4 years. Ago

84 11 6
                                    

10:43 am. Rookie cookies.

Membawa barang barang ke tempat baru memanglah hal yang melelahkan. Apalagi harus menatanya sendiri. Itu membuatku ingin pingsan dulu sebentar.

*Bell ringing.*

Oh. Bajuku.

Setelah menyelesaikan semua pekerjaan. Aku mengibaskan kedua tanganku saat aku berjalan menuju ke pintu, dengan hendak mengambil barang sisaku.

"Terimakasih." Ucapku saat aku masuk dengan membawa kotak besar.

Aku menaruh kotak itu di kasur kemudian berbaring. Mencoba untuk beristirahat.

Tetapi sebentar. Kasur ini agak aneh?

Aku menepuk kasur itu, merasa kasur itu keras. Bukannya empuk. Aku tidak akan terbiasa dengan ini. Lebih baik tidur di lantai dingin sekalian.

Bosan. Kurasa tidak ada yang perlu di lakukan. Egh. Tidur saja.

Aku menatap ke arah langit langit, menutup mataku untuk memasuki alam mimpi. Semoga saja mimpi indah.

Tetapi aku mencium aroma menyengat disini.

Alkohol?

Kedua kelopak mataku terbuka dan langsung mencari di mana asal aroma itu. Baunya seperti racun yang hampir membunuhku.

Saat menyadari ternyata dari kamar sebelah. Aku mencoba menempelkan telingaku ke dinding tepat ia berada. Apakah mereka berpesta? Tidak tahu, hanya mendengar suara dentingan botol saja.

Mereka sedang minum? Di pagi ini?

Aku langsung mengabaikan itu lebih baik aku menonton TV saja.

TV sudah ku hidupkan sekarang hanya untuk membesarkan volumenya, itu cukup untuk memblokir suara yang tidak aku mau dengar. Lagipula, aku tetangga baru kan?

Setelah satu jam aku menonton, aku tertidur. Dengan TV yang masih menyala dengan volume yang lumayan besar. Tidak tahu tetangga akan mengoceh atau tidak.

Tak lama itu tiba-tiba lampu padam. Dan aku langsung terbangun dengan melihat TV berubah menjadi layar hitam.

"Oh crap." Aku bahkan tidak tahu kenapa listrik padam.

"Maaf nyonya, tetapi suara TV mu menggangguku."

Suara pria itu mengejutkanku setelah keheningan. Aku menoleh ke arah suara dan tertuju ke ruangan sebelah. Tempat aku mengintip suara.

Listrik hidup kembali dan TV nyala kembali. Sadar bahwa tetangga merasa terganggu aku langsung mematikannya.

"Kau melakukan ini?" Ucapku menatap ke dinding kosong.

"Hanya untuk membuatmu sadar bahwa kau telah mengganggu seseorang."

Aku terkekeh. Ternyata aku punya tetangga yang tidak suka terhadapku. "Maaf tuan, mungkin aku tidak akan mengulanginya lagi. Lagi. Dan lagi."

"Heh. Kuharap setelah hari kau tidak akan menganggu orang dengan bisingmu itu."

"Kurasa?" Aku membalas dengan senyuman menyeringai. dia tidak menjawab. Ya sudahlah.

---

Semuanya sudah selesai. Barang sudah tertata rapi. Hanya saja memerlukan penuh tenaga sehingga ada kebisingan. Yep. Mungkin saja pria itu sedang mengoceh saat ini. Mungkin tidak.

Tidak apa apa di tempat baru kutempati ini. Kosong. Tidak ada teman. Dan menjadi orang asing.

Aku melihat semua barang yang sudah kususun, memeriksa apakah aku harus menyusun kembali letaknya jika ada yang tidak cocok.

Love In Trouble  [Leon S Kennedy] AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang