Chapter 08 : The Uchiha Geniuses' Plan

1.6K 211 14
                                    

Di dalam keheningan yang kental, Sasuke dan Itachi duduk bersebelahan di ruang kuno dan terabaikan itu, langit-langit yang retak menambah dramatisnya suasana. Sasuke mulai menguraikan situasi Konoha di masa depan, sebuah cerita yang tak terbayangkan bagi Itachi. Dengan suara yang bergetar karena beban pengetahuan yang ia bawa, Sasuke mengungkapkan tentang perang dunia Shinobi keempat dan dalang yang sesungguhnya. Dia menuturkan bagaimana Akatsuki, alat yang pernah ia anggap sebagai ancaman, sebenarnya telah dimanipulasi untuk mencapai tujuan yang lebih besar dan jahat.

Itachi mendengarkan dengan seksama, mata hitamnya yang tajam menyerap setiap kata yang diucapkan Sasuke. Terkadang, kilatan penyesalan melintas di matanya saat ia menyadari bahwa kehidupan yang ia tinggalkan begitu rumit dan gelap. Namun, di balik penyesalan itu, ada juga kebanggaan melihat bagaimana adiknya telah tumbuh menjadi pemimpin yang bijaksana dan berani.

Ketika Sasuke selesai berbicara, keheningan kembali menyelimuti mereka. Itachi menatap Sasuke dengan tatapan penuh kebanggaan dan pengertian. Meskipun mereka telah berpisah selama bertahun-tahun, hubungan mereka sebagai saudara tetap kuat dan tak tergoyahkan. Sasuke merasa lega karena bisa berbagi semua beban dan rahasia dengan Itachi, orang yang selama ini ia cari kebenaran dan pemahaman.

"Aku tidak menyangka situasi desa bahkan dunia akan menjadi begitu rumit setelahnya," ucap Itachi dengan helaan nafas yang panjang. Suaranya terdengar lembut, penuh dengan refleksi dan kegelisahan. Sasuke bisa merasakan beban yang terdapat di setiap kata yang diucapkan oleh Itachi. Dia melihat kakaknya, mantan pahlawan desa, dengan tatapan penuh empati.

"Itu benar, segalanya telah berubah begitu banyak, bahkan sejak kematianmu," ucap Sasuke memandang wajah Itachi yang penuh dengan penyesalan, merasa sedikit lega karena bisa berbagi semua rahasia dan perasaannya dengan saudaranya.

"Aku berjanji, Kakak," lanjut Sasuke dengan suara yang penuh tekad. "Aku akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi desa ini, dan untuk melindungi dunia dari ancaman yang mengintai."

Itachi mengangguk perlahan, senyum tipis melintas di bibirnya. Meskipun tak banyak kata yang terucap, tetapi dalam tatapan mereka, terbaca rasa saling pengertian dan kebersamaan yang begitu kuat.

Sesaat kemudian, dalam keheningan sejenak Itachi tiba-tiba diselimuti oleh rasa penasarannya. "Bagaimana dengan kehidupanmu di kehidupan sebelumnya Sasuke?"

"Aku...." Sasuke mulai menggantungkan kalimatnya saat perlahan bayangan foto keluarganya bersama Sakura dan Sarada melintas di benaknya. Sasuke tidak bisa menahan senyuman hangatnya. "Menemukan cahaya di tengah kegelapan."

"Begitukah?" tanya Itachi yang menatap ekspresi wajah Sasuke cukup lama, mendapati kehangatan dan kelembutan yang terpancar di sana. Itachi jadi penasaran, bagaimana kehidupan Sasuke di kehidupan sebelumnya dan bagaimana ia menjalaninya, kebahagiaan seperti apa yang ia temui hingga bisa menghilangkan ambisi kebencian di dalam hatinya yang meluap-luap.

"Kau akan segera bertemu dengannya. Namun sebelum itu, kita harus memanipulasi keadaan sehingga orang-orang mengetahui jika kau mati di tanganku. Terutama oleh Zetsu karena ia mengawasi pertarungan kita sepanjang waktu agar bisa melapor kepada orang itu," terang Sasuke membuat Itachi menganggukkan kepalanya paham.

"Namun Sasuke, apa rencanamu selanjutnya?" tanya Itachi dengan serius hingga ia bisa melihat ekspresi wajah Sasuke mulai berubah dingin.

"Ada seseorang yang harus kita bunuh," terang Sasuke.

"Siapa?" tanya Itachi serius dan bertanya-tanya karena Sasuke jelas-jelas menunjukkan kebencian yang besar terhadap sosok yang harus mereka bunuh itu.

Perlahan, Sasuke menolehkan kepalanya dan menatap wajah Itachi dengan serius. "Seseorang yang mendapatkan mata Kak Shisui selain dirimu."

Bola mata onyx hitam kelam Itachi bergetar mendengarnya, mendengar fakta jika ada orang lain yang mendapatkan mata milik Shisui selain dirinya. "Tidak mungkin. Siapa orang itu?"

"Danzo," jawab Sasuke dingin.

Mendengar nama Danzo disebut, wajah Itachi langsung berubah. Ekspresinya terlihat jelas—marah, namun juga tercampur dengan rasa sakit dan penderitaan dari masa lalu yang menyakitkan. Itachi teringat akan momen sulit di masa lalu di mana dia harus memilih antara klannya atau desanya. Tetapi di tengah perasaan yang rumit itu, Sasuke tiba-tiba bangkit berdiri, seolah bersiap untuk memulai tahap awal dari rencana panjang mereka.

Itachi memandang Sasuke dengan penuh kebanggaan, melihat bagaimana adiknya telah tumbuh menjadi seorang yang kuat dan bijaksana. Meskipun dia merasa ragu, Itachi juga merasa lega bahwa dia tidak sendirian dalam perjuangannya. Bersama Sasuke, dia merasa bahwa mereka memiliki kesempatan untuk menyudahi masa lalu mereka dan menciptakan masa depan yang lebih baik. Hingga mereka memulai skema manipulasi kematian seorang Uchiha Itachi di tangan Uchiha Sasuke.

Setelah meninggalkan jejak pertarungan yang amat luar biasa termasuk menanamkan genjutsu pada Zetsu, Sasuke membawa Itachi masuk ke dalam hutan, tempat dimana Sakura sudah menantikannya dengan harap-harap cemas. Hingga dalam pertemuan itu, Sakura merasakan kelegaan yang luar biasa, menyaksikan Sasuke berdiri tanpa luka sedikitpun sebelum akhirnya ia mengulirkan bola matanya untuk melihat sosok Itachi dengan jubah Akatsuki di samping Sasuke.

Sementara Itachi, melihat Sakura menyadari sesuatu yang mengundangnya untuk berbisik kepada Sasuke. "Apakah dia anak dengan rambut merah muda yang kau maksud dulu?"

Pertanyaan Itachi pun mengingatkan Sasuke akan masa lalu, cukup tak menyangka jika sang kakak bahkan mengingat detail sekecil itu. Namun ada benar juga, saat masih kecil Sasuke sudah menyukai Sakura bahkan ia bertanya pada kakaknya bagaimana cara mendekati anak perempuan dengan warna rambut merah muda. Mengingatnya, Sasuke ingin tertawa rasanya, ternyata ia sudah menyukai Sakura selama itu dan hanya ia dan kakaknya yang tahu hal itu.

Selama ini, semua orang selalu berpikir jika cinta Sakura yang lebih besar dibandingkan dirinya. Namun kenyataannya, cintanya lebih besar dibandingkan Sakura. Sasuke yakin, ia tak akan bisa pernah hidup tanpa Sakura. Ia jadi teringat tentang sebuah pertanyaan bagaimana jika Sakura mati? Mungkinkah ia akan melakukan edo tense? Jujur saja, Sasuke memang terpikirkan untuk melakukannya. Hidup tanpa Sakura itu tidak ada artinya.

"Sasuke, dia....," ucap Sakura menatap Itachi.

"Kakakku, " jawab Sasuke membuat Sakura terdiam sejenak, memperhatikan wajah Sasuke dan Itachi secara bergantian.

"Siapa nama adik iparku, Sasuke?" bisik Itachi yang membuat sudut bibir Sasuke sedikit naik ke atas. Panggilan itu, adik ipar. Sasuke tidak menyangka akan mendengarnya.

"Uchiha Sakura," balas Sasuke berbisik.

"Kalau begitu sampai jumpa," ucap Itachi yang kemudian berbalik, bersiap untuk pergi namun sebelum itu ia menolehkan kepalanya ke belakang dan menatap Sakura. "Uchiha Sakura."

Setelah kata-kata itu, Itachi bergegas pergi meninggalkan Sasuke bersama Sakura yang kebingungan, merasa pendengarnya bermasalah karena ia yakin jika Itachi tadi menyebut nama Uchiha bukan Haruno. Apakah ini sebuah kesalahpahaman? Atau justru lampu hijau? Sakura jadi berpikir jika ia sudah mengantongi restu dari Kakak Sasuke sampai tanpa sadar wajahnya memanas membuat Sasuke ingin tertawa melihatnya.

The Second TimelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang