11

267 19 0
                                    

Besok paginya Haikal bersiap untuk pergi ke kampus, walau keadaan nya tak memungkinkan untuk dirinya pergi ke kampus Haikal tidak peduli, yang terpenting dia berangkat ke kampus.

Haikal berdiri di depan cermin, menatap leher nya yang penuh dengan kissmark.

Haikal menggosok kuat area itu, bukannya menghilang malah semakin menyebar, bagaikan memakai lipstik yang jika di gosok akan belepotan.

Haikal menghela nafas lelah, "bajingan.."lirihnya dengan terus menggosok nya

Tapi percuma, kissmark itu tak kan bisa hilang dalam waktu singkat,

Haikal pasrah dan keluar dari kamar mandi dengan tertatih-tatih, dan membuka lemari pakaiannya kemudian memakai seragam batik sekolahnya.

Haikal duduk di bangku meja rias nya dan mencari cara untuk menutupi tanda yang di buat oleh pria bajingan

Setelah mengobrak abrik laci meja riasnya Haikal akhirnya menemukan foundation dengan merek Valmont, foundation yang berasal dari Swiss dengan harga kurleb 4,5 juta.

Haikal mengingat kembali foundation milik siapa, bagaimana bisa ada di kamarnya.

Ah.. yang pernah masuk ke kamarnya hanya gevan ddk dan Aura itupun saat ada kerjaan kantor saat magang.

Mungkin iya milik aura

Baiklah aura Haikal meminta sedikit foundation mahal mu ini.

Haikal menekan foundation itu hingga keluar isinya dan di oles ke lehernya yang terdapat kissmark.

Setelah bermenit-menit berlalu Haikal telah siap dan berangkat ke kampus dengan supir.

Awalnya Nindy dan Asta melarang Haikal untuk berangkat, tapi Haikal tetep kekeuh untuk berangkat.

Jadilah keduanya mengizinkan dengan syarat di antar jemput oleh supir, Haikal menyetujui nya.

Dan disinilah Haikal sekarang, Universitas Tigaraksa, haikal memasuki gerbang yang masih sepi, Haikal malu jika di lihat berjalan seperti ini.

Sesampainya di kelas ternyata di situ udah ada gevan dan 5 cewek sama 4 cowok termasuk gevan dan Haikal.

Mereka sepertinya piket, tapi ada juga yang tidak.

Gevan yang menyadari ada Haikal pun menoleh dan menghampiri Haikal dengan membawa sapu, "Wii pagi banget datengnya kal"ucapnya basa-basi

Haikal hanya berdehem, suasana hatinya sedang tidak baik.

"Kenapa lo? Ga mood ya?"Haikal hanya menjawab dengan anggukan untuk pertanyaan gevan

Haikal berjalan melewati gevan dan duduk di bangkunya, barisan ke empat dari depan dan duduk di dekat jendela, yaa namanya juga cowo suka lah ya duduk di Deket jendela, bisa liat pemandangan, iya pemandangan mahasiswa/i yang berlalu lalang dan parkiran.

Gada yang menarik sih.. tapi ya bodoamat, suka2 mereka lah.

Ting!

Ting!

Haikal mengernyit heran, siapa sih yang chat Sampe spam segala?

Haikal penasaran dan langsung membukanya.

Nomor tidak di kenal

-Haikal, ini saya, raga.
-saya benar² meminta maaf untuk kejadian kemarin malam, sungguh saya ga sadar..
-tolong.. biarkan saya bertanggung jawab atas perbuatan yang sudah saya lakukan terhadap mu
-kamu bisa pikirin baik² haikal, tolong kalau ada apa-apa dengan mu beritahu saya segera
-saya tau kamu sudah melihat pesan saya, tidak apa kamu tidak membalasnya, yang terpenting kamu melihatnya
-saya minta tolong kalau kamu sudah bisa menerima saya, tolong katakan, jika kamu takut untuk berbicara dengan kedua orang tuamu, biar saya yang berbicara
-ya itu saja, tolong sv ya nomor saya?
Baiklah tak apa jika tidak mau

Haikal membaca isi pesan itu dengan seksama, Haikal mau saja di pertanggung jawabkan, tetapi ego nya terlalu tinggi, Haikal juga sedikit membencinya.

Haikal bukanlah gay, tetapi bukan berarti dirinya homophobic

Haikal menghela nafas, entah apa yang akan di lakukan kedepannya.

AlragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang