10

305 19 0
                                    

Haikal terbangun dengan rasa pusing dan sakit yang luar biasa, matahari menembus tirai mahal yang berada di kamar itu.

Haikal memegangi kepalanya, "ugh.."

Haikal mencoba melihat sekeliling tapi nihil, semua buram.

Haikal mencoba menggosok matanya hingga akhirnya pandangan nya kembali seperti semula.

Pertama yang ia lihat adalah atap kamar yang bergambar angsa.

Haikal mencoba bangkit tapi seperti ada yang menahannya, Haikal menoleh dan langsung berteriak kencang.

"AAAA ANJING!"Teriak serta umpatannya

Raga yang masih pulas tentu terkejut "apa? Ada apa?"

Haikal mencoba bangkit namun tubuhnya malah seperti lumpuh.

"LO JAHAT! GUE BENCI LO"umpat haikal dengan mata berkaca-kaca

"....maaf.."

"Hiks.. gue ga butuh maaf lo! Gue.. hiks gue kotor!"tangis nya

Sungguh Haikal tidak pernah menduga kejadian seperti ini.

Jika tau akan ada hal buruk seperti ini, Haikal tidak akan mau mendatangi bar.

"saya tanggung jawab kalau kamu hamil, jadi tenang saja"ucap raga dengan tenang

"..."tidak ada jawaban hanya isakan kecil yang terdengar

"Keluarin.."lirihnya

"Apa maksudmu?"

"... keluarin milikmu.."

Raga tersadar dan melepaskan penyatuan mereka, dan langsung memeluk tubuh haikal.

Haikal pasrah, tubuhnya lemas,sakit, kepalanya pusing.

Raga mencium dahi Haikal, "maaf untuk semuanya, maaf saya ga sadar.. maaf Haikal.."

Haikal tidak menjawab membalas erat pelukan itu dan mencoba tertidur lagi dengan isakan yang tentunya masih terdengar

🕊️

"Anterin gue pulang.."pinta haikal ke raga

Mereka baru saja mandi bersama, Haikal sudah menolaknya ya, jadi jangan berfikir kalau ini kemauan Haikal.

Haikal tengah mengeringkan rambutnya dengan hairdryer di kasur

Sedangkan raga tengah memakai pakaian formalnya

Untuk baju, raga yang membelikannya bahkan lebih dari 1

Haikal termenung dengan tangan yang terus mengeringkan rambutnya.

"Gue mau pulang..."lirihnya sekali lagi

Raga menoleh dan mendekat, "sarapan dulu, setelah itu kita pulang"

Haikal mengeleng tidak mau "pulang.. ibu sama ayah pasti panik gue ga pulang semaleman.."

"Biar saya yang bilang, sekaligus saya akan bertanggung jawab denganmu"

Haikal mengeleng, "gue ga mau nikah"

"Gue masih mau nikmati hidup dulu.. gue ga mau di kekang, anterin gue pulang.."

Raga menghela nafas, "baiklah kita pulang, tapi tolong terima pertangungjawaban saya"

AlragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang