali pertama Haechan menangis meskipun harus karena Mark.
***
Mark tersenyum dan melambaikan tangannya ketika Giselle pergi, wajahnya seketika berubah menjadi datar.
"Enak ciumannya?" Tanya seseorang.
Mark melirik kebelakang, ternyata itu adalah Jeno. Mendengar perkataan Jeno tadi membuat ia jadi teringat akan beberapa waktu lalu ketuk ia mencium Giselle.
Ia mengusap wajahnya kasar, rasa marah, kesal dan kecewa menjadi satu. Ia merasa jijik ketika mengingat wanita sialan itu. Sungguh selama ia menjalin hubungan dengan orang lain, Mark tidak pernah melakukan hal seperti berciuman atau pun berhubungan intim.
Karena Mark tidak pernah bersungguh-sungguh dengan orang lain selain Haechan, ia hanya ingin bermain-main saja. Jadi ketika ia melakukannya dengan Giselle, itu membuat Mark kecewa terhadap dirinya sendiri. Kenapa ia tidak bisa melawannya! Seharusnya Mark menolak mentah-mentah keinginan Giselle!!
"Bangsat!" Umpat Mark
Jeno menatap datar kakak kelasnya itu, sedari tadi Jeno mengawasi Mark. Ia bahkan melihat secara langsung bagaimana Mark mencium Giselle dengan wajah terpaksa.
"Lagian lo ngapain cium dia? Gua ga pernah nyaranin buat adegan cium-ciuman tuh." Ujar Jeno, sungguh ia tidak mengerti dengan jalan pikiran Mark.
Bukankah waktu itu Mark dan Giselle telah usai, lalu kenapa sekarang seperti ini? Apa Mark tidak memikirkan kekasihnya?
"Gua terpaksa," cicitnya pelan, "lo tau, kalo gua ga ngelakuin ini Renjun bakal ngebongkar semua kelakuan gua ke Haechan. Gua di jebak, Jen." Ucapnya dengan geram.
Beberapa hari lalu Renjun menemui Mark, ia mengancam akan membongkar semua kebusukan Mark pada Haechan. Awalnya Mark tidak peduli, tapi ketika Renjun memperlihatkan beberapa bukti berupa foto, dimana dirinya sedang bermesraan dengan selingkuhannya.
Mark yang panik pun berusaha untuk membujuk Renjun agar tidak memberitahu Haechan. Namun di luar dugaan, Renjun bilang ia tidak akan memberitahu Haechan asal Mark mau menjalin hubungan dengan Giselle selama dua minggu. Juga Mark harus menuruti semua keinginan dari Giselle.
Sempat menolak, tapi pada akhirnya Mark menyetujui semuanya. Ia harus menuruti semua keinginan Giselle demi Haechan.
Tapi sepertinya Mark tidak tahu bahwa sedari awal ia telah melukai hati Haechan si pemuda manis yang berstatus sebagai kekasihnya.
Mark mengacak rambutnya, frustrasi akan semua ini, "gua harus gimana anjing, lama-lama gua bisa gila gara-gara nurutin kemauan Giselle." Celotehnya.
Jeno menatap Mark, mendengar perkataan pria Agustus itu membuatnya semakin menaruh curiga pada Renjun. Kenapa pemuda manis itu membantu Giselle? Apakah selama ini mereka bersekongkol? Tapi jika itu benar, apa keuntungan yang didapat oleh Renjun?
"sebenernya apa mau lo Renjun?" Ucapnya membatin
***
To be continued
Hampir aja chapter ini ilang, kalo beneran ilang author bakal nangis kejer.
Oh iya dari chapter ini apa kalian masih menganggap Mark itu brengsek? Atau ada yang udah luluh?
Ingat ya yang baik belum tentu baik begitupun sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple || Markhyuck
FanfictionYang satu hobi selingkuh, yang diselingkuhin malah menikmati. Ini lah cerita tentang Haechan yang selalu diselingkuhi oleh Mark, namun bukannya marah ia justru menikmatinya "lo gila apa bego? Mark selingkuh kok masih di pertahanin" "ya biarin aja, l...