Quality time

292 13 0
                                    

Aldric Kemudian melanjutkan pekerjaannya. Dia tidak bisa fokus gara gara Aleana. Tiba tiba ada yang mengetuk pintu ruangan nya.

"Yah masuk."

Aldric membelalak kaget melihat seseorang yang masuk itu, Dia reflek berdiri.

"Kamu?"

Ernest terkekeh , Dia berjalan masuk menaruh mantelnya di sandaran kursi dan duduk di kursi bersebrangan dengan Aldric.

"Kakak ku tersayang, kenapa sangat terkejut melihat ku?"

Ernest adalah adik Aldric, mereka berbeda 5 tahun saja. Ernest berbeda jalan dengan Aldric yang merupakan anak pertama. Ernest terlihat lebih bebas tanpa tekanan. Dan menjadi anak pemberontak sejak remaja.

Dia bahkan terlibat jaringan ilegal sejak umur nya 18 tahun, hingga sekarang menjadi ketua mafia yang menguasai di bagian selatan Prancis tepatnya di Marseille dan sekitarnya.

Aldric duduk dan menghela nafas.

"Tidak kamu datang tiba-tiba tanpa mengabari, jelas aku kaget"

Ernest bersandar di kursi nya.

"Yah sebenarnya sekarang aku sedang liburan, lepas dari pekerjaan ku itu jadi membosankan"

"Apa kakak punya lowongan kerja di sini?"

Aldric tertawa geli.

"Seorang bos mafia meminta lowongan kerja? Tidak salah?"

"Kan aku bilang aku bosan, lagipula tidak ada pergerakan lagi dari si mafia korsika itu"

Ernest menaikan kakinya ke meja kerja Aldric.

Aldric menggeleng kan kepala, dan menyingkirkan kaki Ernest dari meja kerja nya.

"Kalau kamu mau kamu bisa jadi wakil direktur, kan itu memang posisi mu"

"Bukan hanya pekerjaan, aku juga ingin menampung di rumah kakak boleh ya?"

Ernest tersenyum main main.

Aldric mengerutkan keningnya. Dia tau Ernest orang seperti apa. Dia takut Aleana terganggu akan kehadiran Ernest, tapi dia tidak bisa menolak adiknya.

"Kenapa tidak mencari apartemen sendiri?"

"Kakak tau sendiri aku tidak bisa muncul di publik sembarangan, aku juga di buru polisi"

Kata Ernest dengan santai, dia memang sering di buru polisi. Bahkan sampai sekarang menjadi buronan dia belum pernah tertangkap.

"Yah baiklah, lagipula kamar mu juga sudah lama di biarkan kosong"

Aldric membuka laptop nya dan mulai bekerja lagi.

Ernest berdiri memakai mantel nya kembali.

"Aku pergi ke mansion mu dulu, mansion mu tidak berubah posisi kan?"

Aldric mengerutkan alis nya.

"Masih sama"

Ernest melangkah pergi ke luar ruangan, tapi beberapa saat dia kembali lagi.

"Kak, ada perempuan cantik yang menangis di depan gedung kantor mu. itu apa habis kamu sakiti? Buat aku ya?"

Aldric memegangi pelipis nya dan menatap Ernest degan kesal.

"Apapun, dan pergi dari sini astaga"

Ernest Langsung pergi daeu sana, kedatangan nya hanya merusak suasana tentunya. Aldric dan Ernest saudara yang akrab sekali. Meskipun hubungan mereka sempat merenggang karena Ernest dulu tidak suka dengan mantan istri Aldric, Helena.

PESONA [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang