Gibran memasuki ruangan yang di huni Rakha tadi,
Cklek,
"Kha.?" Gibran melongok Rakha yang ternyata tidak berubah wujud.
"Hmm.." gumam Rakha yang sudah berbaring di lantai dengan peluh yang menetes dari dahinya dengan nafas Ter engah.
"Lo ngga berubah?" Tanya Gibran sambil membantu Rakha berdiri.
"Ngga gib, Naura sama siapa?" Tanya Rakha ketika sudah menetralkan nafasnya,
"Sama kakak kelasnya, udah lah kha, ambil aja mutiaranya, dari pada kamu Kaya gini terus, dan kamu harus inget kha, dia itu manusia, gak bakal bisa jadi mate kamu"
"Aku tau gib, tapi, bukankah terlalu kejam jika aku merebut kehidupannya dengan paksa? Biarkan dia yang menyerahkannya padaku dengan ikhlas,"
"Itu kalo dia mau, tapi kalo ngga? Kamu yang bakal mati perlahan kha," Gibran menghembuskan nafasnya kasar,
"Aku sudah menghubungi Sukmanya gib, dan aku pikir dia sangat menerima dengan baik kehadiran mutiaraku,"
"Dan mengorbankan kehidupanmu? Kamu mau jadi rubah se utuhnya? Itu mau kamu?" Ujar Gibran dengan nada sedikit menekan.
"Setidaknya beri dia kesempatan sampai umur tujuh belas,"
Gibran memalingkan wajahnya tak ingin melihat Rakha, dia marah, karena rakha yang menurutnya terlalu baik untuk seorang manusia seperti mereka.
Gibran bukan tidak tau jika ayahnya telah di bunuh oleh para manusia yang menganggap rubah ekor sembilan itu Mala petaka.
Tiga tahun berada di Dunia manusia bukan waktu yang singkat untuknya mengerti seluk beluk manusia, dan kabar yang beredar tentang pernah di bunuhnya rubah ekor sembilan di tepi hutan Aorez yang dekat dengan tempat tinggal keluarga Rakha.
Hutan itu memang di kenal dengan hutan terlarang oleh para manusia, karena banyaknya orang yang pernah masuk namun tak bisa kembali, itu yang mereka bicarakan terkait hutan itu.
Banyaknya hewan buas, dan ada kabar juga yang beredar jika hutan itu di huni keluarga rubah ekor sembilan, pernah ada satu kejadian yang menggemparkan ketika seorang anak yang hilang di hutan itu karena terbawa arus sungai, namun di dapat di temukan oleh warga dengan ke adaan sangat baik tanpa luka sedikitpun.
Dan berita itu pula yang membawa Gibran sampai di mana ia bisa menemukan gadis yang memiliki black pearl milik Rakha.
"Ayo kita ke kelas kha"
Gibran mencoba mempah Rakha, yang di tolak halus olehnya,
"Aku bisa sendiri gib," ujar Rakha dengan berjalan sedikit tertatih di ikuti Gibran dari belakang.
__________________________________________
Di rumah yang sederhana terlihat seorang gadis sedang menghadap sebuah laptop di mejanya, dengan cekatan mengetikkan sebuah naskah cerita yang sedang di garapnya,
Satu kisah dari sekian banyak kisah yang belum ia rampungkan, entah kenapa Naura seperti ingin mengangkat yang satu ini, tentang rubah yang menolongnya waktu di hutan, entah kenapa Naura seakan merasakan kehadiran nya kembali, kendati banyak yang berkata jika rubah itu telah tewas di bunuh.
Naura menggelengkan kepalanya, mengusir bisikan bisikan yang begitu mengganggu,
Tida tiba sebuah buku yang berada di sampingnya bergeser dan terjatuh, membuatnya menghela nafas berat,
"Berhentilah menggangguku Ashley" ujar Naura membuat Ashley menghentikan kegiatannya.
"Kau menyebalkan, kau bilang akan mengangkat kisah temanku yang ku temukan di pinggir danau" ujarnya sambil melayang menghampiri Naura
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Pearl
WerewolfRakha, seorang keturunan dari siluman rubah ekor sembilan, yang tak sengaja menemukan gadis hampir sekarat di hutan.