O1. Maba Berulah

8.4K 784 171
                                    

Aku up skrg aja deh y, pemanasan
Masuk notif gak gais??
Jangan lupa vote dan komen yeaa

Tahun pertama di bangku perkuliahan memang menjadi hal yang menyenangkan bagi para maba alias mahasiswa baru. Sama halnya dengan Jiro, mahasiswa baru jurusan manajemen di salah satu universitas. Program PPKMB tingkat universitas dan fakultas sudah berhasil ia lewati minggu lalu. Hari ini adalah jadwal terakhir ospek jurusan yang merupakan pengenalan mahasiswa baru di tingkat jurusan yang dilaksanakan oleh HIMA dibantu panitia ospek.

Apa yang selama ini Jiro rasakan? Tentu bahagia. Apalagi, Jiro sudah dapat kosan yang nyaman—bersama dengan sepupunya yang beda fakultas dan beda jurusan dengannya, jadi ia tak perlu lagi mencari kosan yang nyaman.

"Kemarin ospek univ salah outfit, harusnya pakai hijau malah pakai warna orange buat ospek fakultas. Udahlah, jadi perhatian semua orang sampai maghrib," celetuk Rendy yang melihat Jiro yang baru pulang ke kos.

Jiro menyengir, padahal tidak ada yang salah dengan kostumnya hari ini. Bagaimanapun, kemarin Ian jelas juga memperhatikan Jiro karena Ian adalah salah satu panitia ospek tahun ini.

"Namanya juga miskom, Bang."

Memilih tidak mempedulikan Ian, Jiro lantas mendudukan dirinya di ruang depan kos yang ukurannya tidak seberapa itu. Ia meletakkan tasnya dan mengambil ponsel di dalamnya.

"Sepeda siapa tuh lo bawa ke sini?" tanya Ian.

Dari balik tirai, Ian melihat ada sepeda yang tak asing baginya.

"Paling juga sepeda kampus. GG juga ini anak baru udah berani minjem sepeda kampus," kata Rendy.

"Namanya fasilitas kampus kan harus dimanfaatin, Bang. Gue kan bayar UKT. Inget, fasilitas kampus itu hak mahasiswa."

Ian bertepuk tangan kecil. "Widih, keren juga jawabanmu itu, Dik. Kakak bangga sudah berhasil mendidikmu."

Bisa dibilang Jiro ini memang didikan Ian. Sebelum masuk masa ospek, Jiro sudah booking kos lebih dulu dan menetap dua bulan sebelumnya. Entah apa motivasi Jiro begini. Kebetulan, saat itu yang ada di kos dan tidak pulang ke kampung hanya Ian.

"Lo ajarin dia apaan sih, Ian? Dari pertama masuk salah mulu," gerutu Rendy. "Dulu waktu ospek univ juga malem-malem mau kerja kelompok ospek dia juga salah."

Jiro masih ingat dengan apa yang ia lakukan minggu lalu. Kali ini, ia mencoba memberi penjelasan.

"Gue beneran nggak tau, Bang. Kan di grup ospek univ suruh kumpul di deket FIB. Namanya malam kan remang-remang, Bang. Ada orang kumpul di sana ya gue samperin, ya udah gue join aja. Gue kira kelompok ospek gue, ternyata malah kakak-kakak BEM FIB. Udah malu ya udah gue gabung aja sampai akhir walau nggak paham mereka bahas apaan."

Rendy menggeleng, tak habis pikir dengan tingkah Jiro. "Bikin salah mulu. Hari ini apa lagi?" sindirnya.

"Semenjak belajar dari kesalahan, sekarang gue malah pinter bikin kesalahan, Bang."

Kembali merogoh tasnya, ia ingin memastikan apa yang ada di dalamnya karena sewaktu mengambil ponsel di tas tadi, ia seperti menyentuh benda plastik.

Benar saja, ternyata itu bekal Jiro yang entah sejak zaman kapan ada di tasnya. Jiro tak ingat, yang jelas terakhir Jiro memakai tas ini adalah saat ia masih kelas 12 dan ia hanya menggantungnya di kamar tanpa pernah mencucinya.

Buru-buru, ia mengeluarkan wadah tersebut dan membukanya di depan Rendy dan Ian.

Buru-buru, ia mengeluarkan wadah tersebut dan membukanya di depan Rendy dan Ian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kosan Nomor 7 | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang