pertempuran

398 60 13
                                    

Langit menggelegar, petir dan badai Saling bersahutan, burung burung nampak terbang berserakan, suara Geraman, lolongan serigala membaur dengan suara gemuruh yang ada.

Kini Rakha dan Gibran telah sampai di pertarungan sengit mereka, saling menyerang tidak perduli dengan status mereka sebelumnya.

Dalam diri Gibran masih terdapat jiwa Gibran yang tersisa, dan ia berusaha mengendalikan tubuhnya tanpa menuruti instingnya untuk membunuh Rakha.

Dengan geraman Gibran mengerahkan semua  shadow, sedangkan Rakha mengerahkan segala macam makhluk penghuni hutan larangan disana, bahkan ada makhluk yang menyerupai monster hitam besar bertanduk, dengan gada di tangannya, Rakha tersenyum puas ketika satu persatu shadow tumbang di tangan pengikut pengikutnya.

Sebenarnya shadow bisa hidup kembali jika di kalahkan, ia seperti makhluk abadi yang tidak bisa mati, namun, sebelum memulai perang, Rakha telah membuat segel di batu besar yang sengaja ia belah dengan retakan kecil, hingga setiap shadow yang tumbang tidak bisa bangkit kembali, melainkan lenyap tersegel di batu itu melalui celah yang ia buat.

Buatlah celah kecil dengan mantra penyegel, karena sejatinya shadow tidak dapat mati, mereka hanya bisa di kurung dalam sebuah segel.

Makhluk pengikut Rakha telah memporak-porandakan hutan itu, pohon tumbang di sana sini, membuat para hewan yang berada di sana berlari tunggang langgang guna menyelamatkan diri.

Mata Rakha mengeluarkan darah segar ketika serangan Gibran mengenainya telak.

Gibran mengayunkan pukulannya membuat Rakha terpelanting menabrak batu hingga  pecah menjadi beberapa bagian.

Uhuk!

Cairan merah kembali keluar dari sela sela bibir rakha, Dadanya terasa sesak karena pukulan Gibran yang begitu kuat.

Gibran menyeringai melihat lawannya yang telah tumbang dan melemah kemudian perlahan berubah menjadi rubah.

Cahaya bulan merengsek masuk, menyinari tubuh Rakha yang telah sempurna berubah wujudnya menjadi rubah.

Bulu putih dengan gradasi perak itu terlihat bersinar di terpa cahaya bulan.

Louis was was, pasalnya Jika Rakha telah berubah menjadi rubah, berarti  tenaganya telah terkuras, dan ia tengah mengumpulkan energi jiwanya kembali.

Gibran tertawa, suaranya menggema memenuhi lembah itu, para dark shadow tak berhenti bermunculan, entah itu dari dalam batang pohon, ataupun dari dalam tanah.

Ternyata anak buah Gibran sangat banyak, seperti tidak ada habisnya.

Louis pun ikut kewalahan, Rakha membutuhkan pearlnya.

"Saya akan mengulur waktu, gunakan waktu itu sebaik mungkin untuk memulihkan tenagamu"

Setelah mengirim telepati pada Rakha, Louis bergerak menyerang Gibran, kemampuan Louis terletak pada kecepatannya.

Ia menyerang Gibran dari berbagai arah dengan cepat hingga membuat Gibran sedikit kewalahan.

*

Bunyi petir yang saling menyahut di sertai badai membuat Naura begidig ngeri,

"Mereka telah memulai peperangan" bisik Ashley yang tak pernah beranjak dari berdirinya di samping Naura.

Black Pearl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang