bagian 39

3.3K 250 61
                                    

𝐄𝐗𝐎 - 𝐒𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐎𝐑 𝐘𝐎𝐔
_________

"BERLIAAANNN!!!" Zafran berteriak keras seakan melampiaskan segala bebannya. Berhasil menerobos masuk dengan mengerahkan seluruh tenaganya lagi.

Pria itu seorang diri. Entah dimana sekretaris yang selalu mengintilinya.

Zafran hampir tersenyum senang karena melihat Berliannya lagi. Tapi berakhir menatap nanar dengan senyum yang kian pudar.

Berliannya berada dalam dekapan Javier. Lalu wa-wanita itu hamil? Berliannya h-hamil?

ANAK SIAPA?!

A-apa anak Javier?
------
Di ambang pintu Zafran menatap lamat istrinya. Tujuh bulan lamanya mereka tak berjumpa. Zafran pernah putus asa bahkan mengikhlaskan Berlian tapi takdir membawanya pada pengharapan bahwa istrinya itu masih hidup.

Zafran kembali bangkit mencari istrinya. Hampir frustasi karena petunjuk yang Berlian tinggalkan tak banyak. Tapi sekarang inilah akhirnya. Mata rusanya dapat melihat kembali wujud istrinya yang cantik. Dan yang paling mencengangkan adalah wanita itu bahkan sudah hamil besar. Sebuah pemandangan yang Zafran tak akan pernah kira di waktu mereka bertemu pertama kali dengan keadaan Berlian yang sudah berbeda.

Satu yang paling mengganggu. Bising di kepala seolah mengejeknya. Zafran hanya takut -kalau bayi itu bukanlah darah dagingnya- apa Zafran akan tetap menerima Berlian secara utuh?

Tak jauh beda. Berlian bahkan menangis tersedu dalam bekapan Javier pada mulutnya. Tak percaya bisa melihat kembali suaminya. Dengan penampilan berbeda. Rambut lelaki itu berwarna silver dan sedikit panjang. Tidak seperti biasanya dimana rambutnya selalu dipangkas rapi.

Poros bumi seolah berhenti. Terpusat pada dua anak adam yang malah saling pandang. Tak ada kata yang terucap. Tapi pancaran mata di keduanya seolah menunjukkan kerinduan yang sangat dalam.

Javier orang ketiga pun entah mengapa malah bungkam. Mendukung situasi bagi kedua pasangan suami istri itu untuk saling memindai satu sama lain. Sampai tak tahan akan keheningan panjang yang seolah tak ada kehidupan di kamar dengan lampu yang temaram ini.

"Zafran. Tak sangka kita kembali bertemu." Javier membuka mulut dengan netranya yang mulai terasa berkunang-kunang. Secara tiba-tiba tubuhnya kembali sakit? Tidak! Jangan sekarang!

Zafran akhirnya tersadar dari keterpakuannya. Mulai menatap Javier yang sekarang menunjukan wajah yang sulit untuk Zafran tebak. Lelaki itu terlalu pandai bersandiwara.

"Lepasin Berlian!" Zafran menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"Setidaknya Lo balas perkataan gue dulu. Basa-basi dulu lah." Javier mencoba tenang. Meski tubuhnya terasa mau tumbang. Mencoba bermain kata sebelum takdir membawanya ke dalam kehancuran. Mungkin. Atau Tuhan masih berpihak padanya?

"Perkataan sampah yang mesti gue balas dengan kata-kata ini. Lo itu, tikus pengecut! Yang bisanya sembunyi. Bukan salah gue kalau kita tak bertemu beberapa bulan ini." Genggaman pistol di tangannya mengerat. Zafran mulai geram teringat tingkah Javier yang terlalu jauh mengganggu rumah tangganya. Memisahkan dia dan istrinya!

"Sembunyi? Gue sekarang tinggal di rumah gue sendiri. Lagian bukan kewajiban gue buat ngasih tau lo dimana sekarang tempat tinggal gue kan?" Tersenyum pongah. Javier mulai menyulut emosi.

"Intinya lo itu pengecut. Bisanya selalu mencuri bukan hak lo. Sedari dulu ternyata sifat lo yang satu itu tak pernah berubah." Sarkas Zafran membalas senyum pongah Javier yang kini mulai lenyap. Terganti dengan sorot tajam tak terima.

Di satu sisi Berlian makin tak berdaya dalam bekapan Javier. Ingin berteriak agar Zafran segera melepaskannya dari Javier, tapi, mulutnya masih dalam bekapan lelaki iblis ini. Berontak pun tak ada guna ketika tubuhnya sudah tercengkram oleh tangan kekar Javier.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang