Chapter 10: Bahaya

51 8 0
                                    

bel waktu istirahat berdering membuat semua murid yang sudah menunggu jam istirahat tiba itu langsung riuh merapihkan buku mereka dan keluar dari kelas.

Kala masih merapihkan buku-bukunya yang berada diatas mejanya. Alena yang duduk disebelahnya yang sudah selesai dengan kegiatan merapihkannya langsung berdiri dan memanggil satu cowok yang duduk dibarisan paling belakang.

"Shaka, jangan lupa taruhan kita." ucapnya sambil menghampiri Shaka yang membuat Shaka yang sedang duduk bersandar dengan kedua kakinya yang berada diatas meja itu memutar kedua bola matanya malas.

"kalian taruhan apa?" tanya Kala menghampiri keduanya dimeja Shaka.

Alena tersenyum jail sambil melipat kedua tangannya didepan dada. "Shaka lagi naksir cewek."

Kala langsung menunjukan raut terkejutnya, tapi setelah itu ia menatap keduanya dengan raut marah. "kok gue baru tau sih?"

"sorry, nih bocah baru bilang semalem soalnya." Alena menunjuk Shaka.

raut wajah Kala kembali ceria dan langsung menatap Shaka antusias. "jadi, siapa?"

"kayaknya lo gak perlu tau si---"

"adek kelas!"

"Len!" Shaka menaikan suaranya sambil menatap Alena dengan was-was. Seketika ia menyesal karena telah memberi tahu Alena semalam. Sebenarnya dia ingin memberi tahu Kala dulu tetapi temannya itu susah sekali membalas pesannya.

Kala mengangguk-anggukan kepalanya. "oh adek kelas. Siapa tuh?"

"Kal, kantin yuk?"

"namanya Dan--- HMPPPP!" ucapan Alena terpotong saat telapak tangan Shaka menutup mulutnya rapat. Alena berusaha memukul-mukul tangan teman cowoknya itu, tetapi jelas tenaga Shaka lebih besar daripada tenaga cewek semungil Alena.

Kala hanya tersenyum terbiasa melihat kedua temannya itu bertengkar disekitarnya.

tok! tok!

pintu kelas yang sedari tadi terbuka itu terketuk dua kali, dengan cepat Alena menggigit lengan Shaka yang membuat Shaka merintih dan menarik tangannya untuk ia lindungi dari perempuan itu.

"gila nih cewek." rintihnya sambil mendumel melihat telapak tangannya yang membekas dan merah.

Alena hanya menjulurkan lidahnya tak peduli dan melihat siapa orang yang barusan mengetuk pintu kelas mereka.

"oh hai, kak Sarendra!" sapa Alena sambil tersenyum manis.

Kala yang mendengar nama itu pun segera menoleh ke arah pintu. Ia sibuk sekali menertawakan tangan Shaka yang tergigit oleh temannya tanpa menyadari suara ketukan pintu kelasnya tadi.

didepan kelasnya terdapat seseorang yang kemarin berhasil membuatnya terus memikirkan orang itu. Dan disebelah orang itu terdapat perempuan dengan rambut pendek sebahunya sedang tersenyum manis dengan kedua pipinya yang membentuk sebuah dimple yang sangat lucu.

"hai!" balas perempuan dengan rambut sebahu yang Kala tidak ketahui namanya.

orang yang sedari tadi terus muncul dipikirannya hanya membalas dengan senyum simpul.

"kita boleh masuk nggak?" tanya perempuan dengan rambut sebahu itu.

Alena dengan cepat mengangguk lalu mempersilahkan kedua mahasiswa dan mahasiswi itu masuk ke dalam kelas mereka.

"ada apa ya kak?" Alena langsung menanyakan tujuan mereka datang ke kelasnya.

perempuan ber-almet biru itu sempat menoleh pada orang disampingnya. "langsung aja?" tanyanya dengan suara kecil namun masih dapat Kala, Alena, dan Shaka dengar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue, 1997.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang