O2. Opal dan Kosan Baru

4.9K 660 74
                                    

Halooo, masuk notif nggak ya??
Jangan lupa vote dan komen, guys!


Setelah mengonfirmasi ketersediaan kamar dengan pemilik kos dan survei kondisinya, akhirnya kini tiba hari di mana Aufal pindah ke kosan nomor 7 tersebut. Keputusan Aufal untuk pindah kos mengikuti Bintang ternyata ada manfaatnya, di sini ia bisa bertemu dengan banyak mahasiswa yang tak kalah baiknya dengan Bintang dan Marvin. Tentu, mereka semua menyambut hangat kedatangan penghuni baru ini.

Dari ketujuh kamar, tiga orang penghuninya pagi ini ada di kos. Mereka adalah Marvin, Rendy, dan Celo. Kesan pertama yang Aufal dapatkan dari mereka adalah cepat kaki ringan tangan.

Melihat jendela dan gorden yang masih tertutup, Celo lantas berinisiatif untuk membukanya.

"Ini gue buka aja ya, Bang? Biar udaranya ganti," jelasnya sembari membuka jendela.

Tak butuh waktu lama untuk Aufal menata barang-barangnya yang tak seberapa itu yang hanya setrika, kipas angin, meja lipat, box berisi buku kuliah, dan barang kecil lainnya.

"Makasih ya, temen-temen. Udah bantuin gue buat pindahin barang-barang ke kamar."

Rendy mengangguk dan mewakili sebagai jawaban. "Sama-sama. Lo kalau sama kita nggak usah sungkan, Pal. Kita semua deket di sini, kalau butuh apa-apa jangan ragu buat manggi kita."

"Siap, Ren. Ntar gue kalau butuh apa-apa biar bilang aja."

Seucap salam terdengar dari pintu depan. Dari kamar Aufal yang terletak di paling depan, suara itu sangat jelas masuk di telinga.

"Kok pulang, Ian?" tanya Marvin.

Selepas melepas helm dan meletakkannya di rak sepatu, Ian megendikan bahu, lalu membenarkan posisi totebag kesayangannya yang hampir merosot dari bahu.

"Lah? Lo ngekos di sini, Ian?"

Belum melihat siapa yang bersuara, tapi ia benar-benar tidak asing dengan suara ini. Pemuda itu lantas menoleh.

"ANJIR?! OPAL LO NGAPAIN DI KOS GUE?!"

Pekikan Ian barusan membuat Marvin, Rendy, dan Celo meringis saking nyaringnya.

Ian melangkahkan kaki, lalu menghampiri Aufal yang sekarang masih duduk lesehan di dalam kamar. Ia merangkul bahu Aufal, lalu memperkenalkannya pada Marvin, Celo, dan Rendy.

"Ini Opal. Temen ngeproker gue pas masih jadi budak proker dulu," ucapnya.

Marvin yang juga teman satu tongkrongan Aufal karena sering bertemu dengan Bintang mengeryitkan dahi. "Lo kenal Opal juga, Ian?" tanyanya.

Agar semua jelas, Aufal kini mengambil giliran untuk menjelaskan.

"Jadi, Bang. Gue sama Ian itu kenal pas di BEM setahun lalu, kita dulu di departemen yang sama, jadi staff. Nah, dari sana kita kan sering barengan, cuma ya seringnya nongkrong berdua," jelas Aufal. "Gue malah nggak tau kalau lo satu kos sama Bang Marvin, Ian. Secara lo nggak pernah bikin story soal temen-temen lo yang lain."

"Yaiyalah, orang SW-nya isinya motor doang," sindir Rendy. "Gue nggak ngerti masalah dia apaan tapi kenapa dulu sampe bikin banyak SW isinya minta maaf gara-gara gabisa jagain itu motor. Bilang motornya sakit sampai minta maaf di SW, emang motor lo main whatsapp?"

"Jujur, Ren. Kontak dia aja di WA gue bisuin, soalnya males ngeliat SW motor jedag-jedug." Aufal ikut menambahkan kekesalannya pada Ian.

"Kek anak motor baru kemarin sore lo, Bang," sahut Celo.

Kosan Nomor 7 | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang