15

260 19 0
                                    

Ting nong

Raga sekarang tengah berdiri di depan gerbang rumah Haikal

Rumah dengan bentuk minimalis namun terlihat mewah dengan 2 lantai.

Gerbang terbuka raga segera masuk dan mengetuk pintu, kembali yang membuka adalah Nindy, ibu Haikal.

"Loh ada apa nak?"

"Ah.. maaf menganggu Tante, saya mau kasih Haikal ini, tadi dia minta"

"Yaampun itu anak, yaudah masuk masuk, maaf ya ngerepotin"

"Tidak papa, saya permisi ke atas ya Tante"

Nindy mengangguk dan kembali memasuki kamarnya.

Raga mengetuk pelan pintu itu, namun tidak kunjung di buka.

Hingga raga memutuskan untuk membuka pintunya.

Terbuka.

Raga masuk, dan melihat posisi Haikal yang tengah tengkurap dengan posisi serong kiri.

Handphonenya yang berada di bantal, serta selimut yang jatuh.

Dan bantal yang di tiduri Haikal basah.

Raga menghela nafas, ya tidak apa-apa dia kelelahan, tapi dengan ini siapa tau Haikal bisa menerimanya.

Aminkan saja dulu.

Raga berjalan mendekat dan mencoba membangunkan Haikal

"Hei.. ayo bangun"ucap raga dengan mengelus lembut pipi tembem Haikal

"Eungh..."Haikal mengucek matanya dan bangkit duduk

Haikal yang masih linglung pun hanya terdiam menatap wajah tampan raga

Raga tersenyum "saya bawain nasi uduk nih, ayo makan"

Haikal langsung tersadar dari lamunannya, nyawanya kembali terkumpul.

Matanya berbinar walaupun sedikit memerah dan bengkak karena, menangis mungkin?

Raga jadi berasa bersalah..

"Mana? Mana mana? Mana nasi uduk nyaaa"tanya Haikal dengan menggoyang kan lengan berotot raga

Raga terkekeh geli, "ini-ini silahkan di makan, tuan kecil"

Haikal ga tanggepin, dia ngebuka bungkus itu dan mulai memakannya.

"Eum.. enak bangettt"

"Lu mau?"raga yang di tawari mengeleng

"Habiskan"

Setelah berucap itu Haikal langsung berhenti makan dan malah ngasih sisa makanannya ke arah raga

"Engga ah, udah kenyang nih makan sama lu aja"

"Saya?"

"YAIYALAH, udah ah mah tidur"

Haikal kembali meringkuk dengan memeluk bantal guling nya.

Raga yang melihat itu mengeleng kan kepalanya melihat tingkah absurd Haikal

.

.

.

Besoknya Haikal terbangun karena rasa mual, dengan cepat Haikal menyingkirkan selimutnya dan berlari ke arah kamar mandi yang berada di dalam kamarnya dengan menutup mulut

Sesampainya di sana Haikal berpegangan di wastafel dan mulai memuntahkan cairan bening lagi dan lagi

Huwekkk

Huwekkk

"Ugh... Gue kenapa sih.."gumamnya

Haikal meremat perutnya tapi itu malah semakin membuatnya kesakitan

"Akhh! Sakit banget anjing.. eumh.. gue kenapa sih"

Huwekkk

Haikal mengusap mulutnya yang terdapat Muntahan nya meskipun itu hanya cairan bening.

Raga yang memang menginap dan tidur di sofa Haikal pun terbangun dan menghampiri kamar mandi dengan panik

Raga melihat Haikal yang sepertinya kelelahan bahkan tubuhnya hampir merosot

Raga dengan cepat menghampiri Haikal dan menahan tubuhnya dengan merangkul pinggang nya

"Kamu sakit?"tanya nya panik

Tapi bukan jawaban yang dia dapat, malah isakan,

"Hiks–gatau, cape mual terus hiks"

"Ayo ke dokter"

"Hiks–gamau, mau tidur pak~ pusing.."

"Iya-iya ayo saya gendong"

Raga mengendong tubuh Haikal dan menidurkan nya di single bad Haikal

"Haikal.. saya mau tanya serius boleh?"ucap raga ragu

Haikal mengangguk pelan, tubuhnya masih lemas. Bahkan sangat lemas

"Kamu.. kamu.. ga sakit apa-apa kan?"tanya raga yang tentunya di jawab anggukan Haikal walaupun sedikit ragu

Raga menghela nafas, "bisa jadi kamu hamil–

Bug!

Bug!

Belum sempat menyelesaikan perkataannya, raga sudah terlebih dahulu di lempar 2 bantal dan tepat mengenai wajahnya, engga sakit sih tapi sakit, eh engga cuma dikit

"Bangsat! Jangan ngadi-ngadi lu!"teriak Haikal marah

Raga menatap wajah Haikal dengan datar "saya hanya bertanya haikal."ucapnya dengan dep voice

Glup

Haikal menelan ludahnya mendengar suara dep voice raga, "y-ya lu sih nanya ga masuk akal!"

"Masuk akal, Haikal"

"ENGGA IH, KELUAR LU SANA!"

"Haik–

Bug!

Bug!

Raga tersenyum paksa, belum menyelesaikan lagi-lagi mendapatkan lemparan

Raga menghela nafas lelah, "Haikal bisa jadi kamu hamil, kamu mengalami gejala seperti orang hamil pada umumnya, dan saya juga terkadang mengalami"

"Ya berarti yang hamil elu!"

"Jangan mengada, kamu yang saya tusuk"

Blush

Mendengar itu sontak pipi Haikal memerah padam, "a-apasih sotoy lu! Dasar duda!"

"Haikal saya serius"

"Gue lebih serius, gue laki tulen pak, mana mungkin gue hamil"

"Maka dari situ kita harus memeriksa mu kerumah sakit"

"Gue ga mau! Lu jangan maksa ya! Gue ga h-a-m-i-l HAMIL!"

"Terserah mu saja, saya pulang"

Raga langsung menyambar kunci mobilnya dan keluar dari kamar Haikal

Haikal menatap pintu yang telah tertutup kembali

Haikal menghela nafas kemudian terkekeh, "tuh duda oon apa gimana sih, yakali cowo bisa hamil, goblok banget"

AlragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang