•|Crazy Couple|•Mark berjalan pergi, ia hendak pulang. Tapi tiba-tiba seseorang mencengkeram tangannya erat, "lo gila? Lo mau putusin Haechan cuma demi Renjun?" Tanya Jeno dengan penuh emosi.
Mark menepis tangan Jeno, "gua ga bener-bener putusin Haechan, lo kan tau sendiri siapa orang yang gua cinta." Balasnya.
Jeno menghela nafas, ia mencoba untuk menenangkan diri. Pria tampan itu lalu menatap Mark, "maksud lo? Lo mau bohongin Renjun dengan cara pura-pura putus sama Haechan?" Tebak Jeno, ia lalu berdetak ketika Mark mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaannya, "lo bego atau gimana, Renjun kan sahabatnya Haechan. Kalo lo bilang putus sama Haechan, dia pasti tau lah bego."
Mark diam sejenak, benar juga ya. Renjun itu sahabat Haechan setelah Jaemin, apakah rencananya akan berhasil?
"Terus kalo bukan gini gimana lagi? Lo ada ide?"
"Lo jangan meragukan seorang Lee Jeno." Balas Jeno sedikit sombong. Mark memutar bola matanya malas, temannya ini memang sedikit agak-agak.
"Terus gimana caranya?"
***
"Embuull!" Teriak Jaemin ketika Haechan baru saja datang ke kelas padahal ini sudah pukul tujuh, karena tidak biasanya Haechan datang telat. Tapi tak masalah, Haechan juga manusia biasa bukan superhero yang datang tepat waktu ketika ada masalah.
Haechan tersenyum tipis, Jaemin melihat wajah Haechan agak sedikit... pucat?
"Embul kenapa? Sakit?" Tanya Jaemin.
Haechan menggeleng, "enggak, gue ga sakit. Gue baik-baik aja kok." Balas Haechan, tapi Jaemin tak sepenuhnya percaya dengan perkataan sahabatnya ini.
Ia menyentuh kening Haechan menggunakan punggung tangannya, "badan lo panas, kenapa maksain sekolah sih." Omel Jaemin, membuat Haechan terkekeh kecil. Padahal ia tidak merasakan apapun.
"Tapi gue seriusan gapapa."
"Alah ntut, yuk gue anter ke UKS. Biar lo istirahat."
Jaemin berdiri dan menarik tangan Haechan. Haechan hanya pasrah, terserah Jaemin saja deh karena saat ini ia malas berdebat.
Ketika sudah sampai di depan pintu UKS, Jaemin langsung membukanya dengan tidak santai, "punten!!, Ada pasien!!" Inilah Na Jaemin, pemuda manis tapi mulutnya tak semanis wajahnya.
Siswa yang berjaga di sana terkejut dan mengelus dadanya, "kak, jangan berisik. Bikin kaget aja." Ucap Chenle, si anak PMR yang imut, manis, gemes, lucu, kiyowoo dll.
Jaemin tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi putihnya, "maap ya Le, kelepasan." Ucap Jaemin dan diangguki oleh Chenle.
"Oh iya, ini rawat dia. Jangan sampe anaknya kabur, soalnya dia kalo ditinggal sedetik aja pasti ngilang." Jelas Jaemin panjang lebar membuat Haechan menatapnya tak suka.
Chenle memperhatikan Haechan, "tapi dia keliatan sehat-sehat aja tu kak." Balas Chenle pada kakak kelasnya sekaligus seniornya di ekskul PMR.
"Alah keliatannya doang, aslinya mah demam tinggi. Periksa aja nih orangnya." Jaemin sedikit mendorong Haechan, sementara Chenle mendekati mereka. Ia lalu mulai memeriksa Haechan dengan cara yang sama persis seperti Jaemin.
Wajah Chenle tampak terkejut, "loh iya kak, panas banget. Bentar Lele ambil termometer dulu, kak Jaemin bawa kakak manis aja kek brankar." Chenle lalu berjalan menuju tempat obat-obatan untuk mencari termometer sekaligus obat demam.
Jaemin menurut, ia membawa Haechan menuju brankar atau lebih tepatnya menuntun Haechan. Haechan langsung membaringkan tubuhnya, karena kalau tidak, Jaemin pasti akan mengomel.
"Cie kakak manis lagi sakit ciee." Ledek Jaemin
"Bacot lo"
Jaemin tertawa, ia lalu melihat Haechan yang sedang berbaring, "pokoknya lo harus istirahat dan jangan kemana-mana. Walaupun ngerasa baik-baik aja tapi tetep harus istirahat." Haechan berdehem menjawab Jaemin. Saat ini ia benar-benar malas.
Entah itu karena sakit ataupun karena memang ia malas.
Chenle datang dengan membawa termometer dan obat demam, "nih kak, mau pake sendiri apa Lele pakein termometernya?" Tanya Chenle.
"Sini gue aja." Haechan langsung mengambil termometer tersebut.
Jaemin tersenyum kecil, "Le, lo jagain Haechan ya? Gue mau balik ke kelas, bentar lagi bell bunyi." Chenle hanya mengangguk, Jaemin pun lantas pergi meninggalkan keduanya.
"Le," panggil Haechan dengan menyerahkan termometer, Chenle lalu mengambilnya. Matanya seketika membulat ketika melihat berapa suhu tubuh Haechan saat ini.
"39,6°?! Ini mah demam tinggi!!"
Haechan menggaruk pipinya yang tak gatal, "hehehe" Chenle tidak habis pikir dengan kakak kelasnya ini, apa dia tidak merasakan sakit?
"Kakak ga lemes? Ga pusing?" Haechan menggeleng karena memang ia tidak merasakan apa-apa, sementara Chenle memijat pelipisnya.
"Kakak minum obat dulu aja, abis itu istirahat yang banyak biar demamnya cepat turun."
"Iya, makasih ya.."
Chenle mengangguk dan berjalan menuju kursi khusus petugas kesehatan, sementara Haechan berbaring di atas brankar setelah meminum obat penurun demam.
"Gue emang aneh ya?" Gumamnya
***
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple || Markhyuck
FanficYang satu hobi selingkuh, yang diselingkuhin malah menikmati. Ini lah cerita tentang Haechan yang selalu diselingkuhi oleh Mark, namun bukannya marah ia justru menikmatinya "lo gila apa bego? Mark selingkuh kok masih di pertahanin" "ya biarin aja, l...