2

400 23 2
                                    

Pria dengan proporsi tubuh yang kekar juga memiliki wajah yang sangat menawan memasuki mansion, dengan kanan-kiri nya terdapat pengawal dan maid yang tengah menunduk hormat.

Wajah datar dan dingin selalu menjadi ciri khas nya.

Pintu terbuka dengan lebar, barang-barang mewah yang mengisi dalamnya membuat siapapun takjub.

Lukisan-lukisan mahal terpanjang di dinding yang bernuansa emas dan abu-abu.

Dan foto anak kecil dengan jenis kelamin laki-laki terpampang jelas.

Anak kecil yang tersenyum manis dengan di temani daddy-nya yang hanya memasang senyum tipis di foto itu.

Pria kekar yang di ketahui memiliki nama Jevano alraga abraham, pria duda yang memiliki 1 anak laki-laki yang masih berumur 6 tahun.

Pria yang di damba-dambakan oleh siapapun, entah wanita ataupun pria.

Raga memasuki mansion nya lebih dalam, hingga pekikan dari tangga membuatnya tersenyum tipis.

"Daddy!"teriak anak kecil yang di duga anak dari raga, Jevano alvano Stefanus.

Anak laki-laki dengan wajah manis dan pipi chubby, anak yang menjadi alasannya untuk tetap hidup.

Satu-satunya harta yang paling berharga bagi raga, alvano. Sang buah hati yang selalu menemani nya 6 tahun ini.

Anak yang selalu ceria, dan suka berbicara. Membuat raga senang.

Bahkan, jika dirinya bersedih. Dia akan selalu menghibur daddy-nya ini dengan kecupan dan kata-kata yang membuat raga terharu.

Anak yang menjadi cahaya untuk dunianya yang gelap.

Raga tersenyum, berjongkok dan melebarkan kedua tangannya.

Berniat untuk memeluk sang anak yang kini berlari mendekat ke arahnya.

Hup!

Raga memeluk erat alvano, begitupun sebaliknya.

Mengecup pipi chubby sang anak singkat kemudian mengusak rambut coklat nya yang lebat.

Alvano terkikik geli, "daddy, i Miss you so much"ucapnya sembari memeluk erat daddy-nya.

Raga tertawa pelan, mengecup lagi kedua pipi dan kening sang anak yang membuat empu nya tertawa keras.

"Hahaha! Daddy hentikan!"ucap alvano sembari menjauhkan wajahnya yang terus menerus di ciumi.

Raga menghentikannya, kemudian mengelus lembut pipi alvano. "Daddy merindukan mu juga"

Alvano terkikik senang mendengar jawaban yang keluar dari mulut raga.

Raga mengendong alvano dan membawanya ke kamar nya.

"Daddy! Apa Daddy lelah?"tanya alvano dengan menatap mata tajam ayahnya

Raga tersenyum, kemudian mengangguk, "ya, tapi sekarang lelahnya sudah hilang karena melihat putra daddy yang tampan ini"ucapnya

Lagi-lagi alvano tertawa senang, "kenapa lelahnya bisa hilang Daddy?"

"Karena melihat anak Daddy yang tertawa dan tersenyum"

Alvano mengangguk kecil, "baiklah! Aku akan tersenyum dan tertawa terus!"ucapnya dengan senyum lebar

Raga terkekeh geli melihat tingkah anaknya.

Memencet tombol pin kamarnya kemudian memasuki kamarnya stelah pintu terbuka, tak lupa untuk menutup kembali pintunya.

Raga menurunkan tubuh kecil alvano di kasur king size nya.

AlragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang