Lian || 8

3.3K 316 6
                                    

Rion tersenyum puas setelah selesai menyajikan jus dingin buatannya kepada Lian,

Yang diminum baik oleh sang empu walaupun sedikit merengek dan mengatakan jus buatannya kurang manis—Because the sweetest person in this world is only Lian eh...ehehe

"Plis aku capek banget mikir ini"

Lian yang sedang tiduran tengkurap itu mengeluh dan menelusupkan kepalanya pada lipatan kedua tangannya

Membuat Laskar yang duduk bersila sembari memutar-mutar bolpoin di depannya itu mengernyit heran

"Tumben lu ngeluh"

"Biasanya lu kan paling semangat kalo ada pekerjaan rumah yang kayak gini "

Lian sontak mendongak menatap Laskar dengan cekatan

"Apa? aku semangat? "

Laskar mengangguk ragu sekaligus heran "lu aneh amat sekarang anj—

Ia melirik kearah Rion yang mengataskan satu alisnya kearahnya dengan canggung "m-maksud gue lu aneh banget Yan"

"Plis dah" Laskar mengibaskan tangannya dengan canggung

"Mau saya bantu? "

Rasa lemas yang tadi ada pada tubuh Lian seolah hilang begitu saja

Ia dengan cepat beranjak duduk dengan posisi bersila dan mengangguk-anggukkan kepalanya seraya menatap Rion dengan antusias

"Iya om bantu kita"

"Ini susah banget, aku kira cuman ngeringkas tentang Asi dan sperma terus dikasih gambar, ternyata enggak"

Panjang lebar lelaki itu menjelaskan

Laskar menggaruk rambut kepalanya "iya juga ya"

Rion mendekat dan beranjak duduk di samping mereka berdua,

Tangan panjang berurat serta kokoh itu terulur mengambil buku modul yang berserakan di dekatnya

Ia melipat lengan bajunya secara bergantian

"Cuman seperti ini doang? "

"Ini mah gampang"

Mata Lian berbinar senang mendengar penuturan yang keluar dari mulut ayah temannya itu

"Beneran om? om bisa bantu kita, horee om baik deh" sorak lelaki itu bangga

"Eeeee...." Laskar menatap ayahnya dengan rumit "Dad? Daddy nggak balik kantor "

Rion menggeleng pelan "udah di urus Bobby di kantor"

Bobby Javier sekertaris pribadi sekaligus pria kepercayaan Rion di kantornya

"Sini biar saya jelaskan"

"Jadi seperti ini, Pembentukan sperma umumnya di tubulus seminiferus testis melalui beberapa tahap, diikuti oleh pematangan di epididimis. Akhirnya, siap dihasilkan sebagai air mani saat hubungan seksual dilakukan...

***

"Oh Laskar sekarang udah paham Dad"

Laskar mengangguk-anggukkan kepalanya dan mengetuk-ngetukkan bolpoin yang ada di tangannya pada dagu miliknya

"Terus kalo Li..an udah paham..." suara Rion mengecil ketika mendapati Lian sudah tertidur pulas diatas karpet dengan bantal sofa sebagai bantalan kepalanya

"Bangunin nggak Dad? "

Rion menoleh kembali kearah Laskar dan menggeleng "nggak usah, biarin aja"

Laskar menopang dagu menatap kearah temannya dengan serius

"Baru kali ini gue liat Lian tidur pulas"

"Memangnya dia tidak pernah tidur pulas?  " Mereka berdua saling berpandangan

Laskar mengalihkan pandangannya kemudian mengangguk menatap kembali kearah Lian

"Hmm, dia habis keluar dari kerja paruh waktunya karena...kalo nggak salah sih ada masalah sama pemiliknya"

"Pemiliknya cewek lho Dad" lanjut Laskar

Rion menatap kembali kepada Lian dengan tatapan rumit

Sepertinya ia seperti tidak asing dengan wajah kecil yang sedang tertidur pulas di depannya ini,

"Saya seperti pernah melihat... tapi dimana"

"Apanya Dad? " Lelaki yang menjadi anaknya itu mengernyit heran

"Nggak, nggak ada"

Lian tiba-tiba terbangun dan melihat Rion menggunakan wajah mengantuk nya

"Om ayo tidur aku ngantuk "

Ujar Lian dan kembali tidur setelah menyamankan posisinya

"Eh nih bocah lagi ngigo atau apa" kening Laskar mengkerut menatap temannya itu

"Tuh Dad diajak tidur bareng, kapan lagi kan"

Goda Laskar pada ayahnya itu

Rion mengernyit ragu "bagaimana kalo nanti anak ini marah sama Daddy "

Laskar sontak mengibaskan tangannya dengan acuh "nggak mungkin sih, Lian nggak bisa marah anaknya "

"Ayo om tidur emmm" gumamnya lagi

"Tuh tuh cepetan, anaknya gendong ke kamar Daddy, tapi jangan di apa-apain temen Laskar "

"Kasian anak perawan kalo digas langsung takutnya kena sawan"

.

.

.

"Maafin aku om aku nggak tau"

Lian mendongak menatap melas kearah Rion di hadapannya

Ia sedikit malu mengingat dirinya tanpa sadar mengemut puting milik Rion diambang kesadarannya

Rion dibuat tertawa karena tingkah bocah di depannya ini

"Oke tidak apa, tidur lah lagi ini masih tengah malem"

"Tapi—

Rion membawa Lian kembali kedalam dekapannya dan memeluk anak itu dengan erat-erat

"Tidur"

Lian hanya menurut saja dengan cara menyamankan posisinya di dalam dekapan pria dewasa yang berjabat sebagai ayah temannya yang sekarang itu

"Good night kecil"

"Anggap saja om ini guling kamu"

Lian dengan ragu-ragu membalas pelukan pria tersebut dan melingkarkan tangannya pada perut kokoh milik Rion

"Emmmm Good night to om Rion"

Without limit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang