Haloooooooooooooooo~~
Jumpa lagi sama Bangse!
Setelah patah hati di part minggu lalu, Bangse sempat mengira Saras nggak akan baik-baik saja. Tapi part minggu ini membuktikan kalo Bangse salah. Dan dengan bangga Bangse mengenalkan kalian ke keluarganya. Yang bikin Bangse jadi pinisirin, kalian anak keberapa dari berapa bersaudara? Kalo Bangse anak pertama dari dua bersaudara. Iyew, keluarga Bangse plek-plekan kayak simbolnya Keluarga Berencana wkwkwkwk!
Eniweiii...
Selamat membacaaa!
CHRISTIAN SIMAMORA
--
tujuh
EAT TO FUEL YOUR BODY,
NOT TO FEED YOUR EMOTIONS.
RABU
Jumat ini adalah hari ulang tahun pernikahan orangtuanya, juga sesuatu yang sepertinya selalu 'lupa' dia tanyakan pada Oza. Padahal mereka selalu chatting setiap hari, bahkan saat weekend yang notabene adalah hari libur nge-gym bagi mereka berdua. Karena jatuh di hari Jumat, kemungkinan besar dia akan menghabiskan weekend-nya bersama Mama, Papa, dan kedua adiknya. Dan tahu sendiri kan sehepi apa orangtuamu saat anaknya pulang? That means a lot of food. Dan itu belum termasuk cemilan yang dibeli Mama di supermarket khusus untuknya; chiki-chikian, pilus, kerupuk, keripik, jelly, cokelat, es krim, dan masih banyak lagi. All of her favorite snacks... when she was fat.
Kalau dihitung-hitung, berarti sudah empat bulan lebih Saras berlatih dengan Oza. Nge-gym sekarang sudah seperti bagian dari rutinitas setiap pagi, dan dia juga hampir nggak pernah terpikir untuk diam-diam melanggar aturan makan yang dibuat cowok itu. Selagi nggak pernah dibuat kelaparan, buat apa juga mengkhianati kerja keras yang dia lakukan selama ini? Dan bahkan saat cheating day pun, dia makan seperti hari-hari biasanya.
Tapi... balik lagi, weekend ini adalah hari spesial orangtuanya. Masa iya sih dia bakal merusak mood di meja makan dengan terang-terangan menolak makan masakan mamanya?
♪ "When Mama said that it was okay
Mama said that it was quite alright—" ♬
Saras tersentak dari lamunan saat mendengar intro lagunya Lukas Graham bernyanyi nyaring di kamarnya. Tanpa harus mengecek ID-nya pun, dia bisa langsung tahu siapa yang meneleponnya pagi itu. Ringtone itu hanya dipakai untuk nomor mamanya. Cewek itu langsung berlari cepat ke kamar, tapi setelah tinggal selangkah lagi menuju nakas, sejenak dia meragu. Dia bahkan bertanya-tanya apakah akan menjawab panggilan itu atau nggak, tapi akhirnya mengangkatnya.
"Hai, Ma."
"Halo, Sayang. Gimana kabarnya?"
"Baik, Ma, baik. Sibuk kerja, bla bla bla." Kalau boleh jujur, banyak yang terjadi di kantor—tapi itu bukan topik yang menarik dibahas dengan kedua orangtuanya. Saras pun dengan cepat mengalihkan pembicaraan. "Mama dan Papa sendiri gimana?"
"Papamu lagi kurang sehat."
"Lho, memangnya kenapa?"
"Belum tahu. Makanya doain aja, semoga aja setelah ketemu dokter hari ini, keadaan papamu jadi lebih baik." Setelah jeda sesaat, Mama membuat suaranya terdengar riang lagi. "Mau ngobrol sama Papa bentar?"
"Tentu aja aku mau!"
By the way, seperti kebanyakan orang-orang seumuran beliau, Mama nggak terlalu fasih dengan teknologi zaman sekarang. Padahal sudah diajari berkali-kali, tapi masih saja dia butuh waktu lama untuk mengubah panggilan telepon WhatsApp jadi videocall.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAGI MIKIRIN SIAPA KOK BELUM TIDUR?
Romance[I'M FALLING IN LOVE, AND THAT MAKES ME THE STUPIDEST PERSON IN THE WORLD.] Badan Saras selalu gemuk, tapi patah hati karena ditinggal nikah pacarnya membuat berat badannya melambung nggak terkontrol. Setelah berusaha bertahun-tahun dengan tips die...