"Seeeuuuung. Heeseeuuung. Mama tau kamu disini ya. Keluar atau mama ribut terus nih."
Masih pagi, tidur juga belum sampe 5 jam, apartemen Heeseung sudah dibuat gempar dengan teriakan mamanya. Memang mamanya ini punya akses untuk masuk makanya Heeseung beli apart baru buat hindari ini.
"Masih pagi lho ma." Heeseung keluar dengan wajah ngantuknya, matanya masih susah di buka.
"Pagi Nyonya Minhe." sapaan lain juga muncul bersamaan dari kamar lainnya, Siapa lagi kalo bukan Sunoo yang kaget denger teriakan mama bosnya. Berasa digerebek.
"Lho ? Kenapa ada Sunoo ?" Wanita lima puluh tahun dengan rambut sebahu yang masih pakai kacamata hitamnya saat masuk semakin kaget melihat kehadiran sekretaris anaknya disana. Sampai dia buka kacamatanya memastikan kalo dia nggak salah lihat orang. Beneran Sunoo itu keluar dari kamar cucunya dengan muka bantalnya.
Mendadak isi kepala mamanya muter ke omongan kramat anaknya kemarin pagi. "Mama mau ngomong sama kamu !"
Mamanya langsung tarik Heeseung masuk ke dalam kamarnya lalu ditutup. Hampir tersandung Heeseung yang ditarik-tarik begitu.
"Apa sih ma ?"
"Jelasin sama mama Seung. Kenapa Sunoo bisa disini ?"
"Ya bisa aja lah ma, kan aku yang ajak." Santai banget jawabnya nggak sadar mamanya sedang panas dingin.
"Seung kamu serius ?"
Mamanya raih lengan Heeseung untuk jadi pegangan karena kakinya mendadak lemas. Anaknya beneran ngehomo sama sekretarisnya ? Jadi desas desus di kantor En-corp tiap kali dia kunjungan kesana itu bener ? Jangan-jangan ini memang rencana Sunoo ? Duh banyak isi kepala mama Heeseung yang bersautan sana sini.
"Serius apa sih ma ? Ya serius aku yang ngajak kesini. Abis lembur ada proyek baru karena uda malem banget aku suruh nginep aja dulu. Masak anak orang disuruh pulang subuh-subuh." Pinter banget bohongnya bapak Lee Heeseung ini. Karena kalo dia jujur bilang sekretarisnya di usir gara-gara dia kan lebih rumit jadinya. Intinya Heeseung mau menghindari drama mamanya. Liat sekarang aja uda ngedrama.
"Ohh.." mamanya hela nafas lega. "Jadi nggak pacaran sama Sunoo ?"
"Ya nggak lah ma. Ngawur banget !!" Spontan Heeseung bantah. Mana ada pikiran begitu di dia. Dah gila apa pacarin sekretaris sendiri. Mana sekretarisnya tau banyak aibnya Heeseung.
"Ohhh.. syukurlah." Mamanya usap dada dengan lega. Wajahnya sudah santai lagi nggak tegang kayak tadi. "Mama pikir kamu beneran homo."
Oh. Heeseung baru sadar kenapa mamanya syok begini. Ternyata masih dibawah pengaruh omongannya kemarin pagi. Ide usilnya muncul.
"Ya tergantung, kalo mama nyuruh-nyuruh aku nikah terus ya mending ngehomo lah." Senyum kecil Heeseung muncul tapi senyum itu berubah jadi erangan ketika mamanya cubit perutnya. "Aduh, aduh ma sakiit."
"Makanya mulut kamu itu di jaga. Ngomong jangan sembarangan. Kalo beneran kejadian tau rasa kamu." mamanya terus kasih cubitan bertubi-tubi.
"Iya ma iya ampun dah."Heeseung terus menangkis tangan mamanya yang kayaknya punya jurus cubitan maut, lihai banget. "Mama juga harus berhenti suruh aku nikah makanya. Capek ma."sambung Heesueng disela-sela tangkisannya.
Mamanya berhenti serang dia. Nafasnya dia hela dengan kasar. Pandangannya berubah serius. "Kamu pikir kamu aja yang capek, mama juga capek Seung. Kamu cuma capek mama suruh nikah, mama lebih capek lagi dengerin omongan sekitar yang banyak ngomongin kamu ini itu. Mama kalo mau cuek bisa aja Seung, tapi ibu mana yang nggak kepikiran anaknya dapat omongan aneh-aneh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Boss and Mr. Secretary | Heesun/Heenoo
Fanfiction"Seung, kapan nikah ?" "Seung, mama diundang nikahan anak temen mama, kita kapan ngundang ?" "Kamu udah mau 30 tahun lho Seung, mama jodohin mau ? Biar cepet nikah ?" "Seung, ulang tahun kamu bulan depan mama minta kado mantu ya ?" "Seung, nikah yuk...