Bab 35

22.5K 1.7K 137
                                    

Hai!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!!

Aku tu sebenernya pen ngeupload malam tadi, eh tp malah ketiduran. 

Happy reading!! Jangan lupa ombaknyaa 🌊🌊🌊

***

Pra tak kemana-mana, seperti janjinya. Seharian di rumah wanita itu Pra membantu Arum membersihkan rumahnya. Arum kesal karena merasa keberatan. Masalahnya ini bukan rumah pria itu, kenapa malah Pra yang membersihkan mejanya yang—sangat berantakan. Segala makanan ada di sana. Itu karena Arum dalam kondisi sakit dan dia sedang di posisi malas melakukan banyak hal.

"Kamu tuh ngapain sih pakai acara part time jadi ART di rumahku." Arum menatap pria itu sambil cemberut.

Pra terkekeh. Ia mengusap tangannya yang basah setelah mencuci piring dengan kain. Pria itu berbalik, menyandarkan badannya lewat kedua tangan yang berpegangan pada ujung meja. Lengan kemejanya tergulung hingga ke siku, menampakkan otot bisepnya. Oh Arum juga baru sadar sekarang dari kursi rodanya, bahwa proporsi tubuh lelaki itu sangat ideal. Kaki panjangnya menjulang dengan bentuk badan yang... err bulu kuduk Arum dibuat merinding olehnya.

Oke fokus Arum. Visual Pra memang sempurna. Ya, tak perlu lagi ia meragukannya. Dan sebaiknya dia berhenti menatapnya seperti ini!

"Gimana? Bersih gak? Jarang banget loh aku bersih-bersih kayak gini. Selain di suruh mama ya."

Arum mengangguk. "Bersih banget. Cocok jadi bapak rumah tangga."

Pra tersenyum. "Rumah tangga kita ya?" goda lelaki itu.

"Halah. Gombal terus!" balasnya sambil mencibir. Baru saja dipuji, Pra sudah besar kepala.

"Kaki kamu gimana? Nyeri lagi gak?"

Arum menunduk mengamati kakinya yang diperban. "Aman kok. Gak nyeri."

"Tadi ketindihan sama kakiku gak? Pas kita pelukan di kasur—"

"Ekhm... khm." Arum seketika langsung berdeham. "Gak. Gak apa-apa. Aman. Aman kok. Ya aman," balasnya setengah gugup. Entah karena tenggorokan Arum yang gatal atau karena kata-kata pria itu yang menohoknya.

Pipi wanita itu tak bisa bohong, membuat Pra lantas tertawa. "Kenapa sih masih malu-malu. Nanti juga semuanya bakal tahu, sayang."

Benar. Setelah ini semuanya akan berubah. Meskipun keluarganya merencanakan hubungan Aruna dan Pra karena kesalahpahaman terhadap dirinya, namun tetap saja ia merasa tak enak bilangnya. Tapi yang tak kalah penting baginya adalah kesalahpahaman itu sendiri.

"Rum," panggil pria itu lagi tatkala dirinya tengah melamun.

"Ya?" balas Arum seraya menengadah.

"I think, better you talk with your mom?" ucap pria itu dengan gamang. "Aku gak tau pasti hubungan kamu dengan ibu kamu, aku melihatnya baik-baik saja. Tapi setelah kesalahpahaman ini aku rasa... kamu dan ibu perlu bicara."

(un) Match Couple [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang