...Happy Reading...
Jam tiga pagi Neo terbangun dengan muka kusut, melangahkan kaki kurusnya ke arah dapur yang sedikit gelap dengan tangan menyincing boneka katak."Neo haus, harus minum." Suara serak khas remaja puber keluar dari bibir tipis Neo.
Dari arah belakang seorang pemuda hanya melihat apa yang dilakukan saudara kandungnya. Matanya membola saat gelas yang baru di pakai Neo posisinya berada di ujung meja dapur.
"Ne-"
Craks..
"Hua.." Neo yang memang penakut menjatuhkan diri di samping pecahan kaca.
Pemuda itu segera berlari dan menghampiri sang adik yang sedang menutupi kedua telinga serta memejamkan matanya, pemuda itu segera membawanya menjauh dari pecahan gelas kaca yang berserakan.
Ctak.. ruangan menjadi terang, siulet seseorang memantau dari ambang pintu.
"Ada apa ini Ares?" Suara serak khas pria mengalihkan pandangan kakak beradik yang tengah berdua di dapur, pria itu Arga dengan piyama hitam polos mendekati kedua putranya.
"Ayah, itu-"
"Apaan sih, jam tiga udah brisik?!" Perkataan pemuda bernama Ares terpotong oleh Ray yang nampak baru bangun tidur di tangan kanannya terdapat ponsel dengan flash yang menyala terang.
"Ck, punya abang gak normal ya gini, gak jelas." Ucap Ray setelah dapat melihat dengan jelas.
"Ray lanjut tidur saja, ini masih gelap." Arga menulikan pendegarannya atas perkataan anak bungsunya itu, sebaliknya ia menyuruh Ray melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.
Arga menggendong koala Neo dan dengan refleks Neo melingkarkan kedua tangannya pada leher sang ayah. Arga menepuk-nepuk pantat Neo guna membuat Neo kembali terlelap.
"Ares kamu juga tidur, besok kuliah pagi kan?" Tanya Arga pada Ares setelah memastikan putra yang ia gendong tertidur pulas.
"Iya yah, ayah juga sudah dulu kerjanya, ayah butuh tidur!" Jawab Ares seadanya. Ares putra sulung Arga yang tengah memasuki dunia perkuliahan, memilih jurusan kedokteran karena profesi dokter menjadi mimpinya sejak menginjak remaja.
"Hm." Mendengar jawaban dari sang ayah Ares kembali ke kamarnya di lantai dua.
Arga kini hanya berdua di dapur, Neo sudah terlelap kembali beberapa menit yang lalu meninggalkan hening. Dan untuk Arga mengapa ia bisa berada di dapur sedangkan malam tadi Arga tidur bersama Neo, itu karena tengah malam ia terbangun dan memutuskan bergulat dengan berkas-berkas perusahaannya.
"Hum.. bobo." Neo memasukan ibu jarinya ke dalam mulut tetapi tangan kekar Arga mengeluarkan ibu jari Neo yang penuh liur.
"Aku tidak bisa." Ucapan lirih terdengar dari bibir Arga yang senantiasa menimang Neo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Neo? [END]
RandomNeo itu berbeda, hati Neo akan selalu menjadi hati anak kecil. Penuh kejujuran di dunia yang luas ini. Saat berusia 5 tahun perkembangan saraf otak Neo melambat. Dan di diagnosis mengalami disabilitas intelektual. Mereka yang disekeliling Neo hanya...