Di tengah hamparan padang rumput yang luas, Naruto dan Sasuke saling berhadapan, siap untuk memulai pertarungan yang menentukan. Angin berdesir di sekitar mereka, menyapu rerumputan kecil yang bergerak lemah di bawah cahaya matahari yang merayap di langit.
Naruto menggenggam kuat beberapa shuriken di tangannya, matanya berapi-api menatap Sasuke dengan tekad yang kuat. Di sisi lain, Sasuke juga siap, katananya terhunus di tangan kirinya dengan sikap yang mantap dan teguh. Dengan tiba-tiba, Sasuke meluncur maju dengan kecepatan yang mengagumkan, kaki-kakinya menyambar tanah dengan kecepatan kilat. Naruto, masih tertegun oleh gerakan cepat lawannya, terpaksa meloncat mundur dengan gesit untuk menghindari serangan pertama Sasuke. Namun, sebelum dia bisa merespons, Sasuke sudah melancarkan serangan berikutnya.
Dengan jurus pedang yang mahir, Sasuke mengayunkan katananya dengan kecepatan kilat, menciptakan gelombang energi yang membelah udara di sekelilingnya. Naruto berusaha menghindari serangan itu, dan dengan kecepatan yang sama, dia meluncurkan shuriken ke arah Sasuke. Namun, dengan refleks yang cepat, Sasuke menghindari shuriken itu dengan melompat ke samping, kemudian meneruskan serangannya.
Pertarungan itu terus berlanjut, dengan Naruto berjuang untuk mengimbangi kecepatan dan keahlian Sasuke. Meskipun dia mencoba sekuat tenaga untuk menjaga langkah dengan lawannya, Naruto menyadari bahwa dia benar-benar tertinggal. Sasuke, dengan keahlian pedang dan kecepatan yang luar biasa, benar-benar unggul dalam pertarungan ini. Namun, Naruto tidak menyerah begitu saja.
Saat pertarungan semakin intens, Naruto menyadari bahwa dia harus mencari strategi baru jika ia ingin memiliki kesempatan melawan Sasuke. Dengan pikiran yang fokus dan hati yang berani, Naruto memusatkan perhatiannya untuk mencari kelemahan dalam pertahanan Sasuke, bersiap untuk menyerang saat kesempatan muncul. Namun, meskipun Naruto mencoba sekuat tenaga, Sasuke tetap terlalu kuat.
Ketika keduanya bertabrakan, Naruto meluncur maju dengan kecepatan penuh, rasengannya menyala biru terang di tangan kanannya. Di sisi lain, Sasuke juga siap, chidorinya bersinar cerah, menciptakan cahaya yang memenuhi hamparan padang rumput.
Mereka bertabrakan dengan kekuatan penuh, rasengan dan chidori bertabrakan di udara. Ledakan energi memenuhi langit, menciptakan ledakan besar di tanah yang luas. Naruto dan Sasuke saling mendorong satu sama lain, kekuatan masing-masing bertabrakan dengan kekuatan yang sama-sama hebatnya. Namun, akhirnya, Sasuke unggul.
Dengan serangan terakhir yang tajam dan cepat, Sasuke mengalahkan Naruto, menjatuhkannya ke tanah dengan kekuatan yang mengagumkan. Naruto, berlutut di tanah dengan napas tersengal-sengal, harus mengakui kekalahan ini.
"Kau masih belum cukup kuat, Naruto," ucap Sasuke dengan suara yang rendah namun penuh dengan kepastian.
Naruto menatap tanah dengan pandangan yang penuh kekecewaan dan frustrasi. Ia merasakan kekalahan yang begitu telak, menyadari betapa besar perbedaan antara dirinya dan Sasuke. Dengan napas yang tersengal-sengal dan detik-detik setelah pertarungan yang intens, Naruto hanya bisa mengungkapkan kekesalannya dengan meninju tanah.
"Sial, sial, sial!!" erangnya, suaranya penuh dengan kekecewaan yang mendalam. Setiap pukulan ke tanah adalah ungkapan dari rasa frustasinya yang mendalam. Ia merasa tak berdaya, tak mampu menandingi kekuatan dan kecepatan Sasuke.
"Sasuke!! Naruto!!" Suara teriakan Sakura tiba-tiba terdengar membuat dua orang pria itu menolehkan kepalanya, menatap Sakura yang dengan napas terengah-engah berdiri di tepi dataran yang masih utuh. Matanya memancarkan kekhawatiran dan kegelisahan saat dia melihat dua rekan timnya yang selesai bertarung.
Saat Sakura melihat Naruto dan Sasuke dengan tatapan penuh kekhawatiran dan kegelisahan, rasa malu serta kesal langsung menyelimuti Naruto. Ia merasa terpapar, terbuka di depan Sakura yang merupakan wanita yang selama ini menjadi incarannya. Merasa tak mampu bertahan, Naruto tanpa berkata apa-apa, langsung berbalik dan pergi dari sana dengan langkah yang berat.
Sementara itu, Sasuke merasa kebingungan. Ia ingin mendekati Sakura, ingin memberikan penjelasan atau sekadar menenangkan hatinya, tapi ada tanggung jawab yang lebih mendesak. Ia harus mengejar Naruto, yang merajuk di antara kekalahan yang baru saja dialami. Sasuke segera meninggalkan tempat itu, membiarkan Sakura sendirian dengan pikirannya yang kacau.
Setelah mengejar Naruto dan akhirnya tiba di apartemen Naruto, Sasuke berusaha menjelaskan segala sesuatu secepat mungkin. Namun, Naruto, dengan pikirannya yang terasa berat dan lambat, sulit untuk memproses semua informasi dengan cepat hingga pembicaraan mereka baru berakhir di sore hari.
Ketika kembali ke tempat pertarungan, hati Sasuke dipenuhi kegelisahan dan kekhawatiran. Ia mencari-cari Sakura dan akhirnya, Sasuke menemukan Sakura, duduk sendirian dengan wajah yang tersembunyi di antara kedua dengkulnya. Sasuke mendekati Sakura dengan langkah yang hati-hati, merasa lega melihat Sakura. Namun, ia juga bisa merasakan bahwa ada ketegangan dan kegelisahan dalam diri Sakura. Dengan penuh perhatian, Sasuke duduk di samping Sakura, tidak berkata apa-apa, hanya berada di sana untuknya.
Sementara Sakura, menyadari kedatangan seseorang segera menegakkan kepalanya, menatap Sasuke sejenak sebelum akhirnya ia mengalihkan pandangannya. Kini, Sakura tampak diam seribu bahasa namun Sasuke tahu, Sakura ingin ditanya bagaimana perasaannya atau pikirannya karena itu akhirnya Sasuke bertanya. "Ada apa? Ada sesuatu yang mengganggumu?"
Sakura terdiam sejenak, mengigit bibir bawahnya saat ia gelisah dan Sasuke memperhatikan gerakan bibirnya itu dengan tidak tenang. Sasuke berusaha menahan dirinya, menahan dirinya untuk tidak menyentuh bibir itu dan mengatakan akan lebih baik jika wanita itu mengigit bibirnya dibandingkan melukai bibirnya sendiri.
"Kalian terus berkembang, aku tidak tahu apakah aku bisa mengejar kalian," gumam Sakura pelan, menyuarakan bagaimana dirinya gelisah melihat peningkatan kekuatan Naruto dan Sasuke. Sakura sendiri berharap mereka bisa setara karena itu, ia mati-matian berlatih dengan Tsunade untuk mengejar mereka berdua.
"Sakura, kau lebih hebat dari apa yang kau bayangkan," ucap Sasuke pelan namun penuh dengan ketulusan. Onyx hitam kelamnya menatap emerald hijau teduh Sakura dengan keyakinan yang dalam, membuat Sakura merasa kepercayaan dirinya kembali. Namun, ia masih ingin mendengar pujian dari bibir Sasuke.
"Kalau begitu, menurutmu apakah aku punya keahlian?" tanya Sakura penuh harap, bola mata emerald hijaunya tampak berbinar, menantikan bagaimana Sasuke akan memuji kemampuan medisnya atau bahkan mungkin kemampuan bertarungnya.
Sudut bibir Sasuke tiba-tiba terangkat sedikit, memikirkan sesuatu yang jahil sebelum ia mendekatkan bibirnya ke telinga Sakura. "Bukankah kau sangat pandai menggodaku, Sakura?"
Seketika rona merah menghiasi wajah Sakura. Wanita itu berteriak antara malu dan tak terima karena perkataan Sasuke, sampai-sampai ia berdiri dari duduknya. Sementara Sasuke tertawa dalam keheningan, begitulah faktanya. Sakura memang suka menggodanya, bahkan ia berinisiatif mengenakan pakaian yang memprovokasi saat mereka memulai perjalanan berdua. Jadi, jangan salahkan Sasuke jika mereka membuat Sarada di tengah hutan yang rimbun.
Di tengah percakapan mereka, Sasuke merasakan tetes-tetes air hujan yang pertama mulai jatuh ke tanah. Di bawah rintik hujan yang lembut, Sasuke dan Sakura saling berhadapan di bawah langit yang berkabut. Cahaya remang-remang memperindah wajah mereka yang terhanyut dalam keindahan alam. Tetesan air yang jatuh membentuk melodi lembut yang memenuhi udara, menciptakan suasana yang tenang dan romantis.
Sasuke meraih tangan Sakura dengan lembut, seolah-olah ingin melindunginya dari dinginnya hujan. Tatapan mereka bertemu, menciptakan ikatan yang tak terucapkan di antara mereka. Sakura merasakan getaran hangat melintasi kulitnya, seolah-olah Sasuke mengirimkan pesan cinta melalui sentuhan itu.
Tawa kecil mereka terdengar di antara rintik hujan, memenuhi ruang di sekitar mereka dengan keceriaan dan kehangatan. Mereka berbagi momen yang indah di bawah hujan, merasakan keajaiban alam yang memperdalam ikatan emosional di antara mereka.
Di bawah rintik hujan yang romantis itu, Sasuke dan Sakura merasa seperti satu-satunya orang di dunia, tenggelam dalam kehadiran satu sama lain. Suasana magis di sekitar mereka menciptakan momen yang mereka tidak akan pernah lupakan, mengikat hati mereka dalam cinta yang tumbuh di bawah langit yang berkabut dan hujan yang lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Timeline
FanficSetelah mengorbankan dirinya untuk menjadi pohon suci, Sasuke terbangun di masa lalu setelah mengalahkan Orochimaru. Dengan kesempatan kedua ini, dia berjanji untuk mempersiapkan Konoha untuk masa depan yang sulit. Tetapi, perjalanan ini membawa leb...