Lian || 6

2.9K 314 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Jadi, penjelasan ASI yang keluar saat masa kehamilan adalah kolostrum, yaitu cairan kental tinggi protein yang mengandung antibodi untuk melindungi bayi dari infeksi, terutama di hari-hari pertama setelah kelahirannya"

"Jadi tugas kalian adalah mencatat materi-materi singkat, tentang awal mula si janin tersebut yang berasal dari sperma hingga menjadi janin yang sempurna disertai dengan gambarnya"

Wanita dewasa dengan kacamata model jadul yang berdiri di depan sana itu, menjelaskan dengan seksama mata pelajaran IPA yang diajarnya,

Yang kebetulan juga bab nya kini sedang membahas tentang asi, kehamilan dan juga sejenisnya

"Laskar, aku nggak mudeng, nanti ini gimana nyatetnya"

Laskar menoleh kearah Lian yang berbisik melas kearahnya

Lelaki itu menatapnya balik dengan heran, temannya yang sangatlah teladan serta ambisius nilai itu tidak paham dengan materi mudah seperti ini?

Ia menarik buku Lian, kemudian menuliskan sebaris kalimat pendek dengan tulisan 'kalo pulang, mampir rumah gua dulu, ntar gua ajarin '

Lian mengangguk, setelah membaca tulisan singkat yang berasal dari tangan Laskar tersebut dan menarik kembali buku catatannya

"Baiklah, kalau kalian semua sudah paham tentang materi serta tugas yang saya jelaskan, kita bisa tutup materi dari bab delapan ini bersama-sama "

"Terimakasih Miss"

Laskar menghela nafas lega seraya meregangkan otot-otot lengannya di tempatnya duduk,

Setelah kepergian pengajar wanita yang sedari tadi menjelaskan materinya di depan kelas tersebut,

Ia kemudian menoleh kembali kearah Lian yang sekarang sedang mengamati serius, buku pelajaran IPA yang baru selesai diajarkan oleh sang guru

"Udah, ayo pulang"

"Pulang ke rumah gue dulu tapi, sekalian nginep juga boleh" buku-buku yang berserakan di atas mejanya, ia kemasi kedalam ransel miliknya,

"Besok kan libur" lanjut lelaki bermata biru itu

Lian tampak berpikir sejenak "emang boleh? " tanya nya di sela-sela merapikan bukunya

"Ya boleh lah, lo nggak pernah maen ke rumah gue kan? lo nya sih sibuk belajar mulu"

"Yaudah deh ayo" final Lian

'Kalo maen ke rumah orang kaya kan biasanya banyak makanan, makanya aku setuju'

Orang kaya memang banyak, tapi orang kaya tidak pelit itu jarang

Beruntunglah Lian ini, mendapati orang kaya sejenis Laskar serta ayahnya

Selain ganteng dan tidak pelit, baik pula

"Tapi entar mampir toko camilan dulu ya, stok camilan di rumah gue hampir habis soalnya "

"Sekalian, kalo lo mau jajan juga boleh, ntar gue yang bayarin "

Nah kan

Lian langsung berdiri dari duduknya seraya menyangking ransel hitamnya dengan antusias

"Yaudah ayo! " ia tersenyum lebar kearah Laskar yang mengangguk paham di sampingnya

Lian berjalan pelan, dan menggandeng lengan Laskar dengan senangnya

"Laskar baik banget deh" puji Lain

Wanti-wanti aja kalo punya teman kaya, kalian harus manfaatin dia sebaik mungkin, oke.

Seperti...

Lian menoleh dan mendongak kembali kearah Laskar yang sedikit lebih tinggi darinya itu dengan tatapan riang "nanti aku juga beliin macem-macem coklat ya"

"Oh iya terus, sama wafer yang banyak "

Seperti inilah kira-kira

.

.

.

Lian dengan bungah nya membuka cokelat-cokelat beberapa jenis itu dengan antusias setelah sampai di  mansion milik temennya tersebut

Ia mengamati sekitar seraya memakan coklat dengan lahap

"Jadi rumahnya seperti ini"

Lian memejamkan matanya, mengingat naskah satu lembar yang ada di tengah-tengah jalan cerita, sekitaran bab empat puluh,

Di pesta pernikahan ayahnya Laskar, Lian hanya sibuk berdiam diri di sudut ruangan tanpa ada niatan untuk ikut nimbrung dengan Laskar dan juga ya lainnya.

Karena suatu alasan yang membuat kepalanya pening hingga tidak fokus dengan acara yang penuh bahagia bagi keluarga sahabatnya itu

'Oh ya, di Novel nanti kan, bakal ada kejadian dimana rumah besar ini bakalan ngadain pesta pernikahannya om—tunggu pernikahan! '

"Laskar, Laskar! "

Laskar yang sedang duduk santai dan bermain handphone di atas kursi sofa itu sontak menoleh kearah Lian yang sedang selonjoran di karpet bawah dengan enaknya,

"Ayah kamu mau nikah lagi? "

Laskar mengernyit tak paham, kemudian detik selanjutnya ia menyunggingkan senyumannya setelah berpikir sejenak.

"kenapa? lu mau jadi calonnya? "

Lian berdecak kesal karena ucapan ngawur temannya "aku serius! "

"Gue juga serius"

Lian di buat geram kembali karena ucapan itu, ia hampir melemparkan sampah bungkus coklat kearah Laskar sebelum suara bariton seseorang menghentikan aktivitasnya

"Kalau kamu memang beneran mau boleh kok"

Without limit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang