Chapter 11. Kebohongan Besar

1.4K 4 0
                                    

Lagi-lagi, maap yah saudara sebangsa dan setanah air. Sori banget nih Novi baru bisa update sekarang 🙏🙏🙏
Basa-basinya nanti aja, sekarang waktunya membaca!

* Novi mau infoin klo cerita ini ada di karyakarsa dengan judul Cinta Terlarang (judul beda tapi isi cerita tetap sama kok)

"Siapa sih itu yang? Kamu kenal?" Patricia bertanya-tanya. Ia semakin bingung dan penasaran karena suara itu menggunakan kata 'sayang'. Andai saja dirinya tidak berada di bawah, ia pasti sudah bangkit berdiri dan berlari ke arah pintu.

Sementara itu Niko terdiam dan berusaha menerka siapa gerangan pemilik suara itu karena suara barusan kurang jelas terdengar di telinganya.

Kesabaran orang yang berada di luar itu pun semakin habis. Hal itu bisa terdengar dari suara ketukan pintu yang semakin keras.

"AYANG, BUKA!" kalimat itu terucap kian kencang.

Saat itulah Niko tersadar. Mata dan mulutnya langsung terbuka lebar saking kagetnya. "Gawat!" seketika itu juga raut wajah Niko berubah menjadi pucat.

"Apa yang gawat?" tanya Patricia bingung.

Tanpa berbicara sepatah kata pun Niko langsung mencabut penisnya dari dalam vagina Patricia. Ia langsung bangkit berdiri dan menarik kedua lengan Patricia. Niko terlihat begitu panik.

"Ayo cepat bangun!" perintah Niko panik dan tergesa-gesa, tapi anehnya kalimat itu diucapkan dengan suara pelan. Caranya berbicara menandakan kalau ia tidak ingin suaranya sampai terdengar keluar.

Patricia pun segera bangkit meskipun ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dirinya hanya dapat mematung sambil memperhatikan Niko yang sedang sibuk mengenakan celananya. Setelah itu, dalam paniknya Niko langsung mengumpulkan pakaian Patricia yang tergeletak di lantai. Ia kemudian melemparkan pakaian itu ke pelukan Patricia seraya berkata, "Cepat ke kamar tamu, pakai bajunya di sana aja!"
Bukannya bergerak Patricia malah diam saja. Hal itu membuat Niko geram. "Cepat sini!" ujar Niko sambil meraih pergelangan tangan Patricia dan menariknya. Tentu saja Patricia tidak dapat menerima perlakuan Niko yang begitu kasar terhadapnya. "Ih apaan sih?" Patricia pun memberontak. Ia mengibaskan tangannya hingga genggaman Niko pun terlepas.

"Ada apa ini? Coba jelasin sekarang!" ucap Patricia kesal.

"Sssstttt! Pelanin suaranya," pinta Niko dengan suara pelan. Jari telunjuknya ia taruh di depan mulutnya mengisyaratkan Patricia untuk diam.

"Nanti aja bicaranya. Sekarang ayo ke kamar dulu," ucap Niko dengan lebih tenang sambil menarik tangan Patricia. Patricia menuruti permintaan Niko dengan sedikit terpaksa. Mereka berdua berjalan cepat menuju kamar tamu.

"Kamu pakai dulu bajunya," pinta Niko seraya keluar dari kamar itu dan meninggalkan Patricia sendiri.

Sampai detik ini Patricia masih belum mengerti akan apa yang tengah terjadi. Ia hanya dapat bertanya-tanya dalam hatinya tanpa ada jawaban. Untuk saat ini dirinya hanya dapat menuruti perintah Niko. Ia pun mengenakan pakaiannya satu per satu.

Tak berapa lama Niko muncul kembali di hadapan Patricia. Namun, kali ini Niko muncul sambil menarik koper milik Patricia yang masih terisi penuh dengan barang-barang bekas perjalanan honeymoon mereka.

Hal itu pun menjadi pertanyaan bagi Patricia yang sedang mengenakan pakaian, "Kenapa bajuku di bawa ke sini om?" Tanpa disadari panggilan sayang pun kini berubah kembali menjadi om. Perasaan kesal pun melanda diri Patricia. Ia dapat merasakan kalau ada sesuatu yang tidak beres. Namun, ia masih belum bisa mendapatkan gambaran keseluruhan mengenai apa yang sedang terjadi saat ini.

Sementara itu, Niko terlihat begitu tidak tenang. Ia terlihat begitu terburu-buru. "Iya, sementara taro di sini dulu," ujar Niko menanggapi pertanyaan Patricia barusan tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Ia kemudian bergegas keluar dari kamar meninggalkan Patricia dan langsung menuju ke arah pintu depan.

Suara panggilan untuk dibukakan pintu tak kunjung berhenti, tapi suara itu kini terdengar semakin pelan, mungkin karena lelah.

"Yang buka!"

"Iya bentar!" akhirnya Niko merespon panggilan itu.

Sesaat Niko sempat terdiam tepat di depan pintu. Ia merapihkan pakaiannya dan melihat ke belakang memastikan semuanya sudah rapih. Kemudian Niko menggenggam kunci yang menggantung di daun pintu. Sebuah tarikan nafas panjang ia ambil untuk menenangkan dirinya sebelum akhirnya ia memutar kunci tersebut.

'ceklek' 'ceklek'

Kuncian pintu pun terbuka. Niko kemudian menggenggam gagang pintu dan membukanya. Seorang wanita tengah berdiri di hadapannya dengan wajah kesal.

"Ngapain sih? Dari tadi dipanggilin, lama banget!" keluh wanita itu ketika pintu terbuka.

"Sori sayang, tadi aku lagi di wc," balas Niko sambil memeluk dan mencium pipi wanita itu.

"Huh," wanita itu mengeluh, meskipun sebenarnya kekesalannya sudah mereda.

Sementara itu, dari dalam ruangan terdengar suara langkah kaki yang datang mendekat. Perhatian wanita itu pun tertuju pada pemilik suara langkah kaki yang terdengar semakin dekat.

"Cia!" seru wanita itu seraya melepaskan diri dari pelukan Niko. Wanita itu bergegas menghampiri Patricia dengan kedua tangan terbuka. Dipeluknyalah Patricia dengan erat.

"Apa kabar sayang?"

***Cut***

"Hahhh!!! Dia..." -Patricia-

Lanjutan untuk Chapter 11 bisa dibaca di sini yah ⬇️⬇️⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-gairah-terlarang-ch11-698922

Untuk kalian yang ga mau ketinggalan cerita lainnya bisa langsung follow LittleNovi di karyakarsa. Selamat menikmati!
https://karyakarsa.com/littlenovi

Tentang mertua?  ADA ⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-mertuaku-teman-ranjangku-ch1-2

Tentang bintang film panas? ADA ⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-aksi-panas-sang-bintang-ch1-ch2

Tentang anak tetangga? ADA ⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-gairah-anak-gadis-tetangga-ch1-2

Gairah Terlarang (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang