Right Now

Foremost

Pesta pernikahan adalah suatu hal yang memusingkan, karena dari persiapan sampai dengan kehidupan setelah pesta akan sering melibatkan banyak orang. Tapi tidak dengan pesta pernikahan milikku. Hanya sebulan waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkannya. Orang yang terlibat kurang dari sepuluh orang, itupun tanpa melibatkan kedua orangtua kami. Orangtua kami terlibat hanya untuk menanyakan jumlah tamu yang akan mereka undang. Setelah pesta? Ya, hanya kami berdua yang terlibat. Minimalis sekali, bukan?

Aku ingat betul bagaimana Ian meyakinkan orangtuanya bahwa aku memang pacar yang sudah sangat dicintainya, dan kami siap menikah di bulan kedua kami resmi jadian. Gila? Memang. Siapapun yang melihat akan menganggapnya demikian.

Laki-laki mana sih yang bisa seratus persen yakin menikahi wanita yang hanya dikenalnya karena dalam satu label musik yang sama? Dan orangtua mana yang percaya dengan alasan aneh bin ajaib itu bisa yakin melepas anaknya untuk menikah? Oh tentu saja orangtuaku.

Wanita mana sih yang percaya bahwa ia dicintai sepenuh hati oleh seorang laki-laki yang dulu sempat ia kagumi--sekarang sudah tidak karena kelakuannya di beberapa acara TV cukup bikin mual, seperti menggoda artis-artis cewek dengan dibikinin lagu secara langsung detik itu juga--waktu pertama kali bergabung dengan label musik ini.

Ini adalah pesta pernikahan kedua yang terjadi di circle Leo-N setelah pesta pernikahan dadakan milikku dan Ian di awal tahun ini.

Aku menjadi salah satu bridesmaid di acara pernikahan mantan personel Leo-N yang memutuskan untuk keluar dari grup karena ingin jadi pegawai negeri di kementrian keuangan. Pantas saja jika Mas Rio memutuskan keluar, bekerja sebagai pegawai negeri sipil sangatlah menjanjikan untuk kehidupan masa tua dibandingkan menjadi anak band. Tapi kalau bandnya sebesar Leo-N juga bakal terjamin sih, karena royalti dari lagu-lagunya mampu mencukupi biaya hidup sebulan di ibukota.

Mbak Riri, calon istri Mas Rio memilih kami, women and girlfriend's Leo-N untuk menjadi bridesmaid-nya. Meskipun keluar dari band, Mas Rio ternyata menjadi 'konsultan' keuangan pribadi masing-masing personel dan masih menjalin hubungan yang baik dengan label karena royalti dari lagu-lagu yang ditulis untuk Leo-N di awal karir mereka sebagian besar ditulis oleh Ian dan Mas Rio. Jadi tidak heran bahwa istri dan pacar anggota Leo-N sangat akrab dengan calon istri Mas Rio, termasuk aku yang berusaha berbaur dan akrab dengan mereka.

Hotel tempat acara pesta pernikahan digelar memiliki beberapa bilik pribadi di area restonya, Mas Rio memutuskan untuk mengundang Leo-N dan WaG-nya untuk bergabung makan malam dengan kedua calon pengantin, tiga hari sebelum akad dilakukan, sebelum aksi pingit memingit dimulai dini hari nanti.

"Jadi nih gue dibayarin jalan-jalan setelah ini? Sebagai kado honeymoon?" Mas Rio menodongku di depan anggota Leo-N dan para istri dan pacar. Aku hanya menjawabnya sambil mengarahkan telapak tanganku ke Ian yang ada di sebelah kiriku.

"Jadi kok, santai aja. Tapi enam bulan ke depan nggak ada fee untuk pekerjaan sampingan lo itu ya." Ancaman Ian hanya direspon dengan beberapa tawa. "Serius gue, Yo." Mendengar nada serius yang keluar dari mulut Ian serta tampang pura-pura tidak peduli dengan orang yang ada di ruangan tersebut, membuatku ikut-ikutan memasang aksi yang sama dengan Ian. Mbak Riri yang memang selalu berkoordinasi denganku tentang hadiah honeymoon dariku dan Ian juga mengikuti aksiku dan Ian. Aku menahan tawa sebisa mungkin.

"Dua orang yang paling bisa akting lo percaya." Kalimat itu datang dari mulut Mas Andi. Ini nyindir maksudnya?

Aku menatap Ian setelah mendengar ucapan Mas Andi barusan. Mengangkat alis, Ian meminta Mas Andi menjelaskan maksudnya tanpa suara.

"Lo kan bintangnya Leo-N di setiap video klip kita, wajar dong harus bisa akting?" Mata Mas Andi yang penuh kejahilan dilihat pula dari sudut bibirnya yang berkedut menahan tawa membuatku menghela napas lega. Ian hanya menatap Mas Andi lurus tanda memperingatkan.