Chapter 2. Horny

24.6K 42 0
                                    

Masuk Chapter 2 nih, semoga kalian suka 😊

* Novi mau infoin klo  cerita ini ada di karyakarsa dengan judul Cinta Terlarang (judul beda tapi isi cerita tetap sama kok)

Patricia dan Ronald memulai lembaran baru di dalam kehidupan mereka. Kekosongan yang ditinggalkan oleh sang mamah coba ditutup oleh Patricia. Kini Patricia mengurus semua urusan rumah tangga. Masak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan mengurus segala keperluan Ronald menjadi rutinitas hariannya.

Sementara itu Ronald mulai merintis usaha sendiri. Dirinya bertekad untuk lebih banyak meluangkan waktu bagi keluarga. Kesalahannya di masa lalu tidak ingin ia ulangi kembali. Kini dia memiliki Patricia yang harus dia jaga dengan sebaik-baiknya. Begitu pula dengan Patricia. Patricia ingin menjaga orang yang paling berharga di dalam kehidupan mendiang ibunya.

Satu tahun berlalu, usaha yang dirintis oleh Ronald sudah mulai berkembang. Kini dia dapat memantau usahanya dari laptopnya. Dengan demikian Ronald dapat meluangkan waktu lebih banyak di rumah bersama dengan putrinya. Namun kini ada satu hal yang membuatnya khawatir. Dia memikirkan Patricia.

Selesai sarapan pagi, Ronald termenung sendiri seperti sedang menatap piring kosong yang ada di hadapannya. Namun bukan makanan yang ada di benaknya. Ronald sedang memikirkan putrinya Patricia. Sejak Patricia kembali ke rumah ini Patricia selalu menghabiskan waktu di rumah. Mengurus semua urusan rumah tangga. Rasa senang dan bangga memiliki putri seperti Patricia selalu ada di pikirannya namun kini kekhawatiran mulai timbul di benak Ronald. Bagaimana jika kelak Patricia akan hidup sendiri? Tanpa teman, tanpa pasangan. Bagaimana kalau Ronald tidak ada? Apakah Patricia dapat hidup sendiri?

"Cia sini donk, temenin papah."

"Ada apa pah?"

"Ngga, papah cuma mau nanya. Cia ga bosen di rumah terus? Kalau Cia mau pergi buat maen sama temen boleh kok. Atau Cia mau balik lagi ke Sydney?"

"Gak ah males, Cia mau di rumah aja. Ke Sydney juga ngapain, kan gak ada papah. Cia males lah. Cia happy di sini bisa sama papah tiap hari."

"Ehmmm... papah ga ngusir Cia kan?"

Ronald terkejut dengan pertanyaan Patricia.

"Mana mungkin papah ngusir Cia, papah seneng kok Cia ada di sini. Cuman..."

Ronald terdiam, ia sungkan untuk mengutarakan apa yang ada dipikirannya.

"Cuman apa pah?"

"Ehmmm... papah cuman khawatir ngeliatin kamu di rumah terus, harusnya seumuran kamu tuh banyak di luar. Maen, ngumpul bareng sama temen. Cari pacar mungkin?"

"Ga mau!" jawab Patricia tegas.

"Males banget pah, Cia senengan kaya gini. Gini aja Cia udah happy kok."

"Lagian kan ada papah yang nemenin, itu udah cukup kok." kata Patricia sambil tangannya dikaitkan ke tangan Ronald dan kepalanya disenderkan ke bahu Ronald.

Mendengar itu Ronald pun tidak dapat berkata-kata lagi. Patricia sudah dewasa dan dia sudah bisa memutuskan sendiri apa yang terbaik untuk hidupnya pikir Ronald. Ronald pun mengelus-elus kepala Patricia, dan memilih untuk tidak melanjutkan pembicaraan itu.

Sementara itu, Patricia merasa nyaman berada di dekat Ronald. Dirinya langsung membayangkan masa lalu, saat mereka berkumpul bersama. Betapa bahagianya saat itu. Kenangan itu menguatkan keyakinan Patricia bahwa Ronald adalah orang yang telah membuat mamahnya bahagia hingga akhir hidupnya. Keyakinan itulah yang membuat Patricia ingin berada disamping Ronald setiap saat dan menjaganya sepenuh hati. Karena Ronald memiliki arti penting bagi ibunya semasa hidupnya.

Gairah Terlarang (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang