...Happy Reading...
Derap langkah kaki puluhan orang membuat bising di telinga, ramainya suasana di sebuah taman hiburan yang akan berakhir beberapa pekan lagi membuat seorang remaja laki-laki tampak ketakutan.
Ia meringkukkan tubuh kurusnya di bawah atap salah satu stan makanan yang sedang tutup, kedua tangannya menutup telinga guna merendam bisingnya suara.
"Neo!"
Neo panggilan untuk remaja kurus itu, Neo mendongak saat salah satu suara yang ia kenali menerobos masuk ke gendang telinganya.
"Yayah!"
Binar bahagia terlihat di kedua netra malam itu.
"Yayah, Neo tadi-"
Belum sempat Neo menyuarakan ceritanya pria yang menjadi ayahnya itu membawa tubuh kurus Neo ke gendongannya.
"Anak nakal, ayah sudah bilang Neo tidak boleh pergi sendiri." Dengan wajah datar Arga berucap membuat sang putra menunduk.
"Yayah Arga marah, Neo takut." Arga hanya melihat sekilas sosok di gendongannya, walau sang putra berucap lirih hampir tidak terdengar tetapi Arga masih bisa mendengar ucapan sang putra.
"Neo sayang yayah."
Arga mendengarnya tetapi ia enggan menanggapi sebaliknya ia memilih menulikan pendengarannya.
Ia membawa Neo kesamping kursi kemudi lalu mendudukannya. Neo hanya diam tidak berani membuka suara ataupun menatap Arga yang tengah fokus menyetir.
Mobil hitam itu melaju membelah jalannan yang ramai dan berhenti di sebuah bangunan, setelah memarkirkan mobil Arga pergi tanpa berucap apapun, meninggalkan Neo yang menunduk.
"Yayah, marah? Neo takut." Jari-jari yang nampak kecil itu saling meremat, menghilangkan gelisah di hatinya.
Setelah beberapa menit suara pintu mobil yang terbuka mengalihkan pandangan Neo yang sedang bermain dengan jari-jari tangannya, walau dengan raut sedih tentunya.
"Yayah-"
"Berikan tanganmu!" Neo hanya menuruti perkataan sang ayah, menyodorkan kedua tangannya sembari menatap takut-takut pada Arga yang terlihat masih marah.
"Lain kali kalo pergi izin sama ayah, ayah yang repot cariin Neo." Neo hanya mengangguk, sadar tidak sadar perkataan sang ayah membuat hati kecil Neo terluka.
Hening, membiarkan ayah dan anak berada di dunianya masing-masing. Arga yang tengah mengobati luka yang entah darimana didapat sang putra, sedangkan Neo tengah memandangi sang ayah yang sedang mengobatinya.
"Yayah masih marah sama Neo?" Pertanyaan bernada lirih dari Neo dihiraukan begitu saja oleh Arga membuat Neo semakin takut, takut sang ayah tidak sayang lagi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Neo? [END]
RandomNeo itu berbeda, hati Neo akan selalu menjadi hati anak kecil. Penuh kejujuran di dunia yang luas ini. Saat berusia 5 tahun perkembangan saraf otak Neo melambat. Dan di diagnosis mengalami disabilitas intelektual. Mereka yang disekeliling Neo hanya...