Chapter 12. Persimpangan Hati

1.4K 5 0
                                    

Hi Sobat Novi, Novi mau ingetin lagi buat follow & vote yah 😊
Yang mau komen juga boleh  boleh banget ❤️

* Novi mau infoin klo cerita ini ada di karyakarsa dengan judul Cinta Terlarang (judul beda tapi isi cerita tetap sama kok)

Niko melangkah keluar rumah dengan setengah hati. Kekhawatiran berkecamuk dalam diri Niko karena kebohongan yang ia buat sendiri. Pikiran negatif bermunculan silih berganti dalam benaknya setiap kali kakinya melangkah menjauh dari rumah. Ruko yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari rumah pun terasa jauh dalam benak Niko saat ini. Namun, Niko tetap memilih untuk berjalan kaki karena memang ruko itu tidaklah jauh.

Selama perjalanan, otak Niko tidak dapat berhenti bekerja. Dia memikirkan setiap langkah yang dapat dia lakukan untuk mengatasi situasi saat ini. Namun, ide apa pun yang keluar dari benaknya tidak ada yang bagus hasilnya, yang terjadi malah langkah kaki Niko melambat. Oleh karena itu, Niko memutuskan untuk mengesampingkan semuanya. "Sepertinya untuk saat ini lebih baik aku cepat pulang. Jangan sampai Cia membeberkan semuanya," pikir Niko. Untuk itulah Niko kini mempercepat langkahnya karena semakin cepat ia kembali, semakin baik.

Kurang lebih 20 menit kemudian Niko telah tiba kembali di rumah. Ia berdiam diri dan tertunduk tepat di depan pintu pagar. Kedua tangannya bertumpu pada lututnya sambil memegang sebuah kresek berwarna putih. Nafasnya tersengal-sengal dan tetesan air menghiasi kening Niko. Keringat Niko pun perlahan menetes ke tanah. Bagaimana tidak, Niko memaksakan dirinya untuk berlari dari ruko hingga ke rumah. Niko yang tidak biasa olahraga mendadak ingin menjadi atlet lari. Alhasil, baru berlari dari ruko saja nafasnya sudah ngos-ngosan.

Betis Niko terasa begitu tegang. Namun, Niko tidak punya waktu untuk bersantai. Dengan memaksakan dirinya ia melangkah memasuki halaman parkir dan kemudian langsung masuk ke dalam. Suasana di ruang tamu sudah sepi, ia tidak menemukan siapa pun di sana. Niko pun langsung menuju ke dapur sambil menjinjing makanan yang ia beli.
"Eh yang, cepet banget kamu udah balik lagi," ujar Indri ketika mendapati suaminya sedang melangkah mendekati dapur.

"Waduh, itu beli makanan apa lomba marathon?" komentar Indri ketika melihat Niko muncul di hadapannya dengan penuh keringat.

"Ngga, ini abis dikejar beruang lepas dari kebun binatang," canda Niko membalas sindiran sang istri.

Indri pun tertawa kecil mendengar jawaban Niko sambil mengulurkan tangannya, "Sini makanannya, aku tempatin." Niko menyerahkan kresek putih yang ia bawa kepada Indri.

Lain halnya dengan Patricia. Ia tidak menunjukkan tawa sedikit pun terhadap candaan Niko. Hal yang sama pun terjadi ketika mata mereka sempat beradu pandang, tak ada senyum sedikit pun di wajah Patricia. Yang terjadi Patricia langsung memalingkan wajahnya dan tentunya dengan wajah penuh amarah dan kebencian.

Ketika Niko pergi, Patricia sempat mengobrol beberapa saat dengan Indri dan dirinya mulai agak tenang. Emosi pun mulai mereda. Namun, baru beberapa detik melihat Niko, emosi dalam diri Patricia langsung mencuat ke permukaan. Layaknya air yang mendidih, hati Patricia begitu panas. Rasa kesal karena telah dibohongi oleh Niko membuat dirinya ingin berkata kasar, tapi semuanya itu masih berusaha ia tahan-tahan karena ada Indri di sana.

Niko lalu mengambil sebuah kursi dan menempatkannya di sebelah Patricia. Hal ini tentunya disambut dengan tatapan sinis dari Patricia. "Gila nih orang, masih beraninya deket-deket," umpat Patricia dalam hatinya.

Ternyata tak hanya itu, Niko dengan beraninya meraih tangan Patricia dan menggenggamnya, meskipun itu ia lakukan di bawah meja sehingga Indri tak mungkin dapat melihatnya. Tentu saja Patricia berusaha untuk lepas dari gengaman Niko, tetapi ternyata itu sulit. Saking sebalnya, Patricia mengayunkan lengannya dan membenturkan tangan Niko ke bagian bawah meja yang terbuat dari kayu.

'Dug'

Suara benturan itu terdengar cukup keras. Indri pun langsung menoleh ke belakang, "Kenapa?"

"Ngga, ini mau nepok nyamuk malah kena meja," jawab Niko spontan sambil meringis kesakitan.

"Ah, bikin kaget aja," ucap Indri sambil memalingkan wajahnya dan kembali menyiapkan makanan.

"Rasain!" ucap Patricia dalam hatinya sambil matanya melotot ke arah Niko yang sedang memandang dirinya.

Tak berapa lama Indri datang menghampiri dan menyajikan makanan yang Niko beli tadi, "Ini makanannya udah siap, ayo makan."

"Aku nanti aja tante, belum mau makan. Aku ke kamar aja dulu," ucap Patricia sambil bangkit dari kursi. Namun, dalam sekejap Niko langsung menyambar tangan Patricia bak elang yang secepat kilat menangkap buruannya.

"Udah, makan dulu aja," ucap Niko sambil memegang tangan Patricia dan menuntunnya untuk duduk kembali.

Patricia seketika itu juga langsung mengeluarkan jurus mata api neraka yang membuat ciut nyali orang yang melihatnya, termasuk Niko pada saat itu. Niko segera melepaskan tangan Patricia.

***Cut***

"Nah kan, kena ulti jurus mata api neraka. Makanya jangan boong" - Author

Lanjutan untuk Chapter 12 bisa dibaca di sini yah ⬇️⬇️⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-gairah-terlarang-ch12

Untuk kalian yang ga mau ketinggalan cerita lainnya bisa langsung follow LittleNovi di karyakarsa. Selamat menikmati!
https://karyakarsa.com/littlenovi

Tentang mertua?  ADA ⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-mertuaku-teman-ranjangku-ch1-2

Tentang bintang film panas? ADA ⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-aksi-panas-sang-bintang-ch1-ch2

Tentang anak tetangga? ADA ⬇️
https://karyakarsa.com/littlenovi/21-gairah-anak-gadis-tetangga-ch1-2

Gairah Terlarang (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang