Run For Out

157 19 5
                                    

23:56 pm

Seorang pria dengan blonde hair, mata birunya dan berpakaian baju casualnya sedang berbaring di sofa dengan menggunakan lengan sebagai bantalnya tentunya. Dia memutuskan untuk tidur tapi, tidak sekarang.

Dia dikejutkan dengan panggilan yang tiba-tiba, saat dia membuka ponselnya dia terheran-heran kenapa Huniggan menelponnya dia tidak ada pilihan lain selain mengangkat telepon itu.

"Shit.Yeah?"

"Leon, maaf jika aku mengganggu malammu tapi, ini mungkin agak mendesak, tapi kami membutuhkanmu." Ucap Hunnigan.

Leon menghela nafas, dan duduk di sofa, menoleh ke jendela sambil menaruh telepon di pipinya masih ingin mendengar apa masalah kali ini, merasa terganggu di hari istirahatnya.

"Let me know." Ucap Leon dengan datar sembari menunggu Huniggan menjawab.

"Dengar, kami menemukan lokasi dimana Donald berada, kemudian Mark memberitahu bahwa ada wanita yang sedang diincar oleh mereka." Jelas Huniggan.

"Jadi? Apa hubungannya dengan wanita itu?"

"Itulah sebabnya kau harus mendengar dulu apa yang aku katakan Leon. Kau harus menyelamatkan wanita itu, kata Mark dia tahu segalanya. Mungkin dia mengenal Donald yang sedang menyamar."

Leon menatap ke tanah sembari mendengar penjelasan dari Hunnigan. Dia menghela nafas dan memikirkan sejenak, beberapa detik kemudian dia menghela nafas sambil menutup matanya, lalu dia tidak bisa melakukan apa apa selain mengangguk sambil bilang

"Baik, aku akan ke sana, kirimkan aku lokasinya." Leon mematikan teleponnya lalu berdiri dan berjalan menuju ke pintu sambil memegang jaketnya dan bergegas keluar.

⁠✿⁠༽

Aku mengendap-endap sambil menyender ke dinding sambil memegangi ponselku dengan senter yang menyala.

God. Dimana aku? Kenapa semakin aku mendalami ke ruangan ini semakin gelap dan ketakutan yang kurasakan?

Aku celingak-celinguk mencari ruangan dan berharap itu adalah jalan keluar, beruntungnya, itu ada. Aku pun langsung berjalan menuju pintu dengan lampu yang menyala terang itu tersebut. Saat aku mendekatinya, aku ragu. Ya, aku merasa ragu, karena ada suara pria di dalam ruangan itu. Aku pun menempelkan telingaku ke pintu itu dengan perlahan dan aku mendengar jelas suara pria itu. Bahkan aku mengenali suara pria itu, tapi dimana ya?

Aku menoleh ke kanan dan ternyata ada celah yang menembus dinding dalam ruangan itu. Mataku berbinar dan langsung mendekati celah itu lalu mendekati mataku untuk mengintip apa isi dari ruangan itu.

Itu Donald dan Jack.

"Fuck. Kenapa harus ada mereka? Bagaimana bisa mereka tahu, bahwa persembunyian kita disini?" Ucap seseorang dengan kesal dan seseorang itu sedang membanting meja sehingga membuat suara keras disana.

"Aku tidak tahu Donald, dia datang menyamar menjadi pelanggan dan bersikap seolah tidak tahu apa apa. Lalu dia menghabisi anak buah ku. Dan....."

"Dan?"

"Name......mungkin tahu apa yang kita lakukan."

Mataku melebar, setelah seseorang tersebut menyebutkan namaku, dan aku tahu siapa mereka, Donald dan Jack. Ternyata dia bersekongkol untuk menjual obat obatan terlarang.

Begitu rupanya, alasan aku dipecat dari pekerjaanku, hanya karena aku kurang ajar dengan pria mesum itu sampai kau harus memecatku? Begitu? Oh, ya. Mungkin aku harus mengabadikan momen ini.

Love In Trouble  [Leon S Kennedy] AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang