LAGI MIKIRIN SIAPA KOK BELUM TIDUR? PART 15C

65 14 9
                                    

Jumpa lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii~ *cipika-cipiki mode on wkwkwkwk* 

Berhubung lagi nulis tentang ultahnya Oza, Bangse pinisirin: when is your unforgettable birthday ever? Oke, Bangse cerita duluan deh ya. 

Duh, ceritanya dah lama bingbing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duh, ceritanya dah lama bingbing. Dirayain sama temen-temen, tiup lilin di atas cake cokelat pesenan Momba. Ulalaaaa~ *lukisan di atas itu karya Rosemary Chatin, gamongken banget Bangse dibikinin lukisan secantik itu wkwkwkwk* Tapi bagian pestanya bener. Bangse inget karena fotonya masih ada di album di rumah. ^^*

Now tell me about yours!

Sambil mikir, here's Part 15C....


"Jadi ini restoran yang kamu ceritain dulu itu?"

Saras mengangguk sambil tersenyum.

Hanım Göbeği—namanya memang terkesan saru banget (secara harfiah berarti 'pusar wanita')—sampai salah satu pelayannya menjelaskan kalau itu adalah nama kudapan terkenal dari Turki, terbuat dari bola-bola kue sus yang diberi lesung pipit, digoreng, dan kemudian direndam di dalam sirup. Tapi bukan itu saja yang membuat Saras kemudian jatuh cinta pada restoran itu. Dia menyadarinya kembali saat membayangkan melihat Hanım Göbeği dari mata Oza. Begitu membuka pintu, mereka serasa dikirim dengan pos kilat ke Turki. Suasana hangat dan mengundang menyambut mereka, dengan aroma rempah-rempah eksotis dan roti yang baru dipanggang tercium jelas di udara.

Dekorasinya merupakan perpaduan menakjubkan antara pesona dunia lama dan keanggunan peradaban modern. Lampu mosaik menggantung dari langit-langit tinggi, menebarkan cahaya lembut ke seluruh ruangan. Permadani warna-warni menghiasi dinding, menambah sentuhan kehangatan dan kenyamanan di tempat itu. Perabotannya terbuat dari kayu gelap, diukir dengan desain rumit, dan dilapisi dengan kain mewah.

Dining area-nya luas tapi terasa intim, yang ditata sedemikian rupa sehingga tamu yang datang bisa menikmati makanan mereka tanpa takut jadi pusat perhatian. Meja-meja ditata dengan elegan, dilapisi taplak meja putih, peralatan makan berlapis stainless, dan gelas bertangkai khas Turki (dikenal dengan sebutan pasabahce) yang tampak berkilauan di bawah sinar lampu.

Salah satu pelayannya mengarahkan mereka menuju Meja Sembilan. Setelah duduk, dia lalu menyodorkan buku menu bersampul hardcover dengan logo restoran di-emboss warna emas di depannya.

"Jangan lupa buat mesen Ashure-nya," kata cewek itu dari balik buku menunya. "It will be the best you've ever had."

"Jujur, kayaknya itu bakalan jadi Ashure pertama sekaligus satu-satunya yang masuk ke mulutku," aku cowok itu polos. "Aku belum pernah makan masakan Turki sebelumnya."

Saras menaikkan sebelah alisnya. "Really? Baklava juga belum pernah?"

Oza terdiam. Mikir sebentar. "Euh, baklava itu semacam kupluk yang suka dipake maling bukan?"

LAGI MIKIRIN SIAPA KOK BELUM TIDUR?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang