1

297 18 0
                                    

"Hyuck, sini deket Mama, Mama mau bicara sama kamu." Ucap wanita berparas ayu pada anak laki-laki yang tengah belajar menulis di atas meja kayu bergambar Sinchan.

Menuruti perintah, anak itu beranjak dari posisi awalnya dan mendekati sang Mama sambil menatap polos.

"Mama, ada apa?" Dengan suara khas anak kecil, anak itu bertanya dengan tatapan penuh penasaran.

"Hyuck pernah bilang, ingin sekali punya adik kan? Jika mama berikan Hyuck adik apakah Hyuck akan terima dengan senang hati?"

Anak itu menikmati usapan pada pucuk kepalanya, tuturan sang Mama membuat ia tersenyum lebar dan mengangguk semangat.

"Mama akan memberi Hyuck adik? Dimana? Dimana adiknya Mama? Hyuck ingin bertemu adik!" Antusias sang anak memancarkan perasaan bahagia, senyum wanita itu mengembang dan meraih tangan gempal milik anak laki-lakinya.

"Di sini nak, adik Hyuck ada di sini, tunggu sebentar lagi ya sayangnya Mama." Ia arahkan tangan anak laki-lakinya untuk mengelus perut yang mulai membuncit.

"Wah Mama, ini adik? Di dalam sini ada adik? Halo adik! Ini kakak Hyuck! Hihi"

Usakan gemas pada surai hitam kecoklatan itu didapatkan, sang Mama tidak menyangka bahwa anak ini begitu bahagia mendengar kabar gembira yang memang sedikit terlambat ia berikan.

"Selamat siang! Kakak pulang!" Teriakan nyaring dari pintu depan mengalihkan atensi kedua pasangan ibu dan anak itu.

"Kak Minhyung sudah pulang, bagaimana jika Hyuck yang menyambutnya?" Donghyuck, nama anak itu, ia mengangguk setuju dan beranjak menuju kakak satu-satunya.

"Selamat datang Kak Minhyung! Aku ada kabar bagus, aku akan menjadi kakak seperti mu juga hihihi" tatapan kebingungan Minhyung berikan pada sang adik, setelah ia letakkan sepatu pada rak, ia genggam tangan adik kecilnya dan menuntun ke arah sang Mama.

"Mama sudah memberi tahu pada Hyuck tentang adik bayi?" Mama mengangguk sebagai jawaban, Minhyung tersenyum bergantian menatap mama dan adik laki-lakinya.

"Selamat untukmu Donghyuck, sekarang kamu akan sama sepertiku, menjadi seorang kakak."

"Iya, tolong ajari Donghyuck ya kakak." Cubitan gemas di pipi anak 4 tahun itu dapatkan, jantungnya masih berdebar, ia benar benar tidak sabar menyambut kehadiran adik kecil.

Begitu pun dengan si kakak pertama, rasa semangatnya sama seperti pertama kali Mama memberi tahu soal adanya Hyuck, sekarang untuk kedua kalinya rasa itu tetap sama, debaran penuh kebahagiaan, dan kali ini menjadi lebih istimewa karena Donghyuck menemani masa menunggu adik bayi-nya.

Minhyung mulai merancang hal-hal yang akan dia ajari pada sang adik, dengan begitu Donghyuck tidak merasa kaget dan bingung, sama seperti dulu Papa yang mengajarinya.

To be Continued

Lee Minhyung (8 Tahun)
Lee Donghyuck (4 Tahun)

Paracetamol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang