Di sabtu siang Ini Oline telah rapi dengan balutan kaus berwarna putih di padukan dengan outter kemeja berwarna biru muda favoritnya.
Ia berdiri di depan cermin besar yang ada di kamarnya, beberapa Kali merutuki tatanan rambutnya.
"Ck, ini gimana nata nya sih. Mau di potong, tar kependekan, kaga di potong gak bisa di atur" keluhnya.
"Ih rapi rapi, mau nge date ya lu?!" Ucapan Marsha yang masuk ke kamar sang adik tanpa Oline sadari membuat remaja itu terlonjak.
"Sumpah lu reseh kak" Oline memegangi dadanya, detak jantungnya terasa lebih cepat. Kaget
"Ya lagian lu sabtu sabtu begini udah rapi aja, biasanya juga masih molor kalo kaga nge gembel dirumah Lily"
Oline tak menjawab ia malah memberikan sisirnya kepada Marsha. Mengode kakaknya untuk di mintai tolong menghairstyle kan rambutnya. Marsha menerima sisir itu, menyuruh Oline untuk duduk di bawahnya.
"Mau keluar sama siapa si?"
"Cewek yang kemarin bikin dance cover sama gue"
"..."
"HAH? SI ERINE? SEORANG CATHERINA VALLENCIA MAU SAMA LU?" Marsha tak dapat menahan rasa terkejutnya
"Aduh kak! Jangan teriak di telinga gue dong" sungutnya
"Ya mau lah, secara gue kan ganteng" ucap Oline dengan pedenya
"Huek, najis" Marsha menonyor kepala adiknya
"Dah ah, gue mau pergi. Makasi ya kakaku zeyenk. Love u muach" ucap Oline alay sembari memberikan pose kiss bye dari pintu. Sementara Marsha sudah merinding sendiri melihanya.
"Bocah gendeng"
***
Rasanya masih sama seperti pertama Kali ia datang kerumah ini, bahkan dari cara Greeselio menatapnya tajam. Dan ia yang mati kutu di sofa ruang tamu.
"Oline mau tante bikinin lemon tea?" Tawar Cynthia pada tamunya siang itu.
Oline menggeleng kaku, berniat menolak tawaran Cynthia, tapi bukan Cynthia Yaputera namanya kalo tidak memaksa.
"Ih gapapa Tau, Erine Masih agak lama kayanya" ucap Cynthia kemudian pergi ke dapur.
Sementara Greeselio yang duduk di depannya masih menatap sangsi pemuda di depannya. Ini adalah Kali kedua ia bertemu Oline.
"Mau ngajak anak saya kemana?!" Tanya Greesel ketus.
"M-mau ngajak j-jalan aja om. Mungkin sampe malem" jawab Oline takut takut
"Malemnya jam berapa?"
"S-sembilan mungkin, om"
Greesel menaikkan alisnya menggulung lengan bajunya menampilkan otot kekar miliknya.
"punya jaminan apa kamu mau bawa anak saya keluar sampe jam 9"
Oline gelagapan tak dapat menjawab pertanyaan Greeselio.
"N-nyawa saya om"
"huh? Yakin?
"I-iya om"
Rasanya Oline ingin kabur saja menghadapi pria paruh baya di depannya jika tidak mengingat bahwa yang di depannya adalah ayah Dari gadis yang ia suka.
"Nih Oline, kamu Cobain Lemon tea buatan tante"
"Terimakasihhh ya Tuhan, telah menyelamatkan Oline" setidaknya itu adalah suara hati Oline ketika Cynthia datang dan memecah suasana tegang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover
Romancecan I go where you go? can we always be this close forever and ever?