Dalam keheningan hutan yang sunyi, Sasuke merasakan kekuatannya memudar. Terperangkap dalam kutukan yang mengubahnya menjadi pohon suci, ia merasakan kehidupannya menyusut perlahan. Dalam momen terakhirnya, saat dunia mulai memudar di sekitarnya, ia merefleksikan perjalanan panjangnya yang penuh dengan pertempuran dan penyesalan.
Setiap langkah yang dia ambil, setiap pilihan yang dia buat, terasa seperti paku yang menancap dalam hatinya. Dia teringat akan sosok-sosok yang telah ia sakiti, teman-teman yang telah dia tinggalkan, dan cinta yang telah dia abaikan. Rasa penyesalan itu menyatu dengan kesendirian yang menyelimuti jiwanya, menciptakan beban yang tak terlukiskan.
Namun di tengah gelombang penyesalan yang membanjiri dirinya, Sasuke juga merasakan semacam kelegaan. Sebuah pemahaman yang tumbuh di dalam hatinya, bahwa keputusan-keputusan yang ia ambil, baik buruknya, telah membentuknya menjadi pribadinya sekarang. Sasuke menyadari bahwa meskipun penuh dengan kesalahan dan keputusasaan, perjalanan hidupnya juga merupakan bagian dari proses pertumbuhan dan pembelajaran.
Dalam keheningan yang mendalam, Sasuke tak bisa mengabaikan satu hal yaitu sosok Sakura, wanita yang telah setia berada di sisinya sejak awal. Meskipun dia telah menyakiti Sakura berkali-kali dengan sikap dingin dan penolakannya bahkan berkali-kali mencoba membunuhnya, Sakura tetap di sampingnya tanpa lelah. Keberanian dan kesetiaan Sakura tidak pernah pudar, bahkan ketika Sasuke menemukan dirinya dalam kegelapan terdalam.
Rasa terima kasih dan penyesalan pun melanda hati Sasuke saat dia memikirkan Sakura. Dia menyadari bahwa selama ini, Sakura adalah satu-satunya cahaya dalam kegelapan yang menyelimuti jiwanya. Namun sayangnya ia tak bisa menemani istri tercintanya itu lebih lama lagi. Dalam kesadaran yang menipis, ia menggumamkan satu nama yang menjadi bukti cinta mereka. "Sarada."
Sasuke berhenti bernafas, tubuhnya terasa mati. Namun, tiba-tiba, sebuah guncangan dahsyat menggetarkan alam semesta, menggetarkan hatinya yang mati. Perlahan, dunia mulai terang, samar-samar terlihat di balik kegelapan. Sasuke mencoba menyesuaikan diri dengan perubahan ini, memastikan bahwa matanya yang onyx kembali terbuka. Tetapi, ada sesuatu yang tidak beres. Meskipun ia bisa melihat dengan kedua matanya, ia tidak bisa merasakan keberadaan rinnegannya. Dan di tengah kebingungannya, pemandangan yang muncul di hadapannya jauh lebih mengejutkannya.
Di hadapannya, seekor ular besar tergeletak dan Sasuke tak mungkin lupa jika ular itu adalah Orochimaru. Sasuke mengingatnya, setelah mengaktifkan segel khusus di tangannya, Sasuke berhasil menyerap kekuatan Orochimaru dan menguasai tubuhnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Sasuke sembari melihat kedua tangannya, mendapati ia mengenakan pakaiannya saat masih remaja dulu.
"Mungkinkah genjutsu?" ucap Sasuke bertanya-tanya, berusaha memahami situasi aneh yang saat ini terjadi.
Sasuke berusaha memecahkan genjutsu dengan mengaktifkan sharingannya namun itu tidak bekerja, seolah dirinya benar-benar tidak terjebak di dalam genjutsu. Lalu, anehnya lagi Sasuke tidak bisa mencapai kekuatan penuh mangekyou sharingan. Matanya hanya mencapai tiga-tomoe, membuatnya semakin bingung dengan situasi yang dialaminya.
Di tengah kebingungannya, Sasuke mendengar suara seseorang yang tengah meneguk air liurnya berkat pendengarannya yang tajam. Menyadari hal itu, Sasuke menolehkan kepalanya, mencoba mengingat siapa sosok yang ada pada saat itu. "Kabuto?"
Kabuto perlahan bangkit dari posisi berjongkoknya. Ia menampakkan dirinya dari persembunyiannya. Dalam diam, Kabuto menatap lurus ke arah Sasuke tanpa suara. Sementara Sasuke yang masih belum memahami sepenuhnya situasi itu memilih untuk pergi. Ia melangkahkan kakinya, melewati Kabuto yang diam mematung sejenak.
Namun begitu Sasuke berjalan beberapa langkah, Kabuto dengan perasaan ragu-ragu menolehkan kepalanya. Dengan wajah seriusnya pria itu akhirnya bertanya. "Siapa kau sekarang?"
Sasuke menghentikan langkah kakinya, ia mengingat dialog itu dengan jelas. Sasuke menolehkan kepalanya perlahan ke belakang, menatap Kabuto dengan wajah datarnya. Sasuke ingat pada saat itu ia memperlihatkan ritual transfer Orochimaru yang gagal lewat sharingannya. Mengingat hal itu, Sasuke merasa semakin aneh namun ia tak ingin membuang tenaganya untuk melakukan itu.
"Aku, Uchiha Sasuke," ucap Sasuke dengan suara baritonnya yang khas itu membuat bola mata Kabuto bergetar, menyadari jika Sasuke sudah mengalahkan Orochimaru.
"Tuan Orochimaru mati? Tidak. Itu hampir seperti mimpi," ucap Kabuto dengan nada ragu, suaranya terputus-putus. Bola matanya bergetar, mencerminkan keraguannya akan kebenaran pernyataan itu. Baginya, konsep Orochimaru yang mati begitu sulit dipercaya, hampir seolah-olah itu hanya sebuah ilusi yang tidak nyata.
Sasuke terdiam sejenak, teringat akan dialog itu. Tak lama berselang, Sasuke membalikkan tubuhnya dan melangkahkan kakinya pelan. Semua yang terjadi sama persis seperti ingatannya. Jika semua ini bukanlah genjutsu lalu apakah mungkin dia benar-benar kembali ke masa lalu? Kalau begitu, Sakura? Ia masih memiliki waktu untuk bersama Sakura lebih lama lagi walaupun itu artinya ia harus kembali ke awal.
"Ada banyak hal yang harus dilakukan sepertinya," gumam Sasuke pada akhirnya, menyadari ada hal yang lebih banyak untuk dilakukan mengingat apa yang terjadi di masa depan.
"Kalau begitu, bukankah aku harus menempati janji yang sama?" ucap Sasuke yang pergi ke ruangan aquarium dimana Suigetsu terkurung.
Sasuke melangkahkan kakinya, melihat aquarium besar dimana Suigetsu berada sampai ia menghentikan langkah kakinya. Kenyataannya saat ini ia membutuhkan Suigetsu bahkan di masa depan sekalipun karena itu tak ada alasan untuk tidak membantunya.
"Aku tahu itu kau. Kenyataannya bahwa kau ada di sini berarti Orochimaru telah terbunuh." Suara Suigetsu terdengar bergema, menyampaikan spekulasinya atas kematian Orochimaru dengan kedatangan Sasuke.
"Ya," sahut Sasuke memegang pedang miliknya, sedikit malas untuk bicara lebih panjang.
Dengan gerakan cepat Sasuke menarik pedangnya, memotong aquarium besar itu. Air kemudian keluar dari goresan aquarium itu hingga secara perlahan dari dalam genangan air, Suigetsu menampakkan dirinya. "Akhirnya bebas. Terima kasih, Sasuke."
"Ikutlah denganku," ucap Sasuke sembari menolehkan kepalanya, menatap Suigetsu dengan tenang. Sasuke sudah bersiap, untuk mengumpulkan tim Taka kembali, menjadikan tim ini sebagai bala bantuan guna menyelamatkan Konoha bahkan dunia, tempat dimana Sakura saat ini berada dan juga dunia yang akan dihuni oleh Sarada kelak.
"Pakailah bajumu, kita pergi," ucap Sasuke datar sembari segera berbalik, melangkahkan kakinya menjauh dari sana sementara Suigetsu tertawa dengan suaranya yang khas itu.
"Memerintahku seperti jagoan?" ucap Suigetsu yang menghilang perlahan lalu muncul secara tiba-tiba di samping Sasuke dengan telunjuknya yang berada di samping kepala Sasuke. "Biarkan aku memperjelas hubungan di antara aku dan kau. Bagaimana?"
"Maaf, tetapi kau memilih menyelamatkanku. Aku tidak pernah mengatakan apapun tentang mengikutimu. Hanya karena kau telah mengalahkan Orochimaru tidak membuatmu lebih baik dariku. Semua orang juga mengejarnya. Kau adalah kesayangan Orochimaru, maka kau tidak dipenjara dan kau sering berada di sampingnya, kau memiliki banyak kesempatan untuk membunuhnya daripada kami yang tersisa" ucap Suigetsu dengan suaranya yang penuh akan perasaan penolakan itu.
Suigetsu terdiam sejenak sebelum akhirnya ia kembali bersuara. "Kena kau, hanya bercanda. Tetapi jika aku melepaskanmu sekarang, maka itu membuat kita impas. Aku akhirnya bebas, jadi aku akan melakukan apa saja yang aku senangi."
Pernyataan yang sama bahkan tindakan yang sama, Sasuke mengingat adengan itu membuat keyakinannya semakin bertambah. Ia benar-benar telah kembali ke masa lalu. Karena jika semua ini benar, Sasuke harus bergegas, penyerangan Konoha hingga perang dunia shinobi terasa semakin dekat. Sasuke harus menghentikan semua konflik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Timeline
FanfictionSetelah mengorbankan dirinya untuk menjadi pohon suci, Sasuke terbangun di masa lalu setelah mengalahkan Orochimaru. Dengan kesempatan kedua ini, dia berjanji untuk mempersiapkan Konoha untuk masa depan yang sulit. Tetapi, perjalanan ini membawa leb...