Keberuntungan selalu dibarengi dengan perasaan senang saat mendapatkannya. Nyatanya, tidak selalu. Seperti saat ini misalnya, ketika semua orang memujiku beruntung bisa mendapatkan peran yang sangat dominan di film ini, nyatanya aku tidak diliputi perasaan senang. Aku bahkan cenderung menyesal dan kecewa.
Di sesi minggu lalu dengan Psikologku, aku mengungkapkan semuanya. Tentang aku yang tidak suka tantangan, tapi orang di sekitarku menuntut itu karena sebutanku sebagai artis sepertinya wajib sekali menyukai tantangan. Mungkin supaya ketika ditulis di media aku terlihat hebat dan ambisius.
Realitanya aku hanya suka sesuatu yang sifatnya medioker. Saat mengikuti kompetisi bernyanyi pun, aku tidak bisa keluar dari zona nyaman dan amanku, makanya aku hanya keluar sebagai second runner-up, bahkan juri menilaiku demikian. Terjun ke dunia aktingpun demikian, ini adalah film pertama yang penuh tantangan bagiku sendiri, karena aku mencoba untuk keluar dari zona aman dan nyaman itu. I wanted to get out from my own bubble.
And look where I am at. Lost, regret, and disappointed. I'm lost and don't know how to get out from this character. I regret having to know this character. And I'm disappointed with myself, why am I too attached with this character?
I always try to put this in my head, "This is a fictional character, it didn't bother me so much. I will put this behind me. This character is not me. I'm a strong individual who doesn't influence by this fictional character. Look at the warning before this movie started, this is a fictional story, it didn't have any resemblance with anyone particular."
"Lo beneran nggak mau makan dulu? At least perut lo keisi sesuatu. Di studio nanti pasti dingin kan, kalau perut lo kosong, lo sendiri yang kesusahan." Mbak Nia sudah memperingatiku untuk ketiga kalinya di rentang waktu dua jam ini.
"Ya gue keluar lah, nongkrong di depan ngemil apa kek." Aku memang berniat untuk keluar studio saat film sudah memasuki second act, karena takut memicu hal-hal yang tidak bisa aku kontrol.
"Kamu nggak mau manfaatin suamimu biar bantu nyuapin?" Mbak Linda, yang dua hari lalu aku sewa jasanya untuk pernikahan Mas Rio dan Mbak Riri, turut serta memperingatiku dengan memberikan saran yang sangat tidak mungkin akan dilakukan oleh seorang Ian.
Aku melirik ke arah Ian untuk melihat responnya, tapi yang kudapati hanyalah Ian yang bersiap membuka tutup rice bowl keduanya. "No, thank you." Mbak Nia dan Mbak Linda langsung menoleh ke Ian saat tutup rice bowl yang dibuka Ian menimbulkan suara yang cukup nyaring. "Punyaku sekalian dihabisin sangat amat boleh banget kok." Sindiranku membuat Ian mengarahkan pandangannya ke kami bertiga, dia langsung tersenyum kikuk sambil menggaruk rambut bagian belakangnya.
"Gue kira, dengan lo menikah sama orang yang modelan kayak Ian bisa mengubah pola pikir lo dalam memandang makanan, tapi ternyata sama aja. Bantuin dong, Yan, biar artis kesayangan kita jadi berteman akrab sama makanan." Mbak Nia bisa-bisanya meminta bantuan Ian dalam hal ini. Aku yakin dia hanya akan menanggapi dengan santai tentang ini, dan bahkan tidak peduli.
Aku sebetulnya bukan seorang picky eater, tapi ada beberapa situasi yang membuatku sulit sekali untuk mencerna makanan. Salah satunya ini, menjelang gala premiere filmku yang sudah diantisipasi oleh sebagian besar kritikus dan pemerhati film, ini juga faktor tim marketingnya yang berhasil melakukan kampanye besar-besaran sehingga film ini sangat disorot, baik di media sosial ataupun media massa. Kalaupun aku memaksa memasukkan makanan ke dalam perut, aku bisa menjamin itu akan keluar kembali, bahkan sebelum film selesai diputar.
"Kayaknya Indah adalah tipe yang, 'Gue kenyang melihat lo makan dengan lahapnya,' deh, Mbak. Jadi sori kalau ekspektasi lo ke gue terbentur bagaimana Indah memandang gue." Tuh kan, dasar manusia gila. Aku ingin sekali melempari Ian dengan apapun itu untuk menghilangkan ekspresi jahil di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Now
Roman d'amourSasi Pambudi adalah seorang penyanyi sekaligus aktris yang namanya sedang cukup tenar belakangan ini berkat salah satu filmnya banyak dinikmati penonton. Namun Sasi Pambudi hanyalah sebuah nama panggung, karena ia lebih dikenal dengan Indah oleh ora...