Lian || 9

1.8K 155 4
                                        

"Om bangun om"

Lian berdecak kesal karena Rion yang mendekap tubuhnya dengan erat itu tak kunjung bangun

"OMMM!!"

Pekiknya frustasi, dan berteriak kencang seolah menggunakan tenaga dalam hanya untuk membangunkan seorang Rion

Rion menutupi kedua telinganya terkejut dan mengerutkan kening menatap Lian heran dengan wajah bantalnya

ia berdehem pelan menetralkan wajah mengantuknya kembali "apa? "

Muka Lian cemberut masam menatap Rion kesal

"Lepasin sesek! "

Pekiknya lagi

Netra biru Rion mengamati posisi kakinya yang mengapit kuat tubuh Lian hingga mengunci total pergerakan bocah di sampingnya ini

"oh" jawab singkat Rion yang membuat wajah Lian semakin masam

Rion menguap kembali dan dengan sengaja menambah kekuatan kedua kakinya yang mengapit kuat tubuh Lian itu tanpa menghiraukan wajah suram dari pemilik tubuh yg ia apit saat ini

"Om.."

Nada Lian berganti merengek,

Sungguh ia sangat ingin keluar dari zona tak nyaman ini dan cepat-cepat pulang ke rumah, milik pemilik tubuh Lian yang asli.

Rion menghela nafas pelan dan mulai melepaskan eratan kakinya pada kaki Lian, yah sedikit tidak tega aslinya

Tapi mau bagaimana lagi, ternyata sangat enak memiliki big baby yang bisa dikerjai.

Tunggu big baby?

"Udah ya om, Lian mau numpang mandi bentar terus pulang"

Lian beranjak bangun dari tidurnya, dan berdiri

Rion berdehem kembali seraya memantau samar-samar pergerakan Lian yang sedang celingukan di depan pintu kamar mandi.

"Om jangan ngintip ya"

Peringat Lian sebelum lelaki itu benar-benar masuk ke dalam kamar mandi.

"Hmm kamar mandinya wangi"

Gumam lelaki itu sedikit bungah "kalo wangi gini aku juga betah"

Dengan antusias Lian berjalan kecil mengamati dalamnya kamar mandi pria dewasa tersebut.

Matanya kemudian terhenti pada dua buah benda berwarna biru berukuran sedang

"Eh ini apa"

"Vigel? "

Benda berukuran sedang berwarna biru dengan merk Vigel lubricant terpampang jelas di samping letak sabun serta yang lain.

"Dapat digunakan untuk pria maupun wanita"

Gumamnya seraya meneliti benda asing tersebut.

"Aku pengen coba tapi nggak tau ini buat apa, buat shampo kali ya"

"Apa tanya aja bentar yak"

"Nanya deh"

Lian manggut-manggut

"Om!!! "

Sedikit mendengar suara 'apa' dari luar, dengan semangatnya Lian berjalan keluar seraya menyangking benda tersebut berniat untuk bertanya pada pemiliknya

Klik

"Om ini shampo ya"

***

"Kiw kiw cantik"

Laskar menebar pesona pada beberapa gadis yang juga sedang berolahraga pagi di dekatnya.

"Emang gini sih enaknya olahraga pagi, udah dapet sehat dapet sempurna lagi "

Gumamnya geli seraya tersenyum tipis melihat gadis-gadis itu yang juga tersenyum malu melihatnya

Ia kemudian menggeleng heran, dan mulai menghentikan langkahnya ketika mendapati sebuah bangku putih panjang di dekatnya.

"Eh lu yang kemaren kan siapa Laskar"

Laskar menoleh, ini siapa lagi pikirnya

"Apa gue seterkenal itu ya ampe semua orang yang kaga gue kenal pada kenal gue? " Gumamnya pelan tanpa menoleh kearah pemanggil

"Laskar? "

Panggilnya lagi

"Eh iya apa"

"Lupa kah? baru kemaren kenalan? "

Laskar mengerutkan kening "lu Naren? eh? iya nggak sih" gumamnya ragu

"Iya gue Naren, kebetulan banget kita ketemu disini "

Naren ikutan duduk tanpa permisi di samping Laskar,

"Rumah lu deket sini juga ren? "

Without limit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang