dia milikku

656 60 11
                                        

Tok tok tok

"Kak, jihan masuk ya" teriak seorang anak kecil dari balik pintu kamar Naura, membuat naura panik

"Kha.. kmu harus cepet pergi sebelum adikku melihatmu" ujar Naura, namun rubah itu justru menaiki ranjang Naura dan meringkuk di sana membuat Naura menggeram,

"Kak..." Panggilnya lagi,

"Bentar ji.." sahut Naura dari dalam kamar sambil mengambil selimut untuk menutupi seluruh tubuh Rakha.

"Kamu diem di sini, aku mau keluar sebentar" Naura pergi meninggalkan Rakha untuk membukakan pintu sang adik.

Cklek!!

"Kenapa Jihan?" Tanya Naura pelan dengan berjongkok mensejajarkan tingginya dengan jihan

"Bunda bilang waktunya makan" ujarnya kepada Naura.

"Iya, kakak turun ayo" Naura segera membawa sang adik keluar kamar dan menutup pintunya dengan cepat, takut sang adik melihat gundukan di balik selimutnya.

*

Rakha keluar dari selimut dengan tubuh manusianya, karena keadaan tubuhnya mulai membaik, dia akan berubah menjadi rubah jika keadaannya tubuhnya memburuk atau melemah.

Rakha mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar Naura, dia tidak mendapati siapapun yang bercengkrama dengan Naura sebelumnya, Ashley, TK ada di sana, dengan ke cepatan cahaya, Rakha keluar dari kamar Naura kembali ke rumah Gibran.

Gibran yang sedang mondar-mandir di dalam rumah nya karena tak mendapati Rakha di manapun membuatnya khawatir karena keadaan rakha yang terakhir kali  ia lihat sedang melemah, apa mungkin Rakha menemui mutiara nya? Pikir Gibran,

Namun tak berselang lama Rakha menampakkan dirinya di depan pintu rumah membuat Gibran bernafas lega.

__________________________________________

Di pagi yang cerah, se cerah senyuman Gibran pagi ini, membuat Rakha mengerutkan keningnya heran.

"Aku udah dapat penangkalnya kha, coba kamu pake"

Gibran memberikan sebuah kalung rantai kepada Rakha

"Itu akan mencegahmu jika suatu saat kamu melemah, dia aka sedikit menekan hasrat mu untuk berubah."

Rakha memakai kalung itu membuat Gibran berdecak.

"Kamu udah kaya berandalan kha" ujar Gibran di selingi tawa

"Lagian kamu bikinnya kalung, bukannya cincin aja" protes Rakha.

"Cincin terlalu kecil kha, mana kuat ngelawan energi' mu"

"Yaudah ngga papa si kalungnya jangan di mainin gitu,, taro dalem seragam" kesal Gibran karena Kakung yang dia buat malah di mainin

Rakha mengangkat satu alisnya dan menutupi kalungnya dalam seragam.

"Nah gitu, kan ga terlalu kelihatan" ujar Gibran dengan senyuman lima jarinya.

"Udah ah yok kita berangkat, " Gibran mengambil kunci mobilnya dan keluar di ikuti Rakha di belakang.

*
*

Jam istirahat..

Rakha memperhatikan Gibran yang sedang bermain futsal bersama teman temannya,

Rakha bosan membuatnya dengan iseng sedikit menggeser bolanya ketika gibran  sedang menguasai permainan membuat Gibran selalu gagal untuk mencetak gol.

Gibran yang sadar akan kelakuan Rakha pun mendengus dan menendang bola yang berada di kakinya ke arah Rakha dengan keras,

Namun sayangnya Rakha bukanlah cowok sembarangan, di memiliki filing yanag sangat kuat membuatnya sadar dengan bahaya dan segera menghindar,

Black Pearl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang