Pagi pun tiba setelah nayyara Pergi meninggalkan Markas untuk membuktikan kalau ia bisa melakukan semua masalah tampa dibantu orang lain, sekaligus untuk menebus hutang budinya kepada Ranlim. Nayyara menyusun semua perlengkapan nya kedalam tas dan kembali berangkat menuju goa dengan mengandalkan peta ditangannya. 3 jam ia berjalan dari tempat peristirahatan nya menuju arah yang sudah ditanda tempat tujuannya, akhirnya nayyara sampai di daerah perbatasan yang dipenuhi oleh Para anggota militer.
"Sial!, aku tidak tau kalau pasukan militer sebanyak itu!" Seru nayyara yang kesal.
Nayyara kembali melihat peta dan berjaga-jaga kalau saja prajurit itu berada di dekatnya, nayyara melihat di samping tanda silang terlihat bentuk yang menyerupai desa di dekat sini. Dekat cepat nayyara menjauh dari para gerombolan anggota militer itu menuju desa yang dituju. 30 menit nayyara berjalan, ia pun sampai di desa itu yang bisa dibilang desa ini cukup besar di daerah perbatasan.
Nayyara terus berjalan dengan memakai jubahnya agar tidak diketahui para anggota yang berjaga.
"Kruuuk, kruuuuuukkk..!" Perut nayyara berbunyi sepertinya ia belum makan dari tadi pagi.
"Aghhhh, aku lupa membawa uangku saat di markas..." Ucap nayyara yang lemas.
Nayyara terus berjalan di desa itu tampa tujuan, berharap ia bisa membantu orang agar ia mendapat uang untuk membeli makanan. Nayyara mulai terhenti melihat warung ikan bakar yang menyebarkan asap harum bakaran ikan membuat perut nayyara semakin berbunyi dengan kerasnya. Nayyara sudah mulai putus asa, ia tidak bisa mendapatkan uang ataupun makanan dalam kondisi seperti ini..., seharusnya ia berfikir dua kali saat meninggal markas kemarin.
Perut nayyara terus menerus berbunyi dengan keras membuat seseorang didekatnya mendengar suara perut nya.
"Apa kau lapar?" Tanga seseorang di belakang nayyara dengan suara berat.
Nayyara membalik wajahnya melihat orang itu yang bertanya kepadanya, saat melihat seragam dan Wajahnya nayyara terkejut bukan main ternyata itu adalah Kuro Kapten dari markas pusat di dekat markasnya yang diberitakan sudah menghabiskan Pasukan pemberontak ternama dengan tangan kosong sendiri.
Nayyara tidak bisa bergerak memalingkan wajahnya, bahkan berkata-kata saja mulutnya sudah gemetar, takut ia akan ketahuan kalau ia adalah pemberontak."Eeee, jika kau lapar aku akan mentraktir mu makan.." Kuro kembali menawarkan makan kepada nayyara yang terdiam terpaku menatap Kuro seketika membuat Kuro gugup sendiri.
Nayyara yang tidak bisa berkata hanya bisa mengangguk-angguk kepalanya berkali-kali seperti orang yang sedang meminta maaf.
"Baiklah.." Kuro berjalan menuju warung ikan bakar itu disusul dengan Nayyara yang berjalan di belakang Kuro dengan wajah tegang.
Nayyara duduk tepat didekat Kuro yang badannya cukup kekar dan besar, nayyara hanya bisa diam menunduk seperti anak kecil yang habis dimarahi orang tuanya.
"Paman, tolong ikan bakarnya 3" Seru Kuro memesan pada penjaga warung itu yang sedang mengipas-ngipasi ikan bakarnya.
"Baiklah, ditunggu!" Penjaga warung itu berjalan menuju ke dapur untuk menyiapkan makanannya.
Sesuasana menjadi cukup canggung dan tegang, Kuro hanya diam dengan wajah dinginnya sementara nayyara masih panik tidak berkata-kata.
"KAPTEN AKU KEMBALI!!"
"AAAAGHHHH!!!" Nayyara kaget bukan main kedatangan Scarlion yang berteriak didekatnya.
"Bagaimana laporan dari perbatasan?" Tanya Kuro mengambil sendok di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SKY
FantasyCerita ini mengandung Fantasi, Yang akan membawakan kisah tentang Sihir, Kerajaan, Makhluk mitologi, Petualangan dan Kekuatan Spritual. Sinopsis: Setelah Kematian Raiza yaitu Pemimpin Pemberontak Kerajaan, membuat tekad mereka semua menuju kebebasa...